Wisata NTT
Wisata NTT, Desa Koja Doi di NTT yang Unik , Tak Ada Kendaraan Bermotor Hingga Jembatan Batu
Kabupaten Sikka yang memiliki beberapa pulau ternyata menyimpan keindahan dan keunikan tersendiri
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Kabupaten Sikka yang memiliki beberapa pulau ternyata menyimpan keindahan dan keunikan tersendiri
Sepertinya halnya Desa Kojadoi merupakan sebua pulau , namun didesa ini tidak ada kendaraan bermotor
Adapan sebua jembatan yang unit yaitu terbuat dari batu karang yang disusun rapi yang menghubungkan dua daratan yang berbeda
Spot Wisata NTT Desa Koja Doi terletak di kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pengunjung bisa mengakses Desa ini naik perahu dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dari Pelabuhan Nangahale.
Baca juga: Wisata NTT, Bukit Tuamese Surga yang Tersumbunyi di Daratan Timor
Koja Doi menjadi salah satu desa wisata yang meraih Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Desa ini menawarkan wisata bahari, wisata alam, dan wisata budaya. “Koja Doi itu artinya penari kecil.
Koja itu artinya penari, doi artinya kecil,” kata tour guide sekaligus penduduk Desa Koja Doi bernama Chelsea dalam acara tur virtual yang diselenggarakan Atourin, Minggu (15/8/2021).
Desa Koja Doi memiliki beberapa atraksi yang bisa disaksikan, seperti situs bekas tsunami tahun 1992, jembatan batu, bukit batu purba, dan sanggar budaya.
Wisatawan juga bisa menyaksikan proses pembatan kain tenun khas Desa Koja Doi.
“Kalau berkunjung ke sini kita bisa lihat bekas tsunami, jembtan batu, bukit batu purba, pantai mini, sanggar budaya, tenun dan lain-lain,” ujarChelsea.
Baca juga: Wisata NTT Pesona Pantai Koka di Kabupaten Sikka, Kabarnya Masih Ada Sisa Peningglan Perang Dunia II
Keunikan Desa Wisata Koja Doi Berikut adalah keunikan yang ada di Desa Wisata Koja Doi, Sikka, NTT:
1. Tak ada kendaraan bermotor
Salah satu keunikan Koja Doi adalah tidak terdapat kendaraan bermotor darat. Penduduk biasanya bepergian dengan jalan kaki atau menaiki perahu dan sampan.
“Di sini tidak ada motor. Motor daratnya tidak ada di sini, kecuali motor laut, sampan, itu baru ada,” lanjut Chelsea. 2. Ada situs bekas tsunami Wilayah Flores pernah dilanda gempa dan tsunami pada 12 Desember 1992.
Bekas tsunami tersebut dapat disaksikan hingga saat ini di desa Desa Koja Doi. Pengunjung akan menjumpai fondasi bekas bangunan yang hancur diterjang bencana ini.
“Salah satu dampak dari gempa dan tsunami tahun 1992 itu yang terparah di pulau ini, Pulau Kenari, Pulau Koja Doi,” kata Kepala Desa Koja Doi bernama Hanawi dalam acara tur virtual tersebut.
Ia melanjutkan, situs ini menjadi salah satu pengingat bagi generasi selanjutnya tentang dahsyatnya bencana tersebut. Baca juga: Rayakan Momen 17 Agustus dengan Wisata Virtual ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi
3. Punya kesenian
Tari Balumpa Tari Balumpa merupakan tari tradisional Desa Koja Doi yang digunakan untuk menyambut tamu atau wisatawan.
Tarian ini menyuguhkan perpaduan budaya Maluku dan Buton. Lihat Foto Ilustrasi tari Balumpa Sulawesi Tenggara(pinterest.com/tomiaoceandive) Wisatawan juga bisa belajar menari di sanggar budaya Desa Koja Doi.
Sanggar tersebut dikelola masyarakat setempat yang selalu siap sedia kapan pun wisatawan datang.
4. Punya kain tenun khas Koja Doi
Salah satu kerajinan khas Koja Doi adalah kain tenun. Kerajinan ini dibuat masyarakat setempat dengan alat yang masih tradisional.

Proses pembuatan kain tenun ini bisa memakan waktu sekitar empat hari sampai satu minggu. Harga dari kain tenun khas Koja Doi sekitar Rp 400.000 per lembarnya.
“Ciri kain tenunnya itu coraknya berasal dari daerah Buton. Itu warnanya terang semua,” ujar Chelsea. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa mendesain sendiri corak dan warna dari kain tenun tersebut.
Penrajin di Desa Koja Doi, dapat membuatkan kain tenun sesuai dengan selera dan pesanan dari pembeli.
5. Punya jembatan batu sepanjang 680 meter

Desa Koja Doi terkenal memiliki jembatan batu yang menghubungkan desa tersebut dengan Pulau Koja Besar. Jembatan batu ini merupakan satu-satunya akses darat menuju ke Desa Koja Besar.
Jembatan batu yang dibuat secara gotong royong tersebut, memiliki Panjang hingga 680 meter. Jembatan unik ini dibangun masyarakat pada tahun 1987.
“(Di jembatan batu) bisa mancing, bisa juga foto-foto, duduk santai. Tergantung situasi dan kondisi. Bisa menikmati matahari terbit, bisa menikmati matahari terbenam," tutur Chelsea.
Atourin mengadakan rangkaian tur virtual pada 14 dan 15 Agustus 2021. Dalam acara tersebut, peserta dapat berkunjung secara virtual ke Desa Huta Tinggi yang ada di Pulau Samosir, Sumatera Utara dan Desa Koja Doi di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Acara tersebut merupakan bentuk Kerjasama Atourin dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Jika kamu berencana mengunjungi Koja Doi secara langsung setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berakhir, jangan lupa tetap mematuhi protocol Kesehatan yang berlaku.
Jangan lupa juga untuk segera melakukan vaksinasi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com.
Artikel lain terkait Wisata NTT
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.