Breaking News

Berita Nasional

NU dan Muhammadiyah Menangkan Zayed Award

Para pemenang, yang dikenal karena upaya mereka mengatasi ancaman sosial yang kompleks, mendapat pujian dari Paus Fransiskus

Editor: Agustinus Sape
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE
Yahya Cholil Staquf (kiri), Ketua Umum Nahdlatul Ulama, dan Haedar Nashir, Ketua Umum Muhammadiyah. 

POS-KUPANG.COM - Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdllatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah memenangkan Zayed Award for Human Fraternity tahun ini, yang diberikan untuk menghormati perjanjian yang ditandatangani oleh Paus dengan dunia Islam pada tahun 2019.

Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dengan jutaan anggota di negara Muslim terbesar di dunia, dianugerahi Zayed Award for Human Fraternity di Abu Dhabi pada 5 Februari. Mereka dikenal atas upaya mereka mengatasi ancaman sosial yang kompleks.

Hadiah ini menandai ulang tahun kelima Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama, yang ditandatangani Paus Fransiskus dengan Sheikh Ahmed Al-Tayyeb, Imam Besar Al-Azhar, saat berkunjung ke Abu Dhabi pada tahun 2019.

Penerima penghargaan lainnya adalah Suster Nelly León Correa, seorang biarawati Chili yang bekerja dengan para tahanan, dan Sir Magdi Yacoub, seorang ahli bedah kardiotoraks asal Mesir.

Dalam pesan video, Paus Fransiskus mengatakan kepada para penerima penghargaan bahwa teladan mereka akan mendorong orang lain untuk mempromosikan “nilai-nilai yang diusulkan oleh Dokumen Persaudaraan Manusia.”

Ia menyebut persaudaraan manusia sebagai sarana untuk mengatasi kebencian dan ketidakadilan.

“Selama tahun-tahun ini, kita telah melakukan perjalanan sebagai saudara dan saudari, dengan sadar bahwa sambil menghormati budaya dan tradisi kita yang berbeda, kita harus membangun persaudaraan untuk mengatasi kebencian, kekerasan, dan ketidakadilan,” tambah Paus.

Pastor Agustinus Heri Wibowo, sekretaris eksekutif komisi uskup untuk urusan ekumenis dan antaragama, mengatakan penghargaan ini layak diberikan kepada kedua organisasi tersebut, mengingat rekam jejak mereka.

“Teman-teman NU dan Muhammadiyah sudah seperti keluarga atau saudara sendiri,” ujarnya sembari mengenang pergaulannya dengan mereka.

Ia mengatakan, komisinya kerap melakukan kegiatan bersama dengan kedua organisasi tersebut dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan dan memberikan nasehat lingkungan hidup.

Pada tanggal 6 Februari, Wibowo dan perwakilan kedua organisasi tersebut mengunjungi Pandeglang di provinsi Banten, sebelah barat Jakarta, untuk bertemu dengan komunitas adat setempat.

Ketua Umum NU Yahya Cholil Staquf mengatakan pihaknya bangga menerima penghargaan tersebut. Ia menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan sesama umat manusia.

NU yang didirikan pada tahun 1926 dan saat ini memiliki 95 juta anggota telah menyelenggarakan beberapa konferensi antar agama dan antar budaya, termasuk Konferensi Islam Asia-Afrika dan Konferensi Dunia Agama dan Perdamaian.

Upaya diplomatiknya membantu menjamin pembebasan personel Korea Selatan yang disandera oleh Taliban di Afghanistan pada tahun 2007.

Baca juga: Vatikan Punya Pakar Etika Kecerdasan Buatan dari Ordo Fransiskan

Haedar Nashir, Ketua Umum Muhammadiyah, mengatakan penghargaan ini membuat “kami semakin bersemangat untuk terus bekerja maksimal dalam menjalankan peran kemanusiaan kami di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.” Organisasi ini didirikan pada tahun 1912 dan memiliki 60 juta anggota.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved