Undana Kupang

Kemendikbud Sosialisasi Penelitian dan Pengabdian di Undana Kupang

Kegiatan menghadirkan M Faiz Syuaib selaku Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Ristek Kemendikbud Ristek RI.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Sosialisasi panduan penelitian dan pengabdian masyarakat yang digelar Kemendikbud Ristek di Undana Kupang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG-  Kemendikbud Ristek RI melakukan sosialisasi panduan penelitian dan pengabdian masyarakat di Universitas Nusa Cendana atau Undana Kupang

Sosialisasi berlangsung di aula Pascasarjana Undana Kupang, Kamis (21/3/2024). 

Kegiatan menghadirkan M Faiz Syuaib selaku Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Ristek Kemendikbud Ristek RI.

Ia memaparkan materi pengantarnya berjudul Sinergi dan Kolaborasi Menuju Indonesia Unggul

Faiz Syuaib mengatakan, keunggulan harus dimulai dari individu. Ia menyebut tujuan dan maksud. 

Dia menyebut Indonesia punya keistimewaan seperti punya tiga zona waktu dan berada di lintang khatulistiwa maupun beriklim tropis. Baginya kehidupan di Indonesia lebih mudah. 

"Kita punya potensi yang luar biasa menjadi unggul," kata dia. 

Menurut dia, melihat sebuah negara maju lebih kepada bagaimana menghasilkan sesuatu yang produktif atau kompetitif dan berdampak banyak. Maka kesiapan sumber daya manusia dan inovasi menjadi penting. 

Perguruan tinggi mesti hadir dalam bagian ini. Menurut dia, perguruan tinggi mendidik orang hingga ke kualifikasi tertinggi. Sehingga, kampus harus bisa menghasilkan solusi sebagai bentuk tranformasi. 

"Tetapi harus memberikan relevansi dan dampak ke lingkungan," ucapnya. 

Dia meminta perguruan tinggi harus didorong untuk menghasilkan sumberdaya yang berkualitas dan bermanfaat. Konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi mesti diejawantahkan. 

Salah satu bentuknya adalah pengabdian ke masyarakat. Hasil riset itu bisa berimplikasi ke masyarakat. Sekalipun itu kecil, kata dia, paling tidak kebutuhan masyarakat bisa dijawab lewat riset yang dilakukan dari Perguruan Tinggi. 

Hal ini juga harus sejalan dengan program belajar yang tidak lagi monoton di dalam kampus. Mahasiswa mulai dikenalkan ke masyarakat agar lebih akrab dan mudah mendapat persoalan hingga menyelesaikan. 

Faiz Syuaib mengatakan, riset perguruan tinggi memang sangat memberi dampak. Sebab punya kekhasan jika riset dari kampus. Aspek pengetahuan dan pengayaan menjadi titik beda. 

Namun, riset itu pun dilakukan secara berjenjang. Memahami masalah hingga menemukan solusi menjadi rangkaian dari sebuah riset. Pola itu dilakukan agar melihat lebih detail sebuah persoalan. 

"Kunci dari riset adalah bukti, bukan katanya," kata dia. 

Dia berharap agar para dosen bisa melakukan riset, meskipun itu kecil. Ia tidak ingin dosen mengajar tanpa sebuah riset. 

Faiz Syuaib mengatakan, dengan riset yang dihasilkan, maka dengan sendirinya tersampaikan ke publik jika itu dianggap sesuatu yang berbeda atau dibutuhkan. Orang cenderung tidak menganggap bila itu biasa dan sudah ditemukan sebelumnya. 

Baca juga: FKKH Undana Kupang Gandeng Indonesia-Australia Red Meat Beri Pelatihan Bagi Tenaga Kesehatan Hewan

Sehingga, perlu ada riset yang dipahami masalahnya dan memberi manfaat ke banyak orang. Riset akan bermuara lebih luas dalam cakupan teknologi. Sebab, teknologi memiliki riset yang lebih panjang. 

Ia menyebut perkembangan teknologi kini lebih berkembang. Dia mengingatkan agar riset hingga teknologi yang dihasilkan perlu diyakinkan bisa berdampak ke masyarakat. 

Tahapan pengabdian masyarakat merupakan titik akhir dari riset hingga menghasilkan teknologi. Sumberdaya kampus menerapkan hasil penelitian ke masyarakat sebagai jalan keluar. 

"Kampus bawa oleh-oleh sebagai kelebihan kampus, itu apa, yaitu riset. Sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat," sebut dia. 

Ia menegaskan, kampus harus berdiri sebagai solusi bagi ragam persoalan di tengah masyarakat. Sisi lain, pengabdian masyarakat memang menggandeng kampus paling dekat dengan wilayah sasaran. Kecuali, kampus itu membutuhkan bantuan atau kerja sama. 

Selain itu, fokus dalam riset hingga ke pengabdian masyarakat bisa dilakukan secara fokus. Adapun publikasi ilmiah dilakukan bukan merupakan inti Riset tetapi lebih kepada respon masyarakat atau dampak yang dirasakan oleh masyarakat saat pengabdian itu dilakukan. 

Dia menyebut pengabdian masyarakat bisa dilakukan pada kelompok kecil di masyarakat. Pengabdian dianggap bermanfaat bila masyarakat mengadopsi kembali riset yang dibawa lewat pengabdian masyarakat itu. 

Berdasarkan jurnal Shinta, baru ratusan ribu dosen yang terpublikasi dengan 11 ribu dalam satu tahun dengan asumsi satu riset dikerjakan dua dosen. Padahal targetnya harus diatas 20 ribu dosen yang menggelar riset. 

Sementara dari 4 ribuan kampus, hanya 800 perguruan tinggi yang melakukan riset dalam satu tahun atau sekitar 20 persen. Kesempatan dan partisipasi dari para dosen maupun mahasiswa dalam riset harus digalakkan. 

"Yang pasti kesempatan harus dibuka setiap dosen. Kalau ada kesempatan maka membuka partisipasi," sebutnya. 

Dia yakin dengan kemauan dan kesempatan yang selalu ada maka muncul kualitas. Dari situ, orang akan mulai berkompetisi hingga berprestasi. 

Muaranya adalah ada dititik reputasi. Sehingga kampus perlu melakukan pola ini dalam menjaga dan memberikan lebih besar lagi bagi reputasi kampus itu sendiri. 

Dia mengatakan, kampus harus punya ciri khas atau bidang riset yang dianggap sebagai sesuatu yang menjadi pembeda dengan kampus lainnya. Ia tidak mau ada persaingan kampus yang bukan pada basis riset.

Anda bisa memperoleh informasi lain mengenai Undana di Instagram: @undanaofficial dan @kerma_undana; YouTube: @Official Universitas Nusa Cendana dan Facebook: @universitas nusa cendana. (fan)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved