NTT Memilih

NTT Memilih, Respon Ketua KPU Nagekeo Soal PSU Bertepatan dengan Hari Pasar

Fransiskus tidak menampik hari Sabtu memang hari ekonomi dimana masyarakat pedagang maupun pembeli begitu sibuk dengan aktivitas jual beli

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/ORISGOTI
Ketua KPU Nagekeo, Fransiskus Huber Waso saat diwawancarai di Kantor KPU Nagekeo, Sabtu 24 Februari 2024.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti

POS-KUPANG.COM, BAJAWA - Pihak penyelenggara Pemilu 2024 dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum atau KPU Nagekeo mengakui bahwa partisipasi pemilih dalam Pemungutan Suara Ulang atau PSU di Kota Mbay, Ibu Kota Kabupaten Nagekeo, Sabtu 24 Februari 2024, menurun.

Kondisi ini berbeda dengan Pemilu pada 14 Februari lalu. Mengenai hari PSU yang bertepatan dengan hari Pasar Danga yang terletak di pusat Kota Mbay, KPU menilai faktor itu tidak menjadi penghambat warga datang ke TPS untuk memilih.

Hal itu disampaikan oleh Ketua KPU Nagekeo, Fransiskus Huber Waso saat diwawancarai di Kantor KPU Ngada di sela - sela kesibukannya memantau PSU.

Menurut Fransiskus alokasi waktu untuk memilih sebenarnya cukup panjang yakni dari pukul 07.00 - 13.00 Wita.

Namun hal itu, kata Fransiskus kembali lagi kepada si pemilih. "Rentang waktu yang sediakan sebenarnya mengakomodir mereka untuk pergi memilih," ujar Fransiskus.

Fransiskus tidak menampik hari Sabtu memang hari ekonomi dimana masyarakat pedagang maupun pembeli begitu sibuk dengan aktivitas jual beli.

Fransiskus menerangkan PSU di Kabupaten Nagekeo dilakukan di pada lima TPS antara lain TPS 3, 6, 9 di Kelurahan Lape dan TPS 20 di Kelurahan Danga.

"Dua kelurahan ini masuk dalam wilayah Kecamatan Aesesa," ujar Fransiskus.

Fransiskus menambahkan, PSU di lima TPS tersebut khusus untuk lima surat suara antara lain, Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI dan DPRD Provinsi NTT. DPRD Kabupaten tidak termasuk.

Baca juga: Pantau PSU, Penjabat Bupati TTS Sebut Pemungutan Suara Ulang Berjalan Lancar

Pantauan POS-KUPANG.COM, aktivitas pencoblosan maupun penghitungan suara di TPS 20 sepi.

Data yang dihimpun jumlah pemilih yang terdaftar di TPS 20 mencalonkan 297 namun yang datang dan mencoblos 178.

TPS 20 ini memanfaatkan salah satu ruang kelas di sebuah lembaga pendidikan swasta, yakni SMP Hanura.

Terpantau, sekitar pukul 10.00 Wita, ruang TPS 20 tidak ada aktivitas pencoblosan.

Kondisi ini berlangsung kurang lebih tiga puluh menit. Hanya terlihat sejumlah petugas KPPS yang sedang bertugas. Kendati demikian para petugas setia menunggu warga pemilih.

Sementara itu di Pasar Danga, ramai aktivitas jual beli. Lokasi pasar yang pernah dikunjungi Presiden Jokowi pada 5 Desember 2023 lalu itu hanya lima menit waktu tempuh dari TPS 20. Pasar Danga adalah pusat aktivitas ekonomi warga Mbay, termasuk warga di 5 TPS yang dilakukan PSU.

Sedangkan PSU di Kampung Uluwolo, memanfaatkan halaman rumah warga setempat sebagai TPS, yakni TPS 9. TPS didesain sederhana, layaknya tenda pesta.

Seperti di TPS 20, aktivitas di TPS 09, minim aktivitas pencoblosan. Para petugas pun harus menunggu kedatangan warga pemilih cukup lama.

Warga Sentil Hari Pelaksanaan PSU

Hildegardis Menge (55) menyoroti hari pelaksaan PSU yang bertepatan dengan hari pasar Danga.

Dia menyebut, PSU di hari Sabtu, sangat menggangu aktivitas warga bahkan membuat warga enggan harus datang ke TPS karena sibuk berbelanja.

Baca juga: NTT Memilih, Pantau Langsung PSU di Kabupaten Kupang Kapolres Kupang Akui Tak Temukan Kendala

Tidak hanya itu, PSU di hari Sabtu sangat menggangu aktivitas warga yang biasanya berkebun dan mengurus lebih awal sehingga bisa beristirahat, menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarga serta mempersiapkan diri untuk gereja.

"Sangat menganggu aktivitas. Biasanya hari Sabtu begini kami sudah ke kebun, urus kebun, lalu kembali ke rumah urus ternak, belanja di pasar lalu istirahat bersama anak - anak di rumah," ujar Hildegardis.

Kendati mengeluh, Hildegardis tetap berangkat ke TPS 09 untuk mencoblos.

"Yah mengeluh. Tetapi kami tetap datang coblos, karena kami juga simpati dengan calon jagoan kami. Yah kalau lolos dan sudah duduk di kursi dewan kami minta perhatikan kami," pintanya.

Persoalan riil yang dihadapi warga Kampung Uluwolo saat ini adalah tanaman jagung mereka yang diperkirakan bakal gagal panen.

Menurut warga, hal itu disebabkan oleh minimnya curah hujan dan hama ulat.

Pantauan POS-KUPANG.COM, di sekitar TPS 09 ada kebun jagung milik warga. Kondisi tanaman jagung sangat memerihatikan. Daunnya digerogoti ulat, batangnya kerdil, kecil dan mulai mengering.

Baca juga: Pelaksanaan PSU di Manggarai Bawaslu Awasi Secara Melekat

Sementara itu Anton, warga sekitar TPS 20, mengeluhkan hal yang sama. Menurut Anton, sangat wajar jika TPS sepi karena warga sibuk berbelanja di pasar.

"Yah ini pasar harian, pasti orang lebih pilih ke sana. Jadi kalau ke TPS, yah kalau ada waktu sisa atau kalau memang tudai sibuk," ujarnya.

Selain itu, kata Anton, warga sudah tahu pemenang Pemilu 2024 versi hitung cepat atau pleno di tingkat kecamatan.

Hal itu menurutnya, menjadi salah satu faktor warga pemilih enggan ke TPS.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved