Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 17 Maret 2024: Jika Mati, Ia Akan Menghasilkan Buah

Pesan untuk kita, pertama: semua kita telah menjadi pengikut Tuhan karena telah dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik untuk Hari Minggu 17 Maret 2024 

Oleh : Bruder Pio Hayon, SVD *)

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Jika Mati, Ia Akan Menghasilkan Buah.

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Sabtu Biasa Prapaskah V merujuk pada Bacaan I:Yer. 31: 31-34, Bacaan II: Ibr. 5: 7-9, Injil : Yoh. 12: 20-33

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Banyak nilai kehidupan itu lahir dari hal-hal natural yang kita lihat di sekitar kita. Salah satu yang paling sederhana adalah tentang hidup itu sendiri.

Hal itu kita pelajari dari tumbuh-tumbuhan. Setiap tumbuhan itu ada benihnya. Dan benih itu salah satu cara tumbuhan itu mempertahankan eksistensisnya.

Ketika tumbuhan itu menghasilkan benih atau bijinya, maka benih atau biji itu harus terbenam di tanah, mati lalu menghasilkan kehidupan baru, terus berbunga, berbuah, berbiji dan seterusnya menghasilkan banyak generasi baru.

Begitulah juga dengan kehidupan iman kita. Benih itu dilambangkan dengan Yesus yang mati dan bangkit lagi untuk menghasilkan begitu banyak buah-buah iman baru dan itu semakin berkembang terus karena masing-masing buah itu akhirnya menghasilkan banyak kehidupan baru lagi.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari minggu ini, kita merayakan hari minggu pekan prapaskah kelima di masa tobat kita. Dalam pekan ini menjadi pekan terakhir sebelum kita memasuki pekan suci.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Januari 2024, Cara Kita Memaknai Sesama

Bacaan-bacaan yang kita renungkan dan refleksikan hari ini mengantar kita kepada satu permenungan tentang Allah yang berbelas kasih kepada manusia sampai harus mengutus anakNya untuk menjadi korban persembahan atas pemulihan dosa-dosa manusia.

Dalam bacaan pertama kita mendengar kisah dari Nabi Yeremia yang mewakili Allah menyampaikan firman Allah kepada umatNya Israel bahwa akan datang waktunya Allah mengikat perjanjian baru dengan umatNya Israel:

“Sungguh, akan datang waktunya Aku akan mengikat perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuikat dengan nenek moyang mereka.  Tetapi beginilah perjanjian yang Kuikat dengan kaum Israel sesudah waktu itu: ‘Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka. Maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatKu.”

Waktu yang akan datang itu telah tiba dan mendapat pemenuhannya dalam diri Yesus sang Kristus juru selamat itu. Kalau dulu dalam perjanjian lama itu, hukum itu diukir di atas dua loh batu tetapi sekarang hukum Tuhan itu dituliskan di dalam hati umatNya lewat darah Anak Domba yang dikorbankan untuk keselamatan semua orang.

Seperti dalam injil Yesus berkata: “Telah tiba saatnya Putera Manusia dimuliakan. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja. Tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”

Yesus telah memberikan satu analogi yang sangat bernilai tentang hidupNya. Dan ini adalah saatnya di mana perjanjian Allah dan Manusia itu mendapat pemenuhannya dalam diri Yesus Kristus yang dengan darahNya, Ia menuliskan hukum cinta kasih sebagai hukum terbesar di dalam hati umat manusia agar semua orang semakin percaya kepada Allah dan Putera Manusia dipermuliakan.

Ungkapan:  "Jikalau biji gandum tdk jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah". Ini hukum alam yg dipakai Yesus sebagai ibarat untuk menjelaskan jalan keselamatan yang dirintis-Nya: Yesus, Putera Tunggal Allah, mengurbankan nyawa agar melahirkan kita sebagai anak-anak Allah.

Hal ini ditegaskan kembali dalam Bacaan Kedua dari Surat Ibrani: "Kristus menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya" (Ibr 5: 9).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Maret 2024: Siap Menderita untuk Kebaikan Orang Lain

Maka sebenarnya dalam diri kita, hukum itu sudah tertulis dengan nyata dalam darah Anak Domba Paskah itu. Namun kita, sebagai manusia lemah tidak menyadari akan kasih Allah itu bagi kita. Kita lebih cenderung mengurus hidup kita sendiri dengan segala urusan duniawi dan melupakanNya.

Maka marilah kita belajar juga dari hukum alam kehidupan itu “seperti biji gandum itu mati dan hidup dan berbuah banyak” maka kita pun harus mati dalam dosa kita agar kita mampu menghasilkan hidup buah-buah kehidupan yang baru.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: semua kita telah menjadi pengikut Tuhan karena telah dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Roh kudus itulah telah memeteraikan kita dalam darah Anak Domba.

Kedua, maka seharusnya kita sudah mati dalam dosa untuk bertumbuh menghasilkan banyak buah.

Ketiga, hidup dalam Roh  dan Kebenaran itulah perjanjian yang Allah tuliskan di dalam hati kita.(*)

*) Bruder Pio Hayon, SVD adalah Dosen STPM Santa Ursula Ende, Konselor dan Koordinator Bruder Subzonal Indo-Leste

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved