Berita Kota Kupang
Mahasiswa Luar NTT Belajar Toleransi di Kota Kupang
Kolhua menjadi satu dari tiga kampung kerukunan yang digagas Pemkot Kupang. Wilayah itu dihuni ragam penduduk
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Sejumlah mahasiswa dari luar NTT belajar toleransi di Kota Kupang. Sebanyak 25 mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia datang ke Kota Kasih--Julukan Kota Kupang dalam rangka program pertukaran Mahasiswa Merdeka selama enam bulan.
Selain belajar tentang budaya dan lainnya, mahasiswa itu juga belajar tentang toleransi, sebagai bagian dari program, selain berkuliah. Melihat sekaligus merasakan kehidupan bermasyarakat menjadi rutinitas yang dilakukan para mahasiswa.
Di kesempatan, Sabtu (2/3/2024), puluhan milenial itu diberi materi tentang kemajemukan yang selama ini terawat di Kota Kupang. Undana sebagai kampus yang menaungi mahasiswa ini menggelar kegiatan tentang toleransi di Kelurahan Kolhua.
Kolhua menjadi satu dari tiga kampung kerukunan yang digagas Pemkot Kupang. Wilayah itu dihuni ragam penduduk. Begitu juga dengan rumah ibadah. Wihara, masjid dan gereja berdiri berdampingan di kelurahan ini.
Pada pertukaran mahasiswa merdeka ini, mahasiswa dari berbagai daerah dikenalkan tentang toleransi, langsung di tempat yang selama ini mengedepankan ketoleransian. Dialog dengan para pemuka agama Sabtu pagi itu berlangsung dalam nuansa kekeluargaan.
Tanya jawab tentang toleransi berlangsung. Mahasiswa bertanya seputar penerapan toleransi hingga hal lainnya tentang keagamaan. Para pemuka agama pun merespon. Dialog hampir empat jam itu diakhiri dengan pose bersama.
Mesra Siringo Ringo (18) mahasiswi dari Universitas Bengkulu menyebut Kota Kupang sebagai daerah yang menjunjung tinggi toleransi. Ia sendiri mulai merasakan itu ketika tiba di Kupang, pertengahan Januari 2024 lalu.
Saat tiba dan menyusuri jalanan Ibukota, ia mendapat tulisan terpampang di beberapa tempat. "Kupang Kota Kasih". Ungkapan itu yang menurut dia menggambarkan Kota Kupang sebagai wilayah tertoleran.
"Bayangan saya, memang Kota ini sangat kuat toleransinya. Karena saya lihat sendiri Kupang Kota Kasih," kata dia, Sabtu siang.
Mesra Ringo senang dengan dialog kali ini. Ia memang jarang menemui kegiatan seperti itu. Barangkali saran dan penuturan tentang toleransi di Kota Kupang menjadi bekal ia menerapkan di tempat asalnya, Bengkulu.
Apalagi, kehidupan masyarakat Kota Kupang yang ramah tanpa membedakan antar sesama. Kehadiran berbagai mahasiswa dengan latarbelakang keagamaan yang berbeda, sangat diterima.
Baca juga: Mahasiswa Merdeka Belajar Dalami Toleransi di Kota Kupang
"Jadi masyarakat (di Kota Kupang) wellcome sama kita, itu yang bagus," ucap wanita asal Medan Sumatera Utara itu.
Sisi lain, adanya toleransi yang sudah menjadi basis penting di Kota Kupang, kata dia, akan sangat bertautan dengan potensi budaya yang ada. Tenunan hingga alat musik, bagi Mesra Ringo, seperti menjaga toleransi itu tetap tumbuh di NTT, lebih khusus Kota Kupang.
Mahasiswi semester 6 itu ingin memperdalam budaya dan toleransi di Kota Kupang. Ia mengaku, dua aspek ini menjadi pilar penting ihwal membangun semangat keberagaman. Muaranya untuk mewujudkan pembangunan suatu daerah.
"Disini orangnya baik. Sangat menghargai," kata Muh. Zul Padly Subair, mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia.
Zul Padly sungguh merasa senang. Sebab, dia datang ke gereja dan berdialog langsung dengan Romo. Sekalipun itu bukan pertama kali, namun, agenda hari itu berbeda. Belajar langsung di daerah toleransi menjadi sesuatu yang luar biasa.
Memang toleransi juga kerap dimunculkan di tempat lain. Namun, Kota Kupang lebih berbeda. Selain rumah ibadah yang berdiri pada satu daerah yang sama, kehidupan masyarakat setempat juga tetap mengedepankan keberagaman.
Lewat dialog, paling tidak ada informasi lebih detail tentang sisi lain keberagaman. Dari situ menjadi ilmu baru yang ia ingin wujudkan ke banyak masyarakat lainnya.
"Saya bangga dengan toleransi di Kota Kupang. Saya perlu ceritakan ke daerah asal saya, indahnya kehidupan beragama disini yang selalu berdampingan," sebutnya.
Zul Padly dan Mesra Ringo berharap toleransi yang ada di Kota Kupang menjadi cerminan ke daerah lain di Indonesia. Republik ini, perlu mempertebal sisi toleransi sebagai bagian penting menjaga keutuhan NKRI.
Sementara Romo Longginus Bone, Pr menanggapi beberapa pertanyaan tentang penerapan toleransi dan kendala yang dihadapi.
Menurut Romo Bone penerapan toleransi yang paling nyata ada saat perayaan hari raya keagamaan. Banyak pemuda dari agama berbeda ikuti berpatisipasi dengan menjaga keamanan saat ibadah berlangsung.
Baca juga: Empati dan Toleransi Beragama Ala Soedjatmoko
Salah satu contoh ini merupakan hal yang sering dijumpai di NTT terutama di Kota Kupang. Menurut Romo Bone, itu merupakan wujud nyata dari toleransi itu sendiri.
"Kalau idul Fitri, teman-teman dari agama lain akan menjaga keamanan. Begitu juga sebaliknya. Ini salah satu contoh (penerapan toleransi)," kata dia.
Sejauh ini, ia menyebut tidak ada kendala yang berarti menjaga toleransi. Banyak perbedaan pendapat dapat diselesaikan dengan dialog. Romo Bone bilang, dialog menjadi kunci dalam mewujudkan toleransi.
Romo Bone juga menggapai pertanyaan lain tentang menjadi seorang Romo atau Pastor. Ia berkata, ada tahapan lewat sekolah yang harus dilalui untuk menjadi seorang Romo atau Pastor. Jenjang sekolah setara SMA hingga sarjana dan diikuti tahapan lanjutan menjadi wajib dilakukan.
Romo Bone mengajak para pemuda untuk tetap membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Ia berkaca pada beberapa persoalan akhir-akhir ini yang sering menerpa anak muda.
Menanggapi berbagai macam masalah yang melibatkan anak muda, ia berharap agar persoalan itu bisa disampaikan agar ada solusi yang bisa ambil dari situasi itu.
"Ingat, sehebat apapun kita, sepintar apapun kita, kita membutuhkan orang lain untuk berbagi," kata dia.
Adapun pertanyaan lain seperti menikah beda agama. Romo Bone bercerita pernah menikahkan beberapa pasangan yang beda agama maupun beda gereja. Namun, tahun 2023, sudah ada keputusan Mahkamah Konstitusi untuk melarang pernikahan beda agama.
Ia menyebut, pasangan yang datang, dirinya memberikan pemahaman tentang larangan itu agar pasangan bisa menentukan pilihan salah satu agama. Mengakhiri dialog, Romo Bone mengajak pemuda untuk tetap rendah hati dan tetap mengedepankan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Ketua NU Mabar Pimpin Doa Natal Nasional Golkar di Labuan Bajo, Wujud Nyata Toleransi NTT
Dia mengapresiasi Undana yang sudah memilih tempat itu sebagai lokasi dialog keagamaan dan kerukunan. Ia menyebut anak muda sebagai garda terdepan membangun toleransi.
"NTT adalah Nusa Terindah Toleransi. Bawalah toleransi ke daerah asal masing-masing. Jadilah pribadi yang kehadirannya dinantikan dan kepergian dirindukan. Mencari orang jujur, toleransi ibarat mencari pertama permata di timbunan kaca," ujarnya.
Pdt. Stefanus A. Pandie, S.Th mengaku bersyukur karena bisa hadir ditengah masyarakat, terlebih menjaga kehidupan yang rukun dan damai. Dia yakin, kerukunan dan kedamaian bisa membantu orang beraktivitas lebih leluasa.
Pdt Stefanus Pandie menyebut, dialog dengan para mahasiswa ini harusnya berefek. Sebagai generasi bangsa, anak muda diharapkan bisa menerapkan kehidupan toleransi, belajar dari Kota Kupang, NTT.
Dia berkata, anak muda yang juga pelanjut kepemimpinan harus melihat toleransi sebagai sesuatu yang sempurna. Karena, keberagaman yang ada di Indonesia perlu dijaga dan dijembatani.
Pemahaman bersama tentang keIndonesiaan bisa dilakukan bersama sehingga menjadi spirit dalam berkarya di tengah masyarakat. Ia tidak mau agama bisa melemahkan partisipasi antar sesama.
"Diharapkan ke depan tidak boleh nikah beda agama. Jangan kita paksakan karena toleransi. Kami pendeta akan kewalahan," kata dia menanggapi pertanyaan tentang pernikahan beda agama.
Pdt Stefanus Pandie berpesan, Indonesia membutuhkan kerukunan yang lebih besar. Anak muda menjadi pionir penting dalam mewujudkan itu. Mahasiswa yang hadir, diminta untuk melaksanakan toleransi di Indonesia. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.