Undana Kupang

Kemendikbud Sosialisasi Penelitian dan Pengabdian di Undana Kupang

Kegiatan menghadirkan M Faiz Syuaib selaku Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dirjen Ristek Kemendikbud Ristek RI.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Sosialisasi panduan penelitian dan pengabdian masyarakat yang digelar Kemendikbud Ristek di Undana Kupang 

Namun, riset itu pun dilakukan secara berjenjang. Memahami masalah hingga menemukan solusi menjadi rangkaian dari sebuah riset. Pola itu dilakukan agar melihat lebih detail sebuah persoalan. 

"Kunci dari riset adalah bukti, bukan katanya," kata dia. 

Dia berharap agar para dosen bisa melakukan riset, meskipun itu kecil. Ia tidak ingin dosen mengajar tanpa sebuah riset. 

Faiz Syuaib mengatakan, dengan riset yang dihasilkan, maka dengan sendirinya tersampaikan ke publik jika itu dianggap sesuatu yang berbeda atau dibutuhkan. Orang cenderung tidak menganggap bila itu biasa dan sudah ditemukan sebelumnya. 

Baca juga: FKKH Undana Kupang Gandeng Indonesia-Australia Red Meat Beri Pelatihan Bagi Tenaga Kesehatan Hewan

Sehingga, perlu ada riset yang dipahami masalahnya dan memberi manfaat ke banyak orang. Riset akan bermuara lebih luas dalam cakupan teknologi. Sebab, teknologi memiliki riset yang lebih panjang. 

Ia menyebut perkembangan teknologi kini lebih berkembang. Dia mengingatkan agar riset hingga teknologi yang dihasilkan perlu diyakinkan bisa berdampak ke masyarakat. 

Tahapan pengabdian masyarakat merupakan titik akhir dari riset hingga menghasilkan teknologi. Sumberdaya kampus menerapkan hasil penelitian ke masyarakat sebagai jalan keluar. 

"Kampus bawa oleh-oleh sebagai kelebihan kampus, itu apa, yaitu riset. Sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat," sebut dia. 

Ia menegaskan, kampus harus berdiri sebagai solusi bagi ragam persoalan di tengah masyarakat. Sisi lain, pengabdian masyarakat memang menggandeng kampus paling dekat dengan wilayah sasaran. Kecuali, kampus itu membutuhkan bantuan atau kerja sama. 

Selain itu, fokus dalam riset hingga ke pengabdian masyarakat bisa dilakukan secara fokus. Adapun publikasi ilmiah dilakukan bukan merupakan inti Riset tetapi lebih kepada respon masyarakat atau dampak yang dirasakan oleh masyarakat saat pengabdian itu dilakukan. 

Dia menyebut pengabdian masyarakat bisa dilakukan pada kelompok kecil di masyarakat. Pengabdian dianggap bermanfaat bila masyarakat mengadopsi kembali riset yang dibawa lewat pengabdian masyarakat itu. 

Berdasarkan jurnal Shinta, baru ratusan ribu dosen yang terpublikasi dengan 11 ribu dalam satu tahun dengan asumsi satu riset dikerjakan dua dosen. Padahal targetnya harus diatas 20 ribu dosen yang menggelar riset. 

Sementara dari 4 ribuan kampus, hanya 800 perguruan tinggi yang melakukan riset dalam satu tahun atau sekitar 20 persen. Kesempatan dan partisipasi dari para dosen maupun mahasiswa dalam riset harus digalakkan. 

"Yang pasti kesempatan harus dibuka setiap dosen. Kalau ada kesempatan maka membuka partisipasi," sebutnya. 

Dia yakin dengan kemauan dan kesempatan yang selalu ada maka muncul kualitas. Dari situ, orang akan mulai berkompetisi hingga berprestasi. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved