Pengungsi Rohingya
Kapal Pengungsi Rohingya Tenggelam di Aceh Barat, 69 Orang Diselamatkan Tim Gabungan Indonesia
Pemerintah menampung pengungsi Rohingya atas dasar kemanusiaan. Jumlah pengungsi Rohingya di Aceh sebanyak 1.818 orang.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Sebanyak 69 pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar berhasil diselamatkan saat kapal yang membawa mereka tenggelam di perairan Kabupaten Aceh Barat, Aceh. Pemerintah sedang menyiapkan penampungan sementara untuk para pengungsi.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto saat dihubungi di Jakarta, Kamis (21/3/2024), mengungkapkan, Pemerintah Daerah Aceh Barat, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), TNI, dan Polri menyelamatkan 69 pengungsi Rohingya.
”Sekarang sedang disiapkan penampungan sementara, dan Asisten 1 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat ditunjuk sebagai leading sector untuk menangani pengungsi tersebut,” kata Hadi.
Baca juga: Organisasi Gereja Katolik Indonesia Kecam Kampanye anti-Rohingya
Diberitakan bahwa sebuah kapal yang membawa puluhan pengungsi etnis Rohingya tenggelam di perairan Aceh Barat pada Rabu (20/3/2024). Nelayan sempat melihat dan merekam kerumunan orang bertahan pada kapal yang telah terbalik itu.
Nelayan Aceh Barat berusaha menolong dengan mengevakuasi pengungsi itu ke kapal. Namun, karena kapasitas kapal nelayan kecil, hanya beberapa orang yang bisa diangkut (Kompas.id,21/3/2024).
Terkait dengan kebijakan pemerintah terhadap pengungsi Rohingya, Hadi menjelaskan, Indonesia tidak meratifikasi konvensi tahun 1951 dan protokol tahun 1967 tentang pengungsi sehingga tidak mempunyai tanggung jawab untuk menerima dan menampung pengungsi.
Akan tetapi, karena rasa kemanusiaan, Pemerintah Indonesia menampung sementara para pengungsi sebelum ditempatkan di negara ketiga atau dengan sukarela kembali ke negaranya.
Karena tidak meratifikasi konvensi 1951 dan protokol 1967, kata Hadi, semua kebutuhan dasar pengungsi diurus oleh Komisi Tinggi Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Meskipun demikian, Hadi menegaskan, Pemerintah Indonesia tidak lepas tangan begitu saja. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri, pengungsi diurus juga oleh pemerintah daerah setempat ataupun kementerian terkait. Pengungsi diberi tempat penampungan, obat-obatan, dan lain-lain.
Adapun jumlah pengungsi Rohingya yang ada di Aceh saat ini 1.818 orang. Mereka datang dalam 13 gelombang.
Mengutamakan masyarakat lokal
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah akan terus mengutamakan kepentingan masyarakat setempat dalam menangani pengungsi Rohingya.
”Bantuan kemanusiaan sementara kepada pengungsi akan diberikan, dengan tetap mengutamakan kepentingan masyarakat lokal,” kata Presiden, saat menanggapi terjadinya peningkatan arus pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia, Jumat (8/12/2023).
Menurut Presiden Jokowi, fenomena bertambahnya arus pengungsi Rohingya ke Indonesia diduga kuat karena adanya keterlibatan jaringan tindak pidana perdagangan orang. Karena itu, pemerintah akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan sejumlah pihak, seperti organisasi internasional, untuk menangani masalah tersebut.
Puluhan dinyatakan hilang
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 75 pengungsi etnis Rohingya berhasil diselamatkan oleh tim Basarnas Banda Aceh dan kini dievakuasi ke tempat sementara di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Kamis (21/3/2024). Namun, masih ada puluhan orang yang dilaporkan hilang di laut lepas.
Kepala Badan SAR Nasional Banda Aceh Al Hussain mengatakan, timnya berhasil menyelamatkan 69 pengungsi Rohingya yang mengalami kecelakaan di perairan Aceh Barat. Mereka ditemukan pada jarak 12 mil (sekitar 22 kilometer) dari pantai.
Para pengungsi itu diselamatkan dengan cara dievakuasi ke kapal milik Basarnas. Sedangkan enam orang diselamatkan oleh nelayan pada Rabu (20/3/2024).
Warga etnis Rohingya itu terombang-ambing di perairan Aceh setelah sebuah kapal kayu yang membawa mereka tenggelam, Rabu (20/3/2024). Setelah kapal terbalik, mereka bertahan dengan duduk di atas jaring dan pelampung yang diikat ke kapal.
Tim Basarnas yang bergerak dari Kota Banda Aceh pada Rabu malam baru menemukan mereka pada Kamis sekitar pukul 10.00. Tim Basarnas menjemput pengungsi menggunakan kapal kecil, baru dipindahkan ke kapal besar. Butuh waktu dua jam untuk memindahkan semua pengungsi.
Di bawah pengawasan aparat kepolisian, pengungsi Rohingya dibawa ke lokasi penampungan sementara di Kabupaten Aceh Barat, Aceh.
”Basarnas Aceh di Pelabuhan Jetty Meulaboh, Aceh Barat, pada siang hari. Selanjutnya, Pengungsi Rohingya diserahkan kepada pihak Imigrasi dan Pemda Aceh Barat guna penanganan lebih lanjut,” ujar Al Hussain.
Anggota staf Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Indonesia, Faisal Rahman, yang ditemui di Aceh Barat mengatakan, dari informasi yang dia dapatkan dari pengungsi yang selamat, jumlah pengungsi di dalam kapal itu sebanyak 142 orang. Namun, yang berhasil diselamatkan 75 orang.
”Sisanya masih hilang, saya tidak berani memastikan mereka yang hilang sudah menjadi korban (meninggal) atau tidak. Yang jelas mereka masih hilang,” kata Faisal.
Akan tetapi, dalam jalur penyelamatan yang dilalui oleh kapal Basarnas tidak ditemukan korban meninggal. Tim Basarnas juga telah menghentikan proses penyelamatan.
Ditanggung UNHCR
Faisal mengatakan, kondisi korban yang selamat dalam keadaan lemah. Kini, mereka ditampung sementara di sebuah gedung bekas kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh Barat. Gedung itu sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Meski terlihat berantakan dan kotor, lokasi itu dianggap paling layak untuk dipakai.
”Soal tempat, Pemkab Aceh Barat yang menentukan. Kami akan memfasilitasi kebutuhan dasar bagi pengungsi,” kata Faisal.
Faisal menambahkan, semua kebutuhan dasar pengungsi, seperti makanan, obat-obatan, hingga sanitasi, akan menjadi tanggung jawab UNHCR dan lembaga lain. Faisal mengatakan, keberadaan pengungsi Rohingya tidak akan membebani keuangan daerah.
”Pemkab membantu dan menyumbang pada masa awal kehadiran, selanjutnya menjadi tanggung jawab kami. Tidak ada alokasi khusus anggaran daerah untuk penanganan pengungsi,” kata Faisal.
Faisal mengatakan, saat ini sekitar 1.300 pengungsi Rohingya berada di Aceh. Mereka ditampung di beberapa kabupaten di Aceh. Namun, UNCHR tidak bisa memberikan gambaran kapan mereka akan dipindahkan ke negara ketiga.
Asisten I Pemkab Aceh Barat Teuku Samsul Alam mengatakan, karena alasan kemanusiaan, pemerintah menerima kehadiran pengungsi Rohingya. Pihaknya tidak merasa terbebani dengan kehadiran pengungsi itu.
Meski ada suara-suara yang menolak kehadiran Rohingya, Samsul mengatakan, sebagai sesama manusia dan umat Islam, pengungsi itu akan ditampung untuk sementara waktu.
(kompas.id)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.