Berita Manggarai Barat
Turis ke Taman Nasional Komodo Labuan Bajo Diusulkan Pakai Gelang GPS
Hal itu sebagai bentuk antisipasi bila terjadi kecelakaan saat turis melakukan aktivitas diving maupun snorkeling di perairan TN Komodo, Labuan Bajo.
Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengusulkan agar setiap turis yang melakukan wisata bahari dalam Kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Labuan Bajo, NTT, dipasang gelang Global Positioning System (GPS).
Hal itu sebagai bentuk antisipasi bila terjadi kecelakaan saat turis melakukan aktivitas diving maupun snorkeling di perairan TN Komodo, Labuan Bajo.
"Ini masih dalam bentuk ide, sebetulnya konsen kita pertama supaya lebih mudah mengatur, dan mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan," kata Plt. Direktur BPOLBF Frans Teguh, Sabtu 9 Maret 2024.
Frans mengatakan, ide itu muncul karena kasus kecelakaan turis ketika melakukan aktivitas wisata bahari masih sering terjadi. Pihaknya tidak ingin nama Labuan Bajo terus tercoreng.
"Kan banyak sekali kejadian-kejadian yang sudah kita alami selama ini. Sehingga kami sedang berkonsolidasi dengan taman nasional, dengan Marina (KSOP), Polres dan Pemda Manggarai Barat, ada baiknya (bisa diterapkan). Tapi terus terang ini masih wacana," ujarnya.
Baca juga: BPOLBF Luncurkan Tourist Information Center, Permudah Wisatawan Akses Informasi
Menurutnya, gelang GPS itu hanya sebagai pendeteksi lokasi, sehingga jika terjadi kecelakaan seperti turis hilang atau terbawa arus, mudah terdeteksi.
"Seperti terbawa arus, hilang, ada baiknya mereka ada penanda dalam bentuk gelang GPS. Sehingga kalau ada apa-apa bisa dipantau, bisa dimonitor. Itu sebetulnya di negara-negara maju sudah diterapkan," katanya.
Meski begitu, kata Frans, usulan itu perlu dibahas lebih lanjut bersama pemangku kepentingan lainnya. "Karena ini menyangkut tata kelola, supaya reputasi Labuan Bajo bisa dipercaya, aman dan nyaman, wisatawan mau datang kembali," kata Frans.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga menyambut positif rencana itu. Meski begitu dalam penerapannya, menurut Hendrikus perlu hitung-hitungan dan kebijakan yang matang.
"Ini baru ide awal, tapi kita melihat ide-ide yang sangat bermanfaat untuk tata kelola pariwisata dan keselamatan pengunjung, saya kira itu bisa diterapkan suatu saat. Tentu ada hitung-hitungan, dan membutuhkan dukungan kebijakan," imbuhnya. (uka)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.