Berita Kota Kupang

Mahasiswa Merdeka Belajar Dalami Toleransi di Kota Kupang 

Tiga narasumber berlatar belakang pemuka agama dihadirkan dalam kegiatan itu. Dialog terjadi dalam suasana itu. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Pastor Paroki St.Fransiskus dari Asisi, BTN Kolhua,Romo Dus Bone, memberikan materi kepada para mahasiswa dari program pertukaran mahasiswa merdeka saat berdialog dalam agenda belajar toleransi di Kelurahan Kolhua Kota Kupang, Sabtu, 2 Maret 2024 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - 25 mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka (PMM) Modul Nusantara. 

Program kali ini difokuskan pada sisi toleransi yang dipraktekkan di Kota Kupang, NTT. Mahasiswa-mahasiswi itu ingin belajar lewat program tersebut. 

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang difokuskan untuk menciptakan pemahaman komprehensif tentang kebinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial yang didesain melalui pembimbingan secara berurutan dan berulang.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan kelompok 7 Likurai bertempat di Kelurahan Kolhua, sebagai kampung kerukunan di Kota Kupang, Sabtu, 2 Maret 2024 di aula Gereja St Fransiskus Asisi BTN. 

Baca juga: Penyaluran KUR 2024 di NTT Mendekati Rp 200 Miliar, Penyerapan Tertinggi di Kota Kupang

Tiga narasumber berlatar belakang pemuka agama dihadirkan dalam kegiatan itu. Dialog terjadi dalam suasana itu. 

Sebagai salah satu kampus yang berpartisipasi dalam kegiatan PMM Modul Nusantara, Undana terlibat 
sejak awal diluncurkan program ini hingga tahun 2024 (batch 4). 

Tahun ini Undana menerima mahasiswa (inbound) dari berbagai kampus di seluruh Indonesia sebanyak 281 mahasiswa. Mahasiswa PMM Modul Nusantara inbound Undana ini kemudian dibagi ke dalam 11 kelompok. 

Tema Modul Nusantara Inbound Undana batch 4 adalah EXOTIC NTT melalui toleransi, pesona alam, budaya, ekonomi kreatif, dan kerajinan tangan. 

Diharapkan, mahasiswa mengenal keberagaman suku, agama, kepercayaan, kebudayaan dan bahasa masyarakat Indonesia.

Selain itu, mahasiswa memperoleh pengalaman bermakna sehingga melepas stigma negatif terhadap 
kelompok yang berbeda. (fan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved