Bencana Banjir

Banjir dan Longsor Sumatera Barat, Suharyanto Minta Pemda Prioritaskan Kebutuhan Dasar Korban

Penanganan bencana banjir dan longsor di Sumbar diharapkan tidak berlarut-larut dan menyusahkan masyarakat.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/YOLA SASTRA
Kepala BNPB Suharyanto memantau kondisi rumah warga yang hanyut ke sungai akibat banjir di Nagari Barung-Barung Balantai, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Senin (11/3/2024). 

Selain itu, 51 rumah ibadah terdampak, 23 jembatan rusak, 2 unit irigasi rusak, 28 sekolah terdampak, 13 jalan terdampak, 5.550 hektar lahan terdampak, 7 fasilitas umum/kantor terdampak, 1 sarana kesehatan terdampak, dan 1.960 hewan ternak terdampak.

Secara terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Yuskardi mengatakan, banjir yang melanda kabupaten itu sebagian besar sudah surut. Warga mulai membersihkan rumahnya dari material lumpur sisa banjir.

”Yang masih terendam banjir di Nagari Sambungo dan Nagari Air Hitam, Kecamatan Silaut. Ada 25 keluarga yang terdampak,” katanya.

Menurut Yuskardi, semua kecamatan di Pesisir Selatan terdampak banjir atau longsor yang terjadi sejak Jumat (8/3/2024). Kecamatan paling parah dilanda banjir, antara lain, Koto XI Tarusan, Batang Kapas, Kambang, dan IV Jurai.

Hingga saat ini, kata Yuskardi, daerah yang masih susah diakses adalah Kampung Langgai, Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantih, Kecamatan Sutera. Oleh karena itu, pengurus Indonesian Off-Road Federation membantu mendistribusikan bantuan ke Langgai.

”Bantuan sudah sampai di kantor nagari, tinggal mendistribusikannya dengan sepeda motor ke wilayah Langgai,” katanya.

(kompas.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved