Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Kamis 21 Maret 2024, Penderitaan Yesus Sebagai Teladan
Hal yang menakjubkan kita adalah bahwa kejahatan dan penderitaan merupakan cara yang Yesus pakai untuk mendapatkan kemenangan.
Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku” (Yoh. 10:17-18).
Dengan demikian, pertanyaan siapakah sebenarnya yang membunuh Yesus, bukanlah hal utama.
Yesus yang memilih untuk mati. Bapa-Nya menetapkan demikian bagi-Nya dan Dia menaati-Nya. Allah sendiri adalah aktor utama dalam kematian Anak-Nya, sehingga pertanyaan utama bukanlah “siapa sebenarnya yang membunuh Yesus?”, melainkan “apa yang diberikan kematian Yesus kepada umat manusia, termasuk di dalamnya orang Yahudi, Kristen, Muslim, Hindu, Budha dan atheis, serta semua orang dimana saja?”
Pertanyaan utama bukanlah “mengapa” Kristus menderita dan mati? Bukan menanyakan apa penyebabnya, melainkan tujuannya.
Hal terpenting yang bisa kita katakan mengenai penderitaan Yesus dan kejahatan manusia adalah bahwa melalui Yesus Kristus, Allah bekerja di dalam penderitaan dan kejahatan dan mengubahnya menjadi kebaikan.
Hal yang menakjubkan kita adalah bahwa kejahatan dan penderitaan merupakan cara yang Yesus pakai untuk mendapatkan kemenangan.
Setiap hinaan dan kekerasan terhadap Yesus merupakan tindakan yang berdosa dan jahat. Tetapi Allah bekerja di dalamnya. Alkitab berkata, “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya” (Kisah 2:23).
Cambukan di punggung-Nya, mahkota duri di kepala-Nya, ludah di wajah-Nya, paku di tangan-Nya, tikaman tombak di lambung-Nya, penghinaan para penguasa dunia, pengkhianatan para sahabat-Nya, semuanya merupakan dosa, tetapi sekaligus dalam rencanaNya Allah memakai cara-cara itu untuk menghancurkan kuasa dosa.
Sulit dipahami dengan akal, tetapi inilah kebenarannya. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada membenci dan membunuh Anak Allah.
Tetapi juga, tidak ada penderitaan dan kebenaran yang lebih besar daripada penderitaan dan kebenaran Kristus.
Yesus mengalami penderitaan dan kejahatan untuk menghancurkan penderitaan dan kejahatan. “Oleh bilurbilurnya kita menjadi sembuh” (Yesaya 53:5).
Baca juga: Renungan Harian Kristen Selasa 19 Maret 2024, Tak Pernah Sendiri
PENUTUP Penderitaan Yesus sesungguhnya dimaksudkan oleh Allah Bapa untuk menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada dosa dan kejahatan yang terlalu besar dan mampu menghalangi Allah di dalam Kristus untuk mendatangkan kebenaran dan sukacita kekal.
Penderitaan yang dilakukan manusia, oleh Kristus dapat diubah menjadi harapan bagi keselamatan seluruh dunia. Dan karena itu, di atas kayu salib Yesus berdoa kepada BapaNya, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34).
Kiranya jalan penderitaan Yesus menopang kita dalam menjalani penderitaan kita, menurut kehendakNya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.