Kabar Artis
Wisata NTT, Noemuti Kote Kekayaan Obyek Wisata Rohani di TTU
Kabupaten Timor Tengah Utara atau TTU punya begitu banyak jejak peninggalan masa lalu yang kini menjadi objek wisat Rohani
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
Mereka siap menyeberangkan warga dengan mendongko. Jasanya per orang dihargai Rp 5.000 untuk anak-anak dan Rp 10.000 bagi orang dewasa.
Selain merupakan kampung tua, Noemuti Kote adalah pusat Paroki Noemuti, yakni pusat penggembalaan umat Katolik yang dikepalai seorang pastor atau imam.
Jangkauan pelayanannya tidak hanya wilayah Noemuti Kote, tetapi meliputi sejumlah desa di sekitarnya, yang sebagian di antaranya di seberang Sungai Noemuti. Di Noemuti Kote sejak lama berdiri SMP Katolik St Yosef.
Para siswanya selain dari kampung itu juga dari sejumlah desa tetangga, termasuk Bijeli. Itu berarti mereka terpaksa batal ke sekolah ketika banjir menghadang.
Tokoh masyarakat Noemuti Kote, Damianus Salem (44), mengakui, kendala jembatan dam buruknya jalan membuat kampung itu tetap dalam belenggu isolasi. Dampaknya tidak hanya mengganggu transportasi sehari-hari dari atau ke Noemuti Kote.
Pada hari raya keagamaan, tidak jarang sebagian umat dari seberang sungai batal mengikuti misa atau upacara keagamaan lainnya di Noemuti Kote karena Sungai Noemuti meluap.
Pada saat yang sama, sebagian siswa SMP terganggu kegiatan sekolahnya akibat banjir. Padahal, Noemuti, khususnya Noemuti Kote, sejak lama dikenal hingga luar negeri karena kesetiaan umat Katolik setempat mempertahankan ritual kure.
Seperti dipaparkan pakar misiologi bidang pewartaan dan budaya, Romo Ockto Naif Pr, tradisi keagamaan peninggalan Portugis itu berupa kegiatan berjalan sambil berdoa dari rumah ke rumah. Maknanya ganda.

Selain devosi untuk keselamatan jiwa, juga bermakna menjaga sekaligus mengeratkan kebersamaan warga antarsuku di Noemuti Kote.
”Sebenarnya banyak umat atau pelancong dari berbagai pelosok Indonesia bahkan luar negeri tertarik mengikuti prosesi kure di Noemuti Kote karena unik. Namun, niat mereka terhambat karena Noemuti Kote hingga sekarang masih terisolasi. Kami mendesak pembangunan jembatan yang menghubungkan Noemuti Kote dari arah Bijeli segera dilanjutkan,” kata Damianus.
Tanpa penunggu Selain keberadaan kampung yang masih terisolasi, kesetiaan umat Katolik Noemuti Kote mempertahankan tradisi ritual keagamaan kure belakangan menghadapi tantang serius.
Di antaranya terkait keberadaan ume mnasi atau rumah adat induk sejumlah suku yang sudah ditinggalkan ahli waris utamanya. Rumah yang menjadi titik perhentian dalam rangkaian prosesi kure sebagian kini malah ”dititipkan” kepada anak perempuan dalam rumah bersama suaminya yang dari luar.
Bahkan tidak sedikit dari 18 ume mnasi di Noemuti Kote kini tanpa penghuni karena keluarga turunannya bekerja atau menikah dan menetap di daerah lain. Ini terjadi pada ume mnasi hoanoe, tune, namseo, dan ume mnasi kove.
Artikel lain Wisata NTT
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Wisata NTT
TribunEvergreen
Timor Tengah Utara
Kecamatan Noemuti
Noemuti Kote
POS-KUPANG.COM
Alfred Dama
Saksi Nikita Mirzani Kelabakan Saat Dicecar Jaksa saat Sidang, Hingga Ngaku Tertekan |
![]() |
---|
Video Tasya Farasya Nangis Sesenggukan usai Gugat Cerai Suami, Rachel Vennya Mala Jadi Sasaran |
![]() |
---|
Ternyata ini Alasan Nikita Mirzani Sering Dandan Cetar saat Sidang, Sang Artis: Harus Enak Dilihat |
![]() |
---|
Yurike Sanger Paskibraka Cantik yang Bikin sang Presiden Kepincut hingga Jadi istri, Ini Profilnya |
![]() |
---|
Kabar Duka, Istri ke-7 Soekarno Meninggal Dunnia, Yurike Sanger Hembuskan Nafas Terakhir di Amerika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.