Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 20 Januari 2024, Membudayakan Pikiran Positif

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Membudayakan Pikiran Positif.

|
Editor: Agustinus Sape
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 20 Januari 2024 dengan judul Membudayakan Pikiran Positif. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Membudayakan Pikiran Positif.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama 2Samuel 1:1-4,11-12,19,23-27, dan bacaan Injil Markus 3: 20-21; Tahun B/II: Hari ke-3 Pekan Doa Sedunia; peringatan Fabianus dan Sebastianus.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik dilampirkan teks bacaan Sabtu 20 Januari 2024 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Ada seorang pemuda mengaku memiliki sebuah kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan yakni selalu berpikiran negatif terhadap sesamanya. Setiap kali ia mendengar teman-temannya berbisik-bisik, ia merasa marah dan berlaku kasar terhadap mereka, karena ia berpikir bahwa
mereka sedang membicarakannya di belakang.

Seorang pemuda lain memiliki pikiran negatif terhadap orang karena penampilan tertentu dalam berpakaian. Dalam pikirannya, orang itu adalah orang jahat.

Setelah mendengar sharing kedua pemuda ini, dapatlah dikatakan bahwa sedang terjadi pergeseran cara pandang terhadap kehidupan pribadi manusia dan lingkungan hidupnya. Manusia mudah sekali berpikiran negatif, meskipun tidak sesuai dengan kenyataan hidup orang itu.

Kita mungkin sedang jatuh lagi kepada kebiasaan hidup lama yang salah yakni selalu melihat kejelekan orang, mengingat-ingat kelemahan mereka.

Penginjil Markus mengisahkan bagaimana Yesus datang dan masuk ke dalam sebuah rumah di Kapernaum. Orang banyak berbondong-bondong datang ingin mendengarkan Yesus, ada juga yang ingin disembuhkan dari segala jenis penyakit yang diderita.

Kesibukan Yesus dan para rasul sungguh menyita waktu, hanya sedikit saja beristirahat dan lupa makan dan minum. Karena sikap-Nya seperti ini maka para imam kepala dan kaum Farisi berpikiran negatif terhadap Yesus. Bahkan, pada waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi (Mrk 3:20-21).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 20 Januari 2024, Daud Meratapi Kematian Saul, Yonatan dan Rakyat

Kerabat Yesus agak gusar terhadap-Nya. Mereka menganggap Dia sudah gila. Mungkin karena Dia dianggap sudah tidak peduli dengan diri sendiri dan hanya sibuk mengurusi orang lain.

Atau Dia dianggap gila karena sering kali berkonflik dengan para pemimpin agama, dan malah sering terlihat menikmati waktu bersama para pendosa, pemungut cukai, pelacur, penderita kusta, dan orang-orang terbuang. Mereka bermaksud membatasi pelayanan dan pewartaan Yesus.

Sebagian dari keluarga Yesus berpikir, dengan membatasi dan mengambilNya dari tengah kerumunan, dapat memberi kesempatan bagi Yesus untuk makan dan beristirahat. Ternyata Yesus memiliki pikiran dan cara pandang berbeda.

Yesus terus melanjutkan pelayananNya bagi banyak orang. Yesus tidak peduli dengan cara pandang yang sempit yang menghalang-halangi
karyaNya untuk mewartakan Kabar Baik tentang keselamatan dan menolong orang sakit.

Kontemplasi

Ada seorang pemuda Kisah injil yang singkat ini memberi kita tiga pesan yang bisa dipedomani dalam hidup.

Pertama, jangan terlalu berharap untuk dikagumi, dihormati dan dicintai walau telah banyak berbuat baik.

Dalam pengalaman Yesus kita melihat bahwa orang-orang terdekat pun bisa gagal memahami apa yang Dia lakukan. Maka, setiap pengikut-Nya yang mau berjuang bersama Dia tidak boleh berharap bahwa akan dikagumi, dihormati, dan dicintai sebagai balasan terhadap segala upaya baik yang dilakukan.

Sejak masa hidup Yesus dan seterusnya, setiap pengikut-Nya yang sejati telah menghadapi kesalahpahaman, pertentangan, dan bahkan kekerasan verbal dan fisik. Hal-hal itu kadang-kadang datang dari dalam komunitas Yesus sendiri.

Yesus saja mengalami hal-hal seperti itu, apalagi kita. Siapkah kita menghadapinya?

Kedua, membangun budaya berpikiran positif. Kita pun sering kali menganalisis keadaan sesama di sekitar kita. Kita mudah sekali memberi
label tertentu seperti mengucapkan kata gila, gendut, jelek, anjing, babi.

Kita harus membangun budaya berpikiran positif dalam segala hal.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 19 Januari 2024, Sesungguhnya Aku Menyerahkan Musuhmu ke Tanganmu

Andaikan berpikir positif benar-benar membudaya maka dunia kita ini akan menjadi indah dan mempesona. Apakah anda masih berpikiran
positif terhadap sesama? Atau lebih banyak berpikiran negatif?

Ketiga, kabar gembira terus diwartakan. Apa yang kita lakukan dan kerjakan, pasti ada orang senang dan yang lain tidak suka.

Walau menghadapi situasi yang demikian, mari kita terus bekerja dengan sungguh-sungguh, bekerja keras tanpa mengeluh. Kita hadapi dan
kerjakan dengan riang gembira.

Kita juga berikan waktu untuk berteduh dalam Tuhan, kita rasakan kehadiran dan karya Yesus dalam setiap gerak
langkah pekerjaan-pekerjaan kita.

Mari kita Membudayakan pikiran positif dalam diri kita dan sesama kita.

Doa

Ya Yesus, berilah kami kekuatan dan kegigihan dalam pelayanan, teristimewa ketika kami menghadapi tantangan dari orang-orang terdekat
kami. Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Sabtu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Teks Lengkap Bacaan 20 Januari 2024

Bacaan I: 2Sam 1:1-4.11-12.19.23-27

Para pahlawan gugur di medan perang.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Ketika kembali sesudah memukul kalah orang Amalek
Daud tinggal dua hari di Ziklag.
Maka datanglah pada hari ketiga seorang tentara dari pihak Saul,
dengan pakaian terkoyak-koyak dan tanah di atas kepala.
Ketika ia sampai kepada Daud, sujudlah ia ke tanah dan menyembah.

Bertanyalah Daud kepadanya, "Dari manakah engkau?"
Jawabnya, "Aku lolos dari tentara Israel."
Bertanyalah pula Daud kepadanya, "Apakah yang terjadi?
Coba ceriterakan kepadaku."

Jawabnya, "Rakyat telah melarikan diri dari pertempuran;
Bukan saja banyak rakyat yang gugur dan mati,
malah Saul dan Yonatan, anaknya, juga sudah mati."
Maka Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya;
dan semua orang yang menyertai dia berbuat demikian juga.
Mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam
karena Saul, karena Yonatan, anaknya,
karena umat Tuhan dan karena kaum Israel;
sebab mereka telah gugur oleh pedang.
Kebanggaanmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu!
Sudah gugurlah para pahlawan!
Saul dan Yonatan, orang yang dicintai dan yang ramah,
dalam hidup dan matinya tidak terpisah.
Mereka lebih cepat dari burung rajawali,
mereka lebih kuat daripada singa.
Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul,
yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi,
yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.
Sungguh, sudah gugurlah para pahlawan di tengah pertempuran!
Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu!
Sedih hatiku karena engkau, saudaraku Yonatan!
Engkau sangat ramah kepadaku;
bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan.
Betapa gugur para pahlawan dan musnahlah senjata-senjata perang!"

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 80:2-3.5-7

R:4b
Buatlah wajah-Mu bersinar, ya Tuhan, maka kami akan selamat.

*Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu,
dengarkan kami,
Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan!
Engkau yang duduk di atas para kerub,
tampillah bersinar di depan Efraim, Benyamin dan Manasye!
Bangkitkanlah keperkasaan-Mu,
dan datanglah menyelamatkan kami.

*Tuhan, Allah semesta alam,
berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa?
Mereka Kauberi makan ratapan
dan Kauberi minum air mata berlimpah;
Engkau menjadikan kami pangkal sengketa ara tetangga,
dan para musuh mengolok-olok kami.

Bait Pengantar Injil: Kis 16:14b

Bukalah hati kami, ya Allah,
agar dapat memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil: Mrk 3:20-21

Orang-orang mengatakan Yesus tidak waras lagi.

Inilah Injil Suci menurut Markus:

Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya
masuk ke sebuah rumah.
Maka datanglah orang banyak berkerumun pula,
sehingga makan pun mereka tidak dapat.
Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu,
mereka datang hendak mengambil Dia,
sebab kata mereka, "Ia tidak waras lagi."

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved