Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 12 Maret 2024: Tanpa Iman Orang tak Dapat Berbuat Sesuatu
Orang sakit itu terbaring di tepi kolam yang memiliki lima serambi itu dengan tujuan bisa ikut mengalami kesembuhan.
Oleh : RP. John Lewar SVD *)
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Hari Biasa Prapaskah IV berjudul, Tanpa Iman Orang tak Dapat Berbuat Sesuatu.
Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Yehezkiel 47:1-9,12, Mazmur 46:2-3,5-6,8-9, Yohanes 5:1-16
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Menunggu adalah suatu pekerjaan yang sangat dihindari orang pada umumnya. Orang bosan dan jenuh. Tak ada orang yang senang atau mau melakukan dengan sukarela jika diminta untuk menunggu. Apalagi jika aktivitas menunggu itu tidak disertai jaminan kepastian.
Menunggu akan dirasakan sebagai suatu tindakan membuang-buang waktu atau sia-sia. Inilah yang mau tidak mau suka atau tidak suka senang atau tidak senang harus dialami seorang sakit yang berada di kolam Betesda yang dikisahkan injil pada hari ini.
Orang sakit itu terbaring di tepi kolam yang memiliki lima serambi itu dengan tujuan bisa ikut mengalami kesembuhan. Akan tetapi kesembuhan itu bisa diperolehnya jika ia berhasil turun ke dalam kolam saat air kolam mulai berguncang.
Tentu saja, ia tak akan pernah berhasil memperoleh kesembuhan itu karena ia selalu kalah cepat dibandingkan dengan yang lain akibat sakitnya itu.
“Tak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai guncang. Dan sementara aku menuju kolam itu, orang lain sudah
turun mendahului aku”, keluhnya.
Tiga puluh delapan tahun ia harus menunggu supaya memperoleh kesempatan untuk sembuh. Bayangkan! Tiga puluh delapan tahun bukanlah waktu yang singkat. Orang sakit itu menghabiskan waktu selama itu hanya dengan duduk sia-sia di tepi kolam menantikan harapan yang tak kunjung pasti.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 12 Maret 2024: Maukah Engkau Sembuh?
Melalui pewartaan injil hari ini, Yesus tidak menunggu untuk berbuat baik dengan menyembuhkan orang yang sudah tiga puluh delapan tahun
sakit. Kemauan si sakit untuk sembuh diperhitungkan sebagai iman oleh Yesus dan akhirnya terjadilah mukjizat penyembuhan.
Harapan si sakit akhirnya terjawab sudah. Yang menjadi jawaban atas pengharapannya adalah Yesus. Yesus menganugerahkan yang dimintanya, yaitu
kesembuhan. “Maukah engkau sembuh?” tanya Yesus. si sakit cukup megiyakan, kesembuhan pun diperolehnya.
Penyertaan dan kebaikan Tuhan Sang Pengampun itu juga tampak dalam bacaan pertama dari nubuat Yehezkiel ( Kitab Yehezkiel 47: 1-9.12), yakni aliran air yang membawa kehidupan.”Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup.
Ikan akan menjadi amat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Kesembuhan yang diperoleh si sakit menunjukkan sekaligus mewahyukan kepadanya dan kepada kita bahwa Yesus sungguh Sang Air hidup.
Yesus adalah air yang tak hanya menghilangkan dahaga, tetapi juga memberikan kesembuhan, keberlangsungan hidup bagi mereka yang percaya kepadaNya. Pengalaman membuktikan bahwa beberapa orang di antara kita mengalami kebuntuan atau hilang harapan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.