Berita NTT
Menatap Jauh ke Ambeno dari Ketinggian Napan Timor Tengah Utara
kita boleh melihat kawanan rusa atau babi hutan bahkan sapi liar bertengger di celah-celah bukit yang terjal pada ketinggian
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM - SATU agenda penting sudah terpenuhi, yakni kami beraudensi dengan Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Drs. Juandi David di ruang kerjanya, Selasa, 27 Februari 2024 pagi.
Ya, agenda utama Pemimpin Redaksi Harian Pagi Pos Kupang dan POS-KUPANG,COM, Om Dion DB Putra yang sejak Desember 2023 lalu kembali bertugas di NTT, ini adalah melakukan silaturahmi dengan semua Pemda di NTT.
Beberapa hari lalu, bersama General Manager (GM) Pos Kupang, Mbak Margareta Iin Wahyuningrum, Om Dion bersua dengan Penjabat Bupati TTS, Seperius E Sipa di Kota SoE, dua atau tiga hari usai ia dilantik oleh Penjabat Gubernur NTT, Ayodia Kalake.
Mantan Sekda TTS ini menggantikan Bupati Epy Tahun hingga pelantikan bupati baru mendatang. Lima tahun mengemban tugas di luar NTT, yakni di Tribun Bali dan terakhir Tribun Mataram mendorong Om Dion untuk “menjahit” kembali tali siraturahmi yang sempat jedah ini.
Baca juga: Jaksa Eksekusi 3 Terpidana Kasus Korupsi Pengelolaan Dana Desa Letneo Timor Tengah Utara

Sebelumnya, penulis buku Bola Itu Telanjang juga pernah bertugas di Tribun Manado. Hari itu masih ada satu agenda lagi, yakni kami akan beraudensi dengan Wakil Rektor Universitas Timor (Unimor) Bidang Akademik dan Kerja Sama, Dr. Yoseph Nahak Seran, S.Pd., M.Si. Kami menyepakati waktu pada pukul 13.30 Wita.
Memanfaatkan sisa waktu untuk jalan-jalan ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan menjadi pilihan yang sungguh bijaksana sebelum bertemu dengan manajemen kampus negeri kedua di NTT ini.
PLBN Napan sebagai beranda NKRI dengan Distrik Ambeno, Negara Timor Leste berjarak cuma 21 kilometer dari Kefamenanu atau memakan waktu 30 menit dengan kendaraan roda empat. Jika dari Kupang, Ibukota Provinsi NTT, berjarak sekitar 221 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih lima jam menggunakan moda angkutan darat.
Setiap saat bus dan travel tak pernah sepi melewati jalan negara teramai di daratan Timor ini. Boleh saja Anda menggunakan jasa pesawat terbang melalui Bandara AA Bere Tallo, Atambua, kota tetangga Kefamenanu di bagian timur ini.
Dari Atambua, Anda akan menempuh lagi perjalanan nyaris 100 kilometer untuk sampai di Napan ini. Namun, rekomendasi sebaiknya Anda melalui jalan darat dari Kupang untuk menyaksikan dan menikmati panorama alam Pulau Timor yang sungguh memanjakan mata ini.
Di Belu, juga ada PLBN Motaain sedangkan di Kabupaten Malaka ada pula PLBN Motamasin. Dua PLBN ini berbanjar langsung dengan Timor Leste raya. Selain PLBN Napan ada juga PLBN Wini di Desa Humusu C, Kecamatan Insana Utara, Timor Tengah Utara.
Menurut rencana akan dibangun pula PLBN Haumeniana, masih di wilayah Timor Tengah Utara. Sedangkan PLBN Oepoli di Kabupaten Kupang juga dalam proses finishing. Dua PLBN terakhir, yakni Napan dan Oepoli menurut rencana akan diresmikan Presiden Joko Widodo bersamaan dengan peresmian Bendungan Temef di TTS. PLBN Wini, Napan dan PLBN Oepoli berada pada batas beranda NKRI dengan Distrik Ambeno.
Tercatat di wilayah TTU punya dua PLBN. Jika PLBN Haumeniana jadi dibangun, maka TTU akan “hatrik” dengan tiga PLBN. Apakah TTU memiliki keistimewaan, bisa jadi. Bisa juga atas pertimbangan lain, seperti garis batas negara yang relatif panjang.
Bupati David Juandi sempat menyentil pembangunan tiga buah PLBN di wilayahnya ini sebagai karunia dari Tuhan. Ia sungguh mengapresiasi perhatian dari pemerintah pusat. Terlepas dari itu, pembangunan PLBN ini punya tujuan utama, yakni ikut “mengawal” bersama TNI pada garis batas Indonesia dan Timor Leste sepanjang 268,8 kilometer ini. Zona batas ini membentang dari Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara, Belu hingga Malaka.
Rinciannya dari Belu hingga Malaka sepanjang 149,9 kilometer (km) TTU 114,9 km dan Kabupaten Kupang 15,2 km. Sedangkan ruas jalan sabuk merah sebagaimana rilis Kompas.com, 3 Oktober 2023 mengutip dari laman Direktorat Jenderal (Ditjen) Bima Marga telah dibangun sepanjang 292 kilometer jalan hotmix. Untuk sektor timur yang meliputi Kabupaten Belu hingga Kabupaten Malaka sepanjang 189 km, sedangkan sektor barat (TTU) sepanjang 113 km.
Saat bincang-bincang di pelataran Kantor PLBN Napan, Pelaksana Tugas (Plt) PLBN itu, Maria Fatima Rieka, SSTP., mengetengahkan banyak hal terkait pembangunan gedung yang hampir rampung ini.
Sesuai skedul, sesungguhnya pembangunan fisik sudah selesai pada tahun 2023 lalu, namun diperpanjang hingga tahun 2024.
Rieke mengatakan, kekerabatan antara warga Ambeno dan TTU sangat erat dan kental. Juga budaya serta bahasa yang sama, yakni Dawan meski penduduk di sana menggunakan juga bahasa Tetum dan Portugis. Untuk memertemukan mereka pemerintah pusat punya konsep untuk membuat sebuah pasar mingguan di titik tertentu wilayah perbatasan.
Di sana, kata dia, mereka saling mengisi dan saling melangkapi bahan dagangan sekaligus juga dapat meminimalisir black market (pasar gelap) atau kartel lain di wilayah itu.
Hari itu terlukis sungguh indah ketika berada pada ketinggian Napan, memandang jauh ke sudut-sudut negara tetangga itu. Ada begitu banyak kisah yang terekam di sini. Tak hanya kepingan kisah kelam seperti praktik black market serta tapal batas negara yang kerap dipindahtempatkan atau digeser sehingga menimbulkan gejolak.
Di Napan, sekarang, warga telah menyadari posisi tawarnya yang sungguh strategis itu. Dan, karena itu mereka patut memanfaatkan beranda negeri ini untuk kemajuan mereka. Dari sisi ekonomi, mereka patut merebutnya.
Ada kisah lainnya, yakni menjelang rembang malam Plt PLBN Rieke, menyebut, "Kita dapat menyaksikan keindahan sunset yang sungguh sempurna dan memesona mata." Sebuah Enclave Distrik Ambeno dengan ibukota Oecussie melalui pintu PLBN Napan maupun PLBN Wini merupakan sebuah enclave (kantong) negara itu.
Kota Oecussie dapat dijangkau dari PLBN Napan sejauh 24 kilometer atau kurang lebih 45 kilometer dari Kota Kefamenanu. Ia berada di satu titik lain, pisah dengan wilayah lain negara itu.
Secara geografis letaknya berada di wilayah NTT, berbatasan langsung dengan TTU dan Kabupaten Kupang. Jika melalui darat dari belahan lain negeri Timor Leste menuju ke Kota Oecussie, pasti melewati dua wilayah kabupaten, yakni Belu dan TTU di wilayah Indonesia.
Dengan kata lain, warga negara Timor Leste wajib “permisi” dulu pada penduduk di dua wilayah ini jika hendak menuju ke Oecussie, dan sebaliknya. Kita jangan pernah membayangkan sebuah ketertinggalan lagi. Sebagai daerah sabuk merah, jalur transportasinya sungguh amat “tol.”
Jalan ber-hotmix dan lebar sungguh pula menjadikan siapa saja menyenangi lintasan itu. Mulus, lancar dan tentu saja mengubah perspektif kita bahwa wilayah yang dulunya tertinggal, kondisi jalan yang "compang-camping," tambal sulam serta sempit kini tak ada lagi. Yang buruk-buruk itu telah pergi. Negara telah menatanya menjadi sungguh terhormat.
Jika PLBN Wini masih cukup jauh, sekitar 60 kilometer, maka PLBN Napan menjadi pilihan yang lebih “ringan” dari sisi letak dan waktu. Karena itu, siapa pun akan lebih memilih berwisata ke PLBN Napan yang dibangun di atas lahan seluas 16 hektar itu.
Dari segi jarak memang PLBN Wini butuh waktu sejam lebih, tapi ia menawarkan view gunung-gemunung serta pebukitan yang sungguh indah pula. Kita akan menyaksikan bukit-bukit nan terjal yang mengapit bahkan seakan memayungi badan jalan. Dalam waktu yang mujur kita boleh melihat kawanan rusa atau babi hutan bahkan sapi liar bertengger di celah-celah bukit yang terjal pada ketinggian tertentu sembari merumput.
Sebuah pemandangan yang tak lasim, namun sungguh elok dan membuat hati bahagia. Dari situ kita akan menuju ke Pelabuhan Laut Wini dengan seribu satu panorama alam sebelum ke PLBN Wini. Pun tempat wisata bahari Tanjung Bastian di bagian timur yang selama ini menjadi obyek wisata bahari andalan di daerah itu.
Dari wilayah TTU panorama alam akan kita saksikan dengan lugas dan transparan hingga Pelabuhan Laut Atapupu di Kabupaten Belu. Pada area sabuk merah ini ada satu di antara obyek wisata lain yang tak kalah menarik adalah pesona alam Bukit Tuamese di Kecamatan Biboki Anleu.
Banyak orang menyamakannya dengan gugusan Pulau Raja Ampat di Papua sana. Selain Bukit Tuamese juga ada Sumnali yang letaknya di pesisir pantai bersebelahan dengan Tanjung Bastian.
Sumnali (dalam dialek warga setempat yang kurang lebih bermakna seminari itu diyakini sebagai titik pertama atau lokasi seminari perdana di Pulau Timor tempo dulu. Sejumlah spot pariwisata ini tentu saja memberi khazanah pengetahuan yang menggembirakan siapa saja, tak terkecuali.
Karena itu, silakan Anda datangi! (Paul Burin)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.