Pilpres 2024

Ekonom Fritz Fanggidae Sebut Program Capres Membingungkan 

Salah satu contoh visi rencana pembangunan jangka panjang Indonesia adalah pendapatan per kapita harus setara Indonesia maju. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Ekonom Regional, Dr. Fritz Fanggidae (kanan) saat hadir sebagai narasumber di acara Podcast Pos Kupang jelang debat kelima capres. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ekonom Regional, Dr. Fritz Fanggidae menyebut berbagai program yang diutarakan pada calon presiden atau capres saat ini membingungkan dari sisi rencana pembangunan nasional. 

"Program-program yang disebut para capres itu dari segi nomenklaturnya, namanya, itu enak didengar," kata Dr. Fritz Fanggidae, saat Podcast Pos Kupang, Minggu (4/2/2024). 

Namun, dia mengingatkan bahwa Pemerintahan saat ini telah menyiapkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045. Gambaran itu dimaksudkan dengan Indonesia Emas. 

Setidaknya ada 8 visi yakni tranformasi sosial, supremasi hukum, tranformasi tata kelola, ekonomi, nilai-nilai sosial budaya dan ekologi, pembangunan wilayah, keberlanjutan dan pembiayaan pembangunan. 

"Saya masih bingung dengan program-program populer yang diomongkan mereka, dari prespektif pembangunan nasional dia masuk di tranformasi yang mana" kata dosen di UKAW Kupang ini. 

Baca juga: KPU RI  Wajibkan Presiden Jokowi Ajukan Cuti Jika Turun Kampanye Pilpres 2024

Dia menilai, program yang ditawarkan itu belum tentu terlaksana karena harus menyesuaikan dengan RPJP nasional. Menurut dia, belum ada korelasi yang erat antara program dan visi Indonesia emas ini. 

Salah satu contoh visi rencana pembangunan jangka panjang Indonesia adalah pendapatan per kapita harus setara Indonesia maju. 

Dalam analisisnya, tahun 2025, menurut Bappenas RI, pendapatan per kapita 6 ribu US Dollar. Dengan begitu, bila capres ini selesai menjabat tahun 2029, Indonesia dalam kacamata pendapatan per kapita berada di 10 ribu US Dollar, sementara di NTT baru berada di 1000 -1500 US Dollar di tahun 2025.  

Kondisi itu akan menimbulkan pertanyaan, membawa NTT keluar dengan pendapatan setara nasional sehingga mencapai pendapatan per kapita 30 ribu US Dollar di tahun 2045. 

Dari program yang ditawarkan oleh capres saat ini, baginya sangat tidak jelas mendorong kemajuan Indonesia. 

"Sehingga dalam debat terakhir itu saya ingin mereka sadar bahwa visi misi mereka, program mereka itu harus dilihat dengan konteks visi Indonesia emas 2045, supaya kita bisa nilai," kata ekonom regional ini. 

Baca juga: Debat Capres Kelima, Durasi Closing Statement Ditambah jadi Empat Menit

Fritz Fanggidae menyebut, Program atau gagasan yang disampaikan para capres dan cawapres ini, tentu akan kembali lagi ke rancangan yang akan dikerjakan Bappenas RI. Sebab, struktur negara, Bappenas menjadi bagian yang bertugas untuk itu, bukan Presiden atau wapres. 

Dilevel masyarakat, program-program populis yang disampaikan, akan berpengaruh, tergantung pada kepentingan masyarakat itu sendiri. Untuk membangun Indonesia, kata dia, tidak saja menyodorkan program yang menyenangkan. 

Semua program, mestinya diletakkan pada suatu format pembangunan sebagaimana yang sudah diatur dalam rencana pembangunan jangka panjang. Fritz Fanggidae khawatir program mewah yang ditawarkan para calon pemimpin ini justru memaksa negara harus melakukan pinjaman luar negeri lebih besar. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved