Kabar Artis

Wisata NTT, Noemuti Kote Kekayaan Obyek Wisata Rohani di TTU

Kabupaten Timor Tengah Utara atau TTU punya begitu banyak jejak peninggalan masa lalu yang kini menjadi objek wisat Rohani

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
(Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere)
Proses pengambilan air di kali untuk ritual Taniu Uisneno yang dilakukan oleh perwakilan dari 29 Ume Mnasi asal Kote, Noemuti di kali Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (Kure 1) 

POS KUPANG.COM -- Kabupaten Timor Tengah Utara atau TTU punya begitu banyak jejak peninggalan masa lalu yang kini menjadi objek wisat Rohani

Salah satu kekayan itu ada di Noemuti Kote , Kecamatan Nomuti TTU

Noemuti Kote sebenarnya layak menjadi obyek wisata rohani bernilai tinggi karena memiliki ritual kure, tradisi keagamaan peninggalan Portugis.

Meski jaraknya hanya belasan kilometer dari kota kabupaten setempat, kampung tua itu hingga kini belum juga lepas dari isolasi.

Terletak di tepi alur sungai, Noemuti Kote adalah bagian dari Kelurahan Noemuti, Kecamatan Noemuti dan posisinya sekitar 180 km sebelah timur Kota Kupang atau 18 km sebelum Kefamenanu, kota Kabupaten TTU .

Baca juga: Wisata NTT , Bukit Humon Lelogama yang Viral,Kabut Tipis Usai Hujan Bikin Nuansa Romantis ala Eropa

Kunjungan ke Noemuti Kote bisa melalui dua pilihan.
Pertama, melalui persimpangan Lintas Timor di Bijeli, sekitar 16 km sebelah barat Kefamenanu.

Jalan penghubung Bijeli-Noemuti Kote jaraknya hanya sekitar 2 km, tetapi harus menyeberangi Sungai Noemuti.

Karena belum dilengkapi jembatan, transportasi—terutama musim hujan—praktis terputus karena sungai itu sering mengantarkan banjir.

Pilihan lainnya langsung dari Kefamenanu ke Noemuti Kote melalui Bijapasu. Jaraknya sekitar 20 km dan tanpa jembatan karena tidak melintasi alur sungai besar.

Namun jalannya tidak nyaman. Selain berlubang, sebagian masih berupa jalan pengerasan batu dan kerikil bercampur pasir, serta sempit.

Baca juga: Lirik Lagu Daerah Timor Dawan dan Artis , Kol Kita Lulum Tasa

Sebenarnya jembatan permanen menghubungkan Bijeli-Noemuti Kote sudah dibangun sejak tiga tahun lalu.

Namun, hingga Senin (11/3/2013) petang, yang ada hanya tiang-tiang beton tanpa sambungan badan jembatan di atasnya.

Mobilitas warga dari atau ke Noemuti Kote, terutama selama musim hujan, praktis terganggu akibat banjir.

”Kami tidak tahu apa kendalanya hingga belum juga kelihatan tanda- tanda kelanjutan pembangunannya (jembatan),” keluh Geradus Mamo, pensiunan pegawai negeri sipil yang juga mantan Lurah Noemuti.

Pada Senin petang itu, Geradus satu di antara sejumlah warga dari arah Bijeli yang batal melanjutkan perjalanan ke Noemuti Kote akibat banjir. Sejumlah pemuda memanfaatkan kondisi itu.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved