Breaking News

Bukit Teletabis Lelogama

Viral Sampah Berserakan di Pinggir Jalan Usai Event Blayer di Lelogama, Warganet Sebut IMI NTT

Sebuah video yang diposting Instagram ntt.update dengan judul Lelogama memperlihatkan sampah berserakan di pinggir jalan Lelogama, destinasi wisata.

|
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
INSTAGRAM/NTT.UPDATE
Tangkapan layar sampah yang berserakan di Lelogama usai kegiatan blayer, Minggu 28 Januar 2024. Kantong-kantong berisi sampah (kiri) yang berhasil dikumpulkan warga usai kegiatan tersebut. 

Bukit Teletubbies yang Menggemaskan

Lelogama pernah dinominasikan dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia tahun 2021 lalu.  Tidaklah mengherankan. Wajah Pulau Timor bisa terlihat jelas di sini.

Topografi tanah yang tidak rata dan padang rumput yang terbentang luas di kaki Gunung Timau menawarkan sensasi tersendiri.

Bila Anda berada di kawasan ini, rasanya seperti sedang berada di bukit Teletubbies dalam serial TV anak-anak.

Cuaca di sini sulit untuk diprediksi. Jangan lupa untuk membawa syal atau baju hangat. Pada musim kemarau, cenderung berangin.

Pada saat berikutnya, kabut bisa turun tiba-tiba dan menghalangi jarak pandang Anda. Beberapa spot foto di sini mirip seperti suasana di luar negeri.

Jalanan yang dibangun di tempat ini sering dijadikan spot untuk membuat konten-konten khusus. Selain karena sepi dan jarang dilintasi oleh kendaraan, bentangan bukit indah disertai semak dan pepohonan besar menjadikan tempat ini diminati oleh para penggiat konten.

Batu Basusun nan Eksotis

Batu basusun, artinya batu yang bersusun atau berderet rapi. Lokasi ini memang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Letaknya kurang lebih satu kilometer dari Bukit Teletubbies. Akses masuk ke lokasi ini melalui rumah penduduk setempat.

Dengan membayar lima ribu rupiah per orang, Anda sudah bisa menyaksikan keindahan deretan batu di sana. Jalan setapak menuju lokasi Batu Basusun hanya diberi semen kasar, dan pada bagian yang terjal di lokasi diberi pagar pembatas yang sederhana. Harus ekstra hati-hati jika melangkah di sana, karena bebatuan sangat licin, kecuali pada bagian yang dialiri air.

Pemandangan luar biasa batu-batu alam yang tersusun rapi, terpahat indah, terpampang dengan jelas di depan mata. Warnanya yang coklat kelabu menyambut pengunjung bak gadis remaja polos dalam keramahan yang bersahaja.

Setiap lekukan bebatuan pada dinding setinggi dua puluhan meter seperti menemukan pasangannya, saling bertaut membentuk konstruksi yang cantik. Gemericik aliran air di dasar bebatuan meninggalkan irama musik nan menenangkan jiwa.

Teropong Bintang yang Besar

Pembangunan observatorium sedang dilakukan di Kawasan Hutan Lindung Gunung Timau. Melansir parekrafntt.id, observatorium yang didirikan di atas lahan seluas 40 hektar ini, nantinya akan menjadi rumah bagi teleskop terbesar di Asia Tenggara dengan diameter 3,8 meter. Sungguh menjadi kebanggaan bagi masyarakat NTT.

Langit di atas Pulau Timor yang bebas polusi cahaya dan polusi udara, menjadikannya sebagai salah satu tempat untuk mengamati tata surya pada belahan langit utara maupun selatan. Karenanya, lokasi ini dipilih oleh LAPAN sebagai lokasi untuk membangun observatorium nasional yang baru, menggantikan observatorium Bosscha di Lembang, Bandung.

Suasana yang berkabut dan hujan sepanjang kawasan hutan dengan pepohonan yang rapat membuat udara terasa semakin dingin.*

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved