Destinasi Wisata

Destinasi Wisata: Arsitek Kelahiran Jerman Ini Habiskan Lebih dari 10 Tahun Mendesain Rumah di Bali

Kreasi desainer arsitektur Alexis Dornier mencerminkan kekagumannya yang mendalam terhadap budaya pulau Bali.

Editor: Agustinus Sape
FREESTATE PRODUCTIONS
The Loop adalah bangunan berbentuk angka delapan yang bertengger di lereng di tengah tanaman hijau di Bali. Bagaikan pesawat luar angkasa yang mendarat di tengah hutan, bangunan berbentuk angka delapan yang mencolok berbentuk lingkaran ganda ini selesai dibangun pada tahun 2023. 

POS-KUPANG.COM - Bagaikan pesawat luar angkasa yang mendarat di tengah hutan, bangunan berbentuk angka delapan yang mencolok ini bertengger di lereng di tengah kehijauan alam Bali. Rumah berbentuk lingkaran ganda yang selesai dibangun pada tahun 2023 ini merupakan mahakarya terbaru desainer arsitektur Alexis Dornier.

Disebut The Loop, Dornier ingin menciptakan dua spiral yang saling berhubungan yang membangkitkan aliran alam yang berkelanjutan.

“Kami mulai mencari diagram yang dapat mewakili bentuk yang sangat dinamis,” kata Dornier, yang telah mengerjakan banyak rumah di Bali. Dia memilih angka delapan karena “melambangkan kesinambungan dan keabadian”.

Struktur khasnya berasal dari dua tangga spiral yang menjadi ciri khas rumah ini. “Mereka mulai membangun kedua tangga spiral ke atas pada saat yang sama dan ketika bagian-bagian terakhir bersatu untuk membentuk hubungan itu, itu adalah sorotan yang nyata,” kata Dornier tentang momen keajaiban arsitektur ini.

Tata letak di dalam rumah mencerminkan ritme kehidupan sehari-hari. Seseorang akan tidur, bangun, sarapan, berolahraga dan kemudian nongkrong di tepi kolam renang – semua langkah ini diwujudkan melalui bentuk bangunan, jelas Dornier.

“Kami tidak hanya memiliki angka delapan dalam bidang dua dimensi, tapi sebenarnya kami memilikinya dalam tiga dimensi sehingga Anda bisa berjalan di sepanjang atap yang kemudian mengarah ke ruang tamu,” lanjutnya. “Rumah ini cenderung lebih seperti patung yang bisa Anda tinggali.”

RUMAH THE LOOP BALI_03
Desainer arsitektur Alexis Dornier menciptakan dua spiral yang saling berhubungan yang membangkitkan aliran alam yang berkelanjutan di salah satu rumah yang dirancangnya, The Loop.


Turun melalui spiral mengungkapkan lebih banyak tempat suci tersembunyi di bawah kanopinya. Ini termasuk ruang untuk berlatih meditasi dan yoga, dua kamar tidur yang luas dan 'gua manusia' untuk pemilik rumah yang menyukai musik.

Desain interior rumah tetap netral dan menampilkan bahan-bahan yang bersumber secara lokal seperti kayu dan batu.

Baca juga: Destinasi Wisata NTT: Jalan-jalan ke Kolbano TTS, Pantai Terindah di Pulau Timor

Untuk menambah lapisan penemuan lainnya, ruangan ini juga telah dirancang secara strategis sehingga setiap ruangan menawarkan pemandangan hutan dan lembah di sekitarnya.

“Keajaiban tempat itu sudah ada, kita tinggal membingkainya,” kata Dornier, yang lahir di Jerman. Ia belajar arsitektur di Universitas Seni Berlin sebelum pindah ke New York City untuk bekerja.

RUMAH THE LOOP BALI_04
Ruang di The Loop juga dirancang secara strategis sehingga setiap kamar menawarkan pemandangan hutan dan lembah di sekitarnya.

Pada tahun 2013, ia pindah ke Bali untuk membantu temannya mengerjakan sebuah proyek dan terpesona dengan cara hidup di pulau Indonesia yang indah ini.

“Saya tiba di belahan dunia ini dan sangat terkejut dengan bagaimana rasanya hidup dalam konteks yang sangat berbeda – atmosfernya, suasananya, orang-orangnya, dan peluangnya,” katanya.

Maka, pada usia 32 tahun, ia mulai membuka praktik desain di Bali dengan melakukan pekerjaan konsultasi untuk proyek bangunan dan arsitektur lokal. Sejak itu, ia telah mengerjakan 26 proyek residensial di Bali.

“Saya menganggap diri saya orang yang sangat beruntung karena saya telah menemukan bagaimana saya ingin berkontribusi pada lingkungan luar biasa yang memotivasi saya,” katanya.

“Kapan pun pikiran saya terlalu sempit terfokus pada berbagai hal, saya mencoba untuk melihat sekeliling dan melihat bagaimana orang-orang melakukannya – bagaimana mereka mengalir melalui tradisi mereka, kecintaan mereka pada keluarga, kecintaan mereka pada pakaian tradisional, apa yang mereka tekankan, ritual mereka, dan persepsi mereka tentang kebahagiaan. Ini bukan hanya tentang gaya hidup serba cepat.”

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved