Berita NTT
Lahan Food Estate di Sumba Tengah Diperluas
Dari lima zona awalnya hanya 5 ribu hektar, lalu bertambah 10 ribu. 8 zona itu dibagi 5 ribu lebih untuk tanaman padi dan sisanya untuk tanaman jagung
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Lahan food estate di Kabupaten Sumba Tengah, NTT kini diperluas.
Hal ini diungkap Sekretaris Dinas Pertanian NTT, Joaz Umbu Wanda, Senin (4/3/2024). Menurutnya, selama ini hanya ada 5 zona yang membentuk kawasan food estate.
Kini ada pengembangan hingga 8 zona. Biasanya produksi gabah kering di lokasi food estate 1-2 ton. Hadirnya program food estate justru meningkat 3-4 ton dalam setahun.
"Dulu kan 5 zona, kini 8 zona," kata Sekretaris Dinas Pertanian NTT, Joaz Umbu Wanda, Senin (4/3/2024).
Dari lima zona awalnya hanya 5 ribu hektar, lalu bertambah 10 ribu. 8 zona itu dibagi 5 ribu lebih untuk tanaman padi dan sisanya untuk tanaman jagung.
Menurut Joaz Umbu Wanda, setelah ada pengembangan itu, pemerintah pusat menyerahkan pengelolaan kawasan food estate ke Pemprov NTT dan Pemkab Sumba Tengah.
"Produksi (padi dan jagung) tahun lalu, itu 4-5 ton per hektar," tambah dia.
Namun begitu, akibat kondisi cuaca yang sedang bergejolak, produktif padi dan jagung di food estate harus terkendala. Apalagi tempat itu merupakan lahan tadah hujan atau tanpa irigasi.
Dinas Pertanian NTT mengklaim, adanya food estate memberi dampak yang cukup baik. Musim tanam hingga panen kini dilakukan secara serentak. Berbeda dengan sebelumnya yang dilakukan secara bertahap.
Sisi lain, hasil produksi tanaman imbas positif dari food estate membantu peningkatan ekonomi bagi masyarakat setempat. Kondisi itu, kata Joaz Umbu Wanda, terlihat di tahun 2023 lalu. Banyak petani yang terbantu dengan food estate.
Akibat cuaca seperti El Nino, kini petani diminta untuk melakukan penanaman dengan jenis tanaman holtikultura. Tanaman jenis ini menjadi alternatif karena kurang menyerap air.
Baca juga: 148 Hektare Lahan Food Estate di Kabupaten Belu Ditanam Jagung
Ia mengaku, pihaknya akan tetap membantu para petani secara keseluruhan di NTT. Saat ini, dinas pertanian sedang meminta pemkab di NTT untuk melakukan pendataan lahan yang bisa dilakukan panen dalam waktu dekat.
Tujuannya untuk agar pemerintah bisa melihat kendala dan jumlah produksi yang didapat. Kebijakan akan dikeluarkan berbasis data yang diperoleh dari lapangan.
Beberapa waktu lalu, ekonom regional Dr Fritz Fanggidae menyinggung juga tentang pembangunan food estate di NTT.
Ia menyebut, dua lokasi food estate di Sumba Tengah dan Belu, justru tidak berhasil. Adapun pada siklus awal setelah pencanangan, dinilai berhasil karena sepenuhnya diintervensi APBN.
Untuk itu, dia berharap agar program itu bila dilakukan lagi di tahun mendatang, tidak menggunakan pola seperti saat ini. Dia menyebut program itu seperti lipstik. Sebab pola itu justru sangat boros.
"Kita bangun habis, kita makan habis, lap begini, lipstiknya hilang," sambung dia dalam dialog saat debat kelima capres-cawapres bulan Februari 2024 lalu yang disiarkan POS-KUPANG.COM.
Fritz Fanggidae menegaskan, food estate harus mengedepankan konsep keberlanjutan. Karena, konsep yang digunakan saat ini hanya sebatas seremonial semata.
Kesempatan yang sama, dosen Fisip Undana Kupang, Yohanes Jimmy Nami menyebut, harusnya NTT tidak saja melulu menjadi proyek percontohan dari pekerjaan nasional.
Program yang dikerjakan mestinya memikirkan aspek keberlanjutan ketimbang hanya sekedar menjadikan ujicoba.
Ia mengkritisi program food estate yang dua tahun lalu pernah diriset. Temuan dari pihaknya terlihat bahwa masyarakat cenderung hanya menjadi penonton dari salah satu unggulan Presiden Jokowi.
"Kita berterima kasih ada proyek yang ditempatkan di NTT. Tapi jangan hanya ditempatkan sebagai 'proyek'. Harus ada kemasan yang kita butuh masyarakat terlibat langsung di dalamnya. Tidak hanya seremonial saja," ujarnya (fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Telkomsel, Wajah Baru Gaya Inovatif yang Menghipnotis |
![]() |
---|
Sejarah Baru, Atlet Gymnastik Pertama dari NTT Langsung Naik Podium Juara di Jakarta |
![]() |
---|
Pengamat Undana Nilai Hakim MK Tidak Berprinsip Hapus Parlemen Threshold |
![]() |
---|
Pj Bupati Kupang Ajak Pemuda Katolik NTT Sinergi dengan Pemerintah Daerah |
![]() |
---|
Mantan Gubernur NTT, Herman Musakabe Minta Warga NTT Eratkan Rasa Persatuan dan Persaudaraan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.