Berita Kota Kupang
3 Pegawai Bapenda Kota Kupang Dibebastugaskan Buntut Tilep Pajak
Dia mengaku, tiga ASN itu tidak diseret ke ranah hukum lebih jauh. Sebab persoalan itu merupakan masalah internal kepegawaian.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -Tiga pegawai Badan Pendapatan Daerah atau Bapenda Kota Kupang dibebastugaskan, buntut tilep uang dari pajak masyarakat.
Tiga Apartur Sipil Negara atau ASN itu diduga menggelapkan uang, hasil penarikan retribusi dari warga di Kota Kupang.
Sanksi terhadap pengabdi negara itu berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan atau LHP dari Inspektorat Kota Kupang. Persoalan itu sebetulnya sudah muncul sejak akhir tahun 2023 lalu.
"ASN kok karakternya begitu, memalukan marwah pemerintah kota Kupang," kata Penjabat Wali Kota Kupang Fahrensy Funay, dikutip Sabtu (27/1/2024).
Selain tiga ASN yang dibebastugaskan, Penjabat Wali Kota Kupang juga mengganti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bapenda Kota Kupang sebagai langkah pencegahan agar kasus serupa tal terulang kembali di masa mendatang.
"Kita sudah ganti Plt-nya, supaya penyakit ini tidak berulang kembali," tegasnya.
Dia mengaku, tiga ASN itu tidak diseret ke ranah hukum lebih jauh. Sebab persoalan itu merupakan masalah internal kepegawaian.
Ia menyebut, kerugian yang timbul juga tidak seperti yang beredar selama ini. Setahu dia, kerugian yang ditemukan dalam sistem berkisar 5 jutaan.
Fahrensy Funay menyebut sanksi bebas tugas itu akan berlaku setahun ke depan dengan pembinaan. Dalam masa itu, ASN tersebut akan dipantau untuk nantinya diberikan atau tidaknya pemulihan jabatan atau promosi.
"Masa tenggangnya setahun, kalau non job itu biasanya malas, nanti kita lihat dalam masa pembinaan apakah akan ada perubahan atau tidak," ujarnya
Ketiga oknum ASN Bapenda yang terbukti menyelewengkan uang pajak atau retribusi disanksi sesuai dengan Peraturan BKN Nomor 6 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan PP 94 tahun 2021 tentang Disiplin PNS ketiga oknum ASN yang disanksi tidak serta merta kembali kepada jabatan yang semula diduduki.
Baca juga: Pemkot Kupang Angkat Bicara Terkait Dugaan 16 Pegawai Bapenda Makan Uang Pajak
"ASN yang melakukan pelanggaran, apalagi sebuah kesalahan yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan dan menyebabkan kerugian daerah, adalah kesalahan yang fatal," kata Ketua Komisi III, Adi Talli.
Politisi PDIP itu menyebut sanksi yang diberikan pastinya sudah melalui mekanisme yang berlaku. Pelanggar harus menerima konsekuensi dari perbuatannya.
Adi Talli menegaskan, mestinya tiga pegawai negara itu mendapat hukuman setimpal. Hal itu sebagai efek jerah sekaligus peringatan keras, terutama dalam pengelolaan keuangan.
"Harus berikan sanksi yang berat, supaya ada efek jera dan juga bagi pejabat lain tidak melakukan kesalahan yang sama lagi," tandasnya.
Sebelumnya, anggota Komisi II DPRD Kota Kupang Nining Basamalah menyarankan pegawai Bapenda yang diduga 'makan' uang pajak masyarakat dipecat.
Anggota Komisi II DPRD Kota Kupang, Nining Basamalah menyebut, Inspektorat perlu mengambil tindakan tegas. Ia tidak mau ada pembiaran yang bisa muncul hal serupa.
"Kalau (ada) PTT saya rasa diberhentikan saja karena itu moralnya sudah tidak bagus," kata Nining, di kantor DPRD Kota Kupang, Senin pekan lalu.
Sementara bagi para pegawai berstatus PNS, Nining menyarankan agar dilakukan pembinaan tegas. Sehingga masalah itu tidak lagi terulang.
Di samping itu, Nining juga meminta, pegawai yang bermasalah itu untuk dilakukan pemindahan ke instansi lain. Paling tidak, pegawai yang melakukan tugas itu bisa dirotasi secara berkala.
Ia juga mengingatkan Kepala Bapenda untuk rutin melakukan evaluasi. Sebab, pegawai Bapenda, kata dia, menjadi salah satu ujung tombak pendapatan asli daerah (PAD).
"Pak Kepala Bapenda harus sering melakukan evaluasi terhadap tenaga kerja mereka. Mereka ini menjadi sumber pencari PAD. Bagaimana sumber PAD itu bertahan, kalau yang makan sendiri oknum tidak bertanggungjawab," kata politisi PPP ini.
Adanya evaluasi itu, menurut dia, agar dilihat kinerja tiap pegawainya. Bila memungkinkan, rotasi dalam situasi itu diperlukan agar mendapat gerakan baru.
"Jangan mereka itu saja yang dipakai terus dan terus," tegas dia. (fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.