Pilpres 2024

Ray Rangkuti Yakin, PKS dan PDIP Tak Mudah Bergabung di Koalisi Prabowo-Gibran

Meski saat ini ada upaya merangkul partai-partai politik untuk bergabung di Koalisi Indonesia Maju jilid III yang bakan dipimpin Prabowo – Gibran.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
KOLASE/POS-KUPANG.COM
RASANYA SULIT – Ray Rangkuti memprediksi, dua partai politik yang berkemungkinan sulit diajak untuk berkoalisi dengan Prabowo-Gibran, adalah Partai Keadilan Sejahtera dan PDIP. 

POS-KUPANG.COM – Meski saat ini ada upaya merangkul partai-partai politik untuk bergabung di Koalisi Indonesia Maju yang bakan dipimpin Prabowo SubiantoGibran Rakabuming Raka, namun hal itu agak sulit untuk Partai Keadilan Sejahtera dan PDI Perjuangan.

“Kalau saya lihat, saya juga punya keyakinan bahwa PKS dan PDIP itu tidak mudah diajak masuk ke dalam koalisi itu. Kalau NasDem dan PKB, ya masih ada kemungkinan untuk bergabung."

Hal tersebut disampaikan Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti Ketika dihubungi awak media, Jumat 15 Maret 2024.

Dikatakannya, PKS dan PDIP itu tak akan mudah diajak bergabung ke koalisi besar Prabowo-Gibran. Dua partai politik ini berkemungkinan lebih memilih untuk tetap berada di luar pemerintahan.

"Sementara PPP, kalau diminta untuk bergabung kemungkinan mereka akan bergabung. Sementara Partai Demokrat berkenan untuk berbagi. Artinya paling hebat Demokrat dapat satu jatah Menteri,” ujarnya.

Akan tetapi, katanya, kalau tidak ada parpol tambahan yang bergabung dalam koalisi tersebut, maka ada kemungkinan kalau Partai Demokrat mendapat dua kursi menteri," kata Ray memprediksi.

"Tapi itu baru dalam pandangan Demokrat belum dari pandangan parpol lainnya.  Sebetulnya masalah bukan dari luar tapi di dalam apakah partai-partai di dalam siap berbagi. Mengingat dirasa kemenangan (Prabowo-Gibran) mutlak," tegasnya.

Sebelumnya, Paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka disebut berencana memperbesar koalisi.

Hal itu diungkap Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron.

Menurutnya, langkah politik untuk mengajak partai politik (parpol) di luar koalisi untuk bergabung lumrah dilakukan pada saat ini.

“Saya kira upaya untuk memperkuat koalisi pasti ada, karena bagaimana pun pemerintah yang kuat didukung partai-partai yang besar, oleh kursi yang cukup di parlemen,” ujar Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024.

Namun, Herman mengaku tak memahami apakah langkah untuk menggandeng berbagai parpol itu dilakukan untuk menggagalkan dorongan penggunaan hak angket DPR RI guna menyelidiki dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Tapi, ia menyebutkan bahwa usaha membentuk koalisi besar memang benar adanya.

Pasalnya, untuk menjalankan roda pemerintahan yang optimal dibutuhkan bantuan dari kekuatan berbagai parpol besar di parlemen.

“Supaya berbagai program itu bisa dijalankan dengan baik. Karena bagaimanapun hampir seluruh segmen berbangsa dan bernegara apalagi program pemerintah itu kan sangat bergantung keputusan-keputusan di DPR,” papar dia.

Jokowi Jadi Pemimpin Koalisi

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie memuji sosok presiden Joko Widodo dalam memimpin bangsa.

Jokowi dianggap sebagai sosok yang bisa mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Maka dari itu, PSI menginginkan posisi Jokowo berada di atas semua partai politik.

Grace mengungkapkan, ada usul dari Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovannie agar Jokowi dapat memimpin koalisi partai politik yang punya kesamaan visi menuju Indonesia emas.

"Saya pikir ide bagus juga, Pak Jokowi mungkin bisa jadi ketua dari koalisi partai-partai, semacam barisan nasional, partai-partai mau melanjutkan atau punya visi yang sama menuju Indonesia emas," kata Grace dalam program Gaspol! Kompas.com, Minggu 10 Maret 2024.

Grace berpandangan, Jokowi dapat menjadi sosok yang mempersatukan atau menjembatani kepentingan partai-partai politik.

Ia menilai, tidak mudah mencari seseorang yang bisa menjembatani semua partai politik dan perkataannya dapat mempersatukan partai-partai tersebut.

"Enggak banyak sih saya pikir yang dengan orang rela ya untuk menerima dan hari ini saya pikir Pak Jokowi satu-satunya orang," kata Grace.

Namun demikian, Grace mengaku belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait usulan tersebut, termasuk peran apa yang akan diberikan kepada Jokowi kelak.

"Itu kan masih usulan ya, detailnya kita belum tahu juga, kan perlu dibicarakan juga, ini kan banyak partai, banyak kepentingan, banyak kepala, jadi akan seperti apa dinamikanya belum tahu," ujar dia.

Baca juga: Anies Baswedan Senang, Pemerintah Restui Keputusannya Mencutikan ASN Pria Bila Istri Bersalin

Seperti diketahui, PSI adalah salah satu anggota Koalisi Indonesia Maju yang mendukung calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Selain PSI, koalisi tersebut juga beranggotakan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang, Partai Garuda, Partai Gelora, dan Partai Prima.

Meski tidak punya jabatan di koalisi tersebut, Jokowi memberikan sinyal kuat bahwa ia berpihak pada Koalisi Indonesia Maju pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved