KKB Papua

Penyelundup Senjata Api ke KKB Papua Segera Disidangkan, Kini Berkas Perkara Sudah di Kejaksaan

2 oknum pria yang ditangkap aparat keamanan karena hendak menyelundupkan senjata api ke Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua, akan segera disidangkan

|
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
MASIH DISANDERA – Sampai saat ini, pilot Susi Air, Philips Mark Merthens masih disandera oleh anggota KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya. Pilot itu masih hidup walau kondisi fisiknya kini lebih kurus dari sebelumnya. 

POS-KUPANG.COM – Dua oknum pria yang ditangkap aparat keamanan karena hendak menyelundupkan senjata api ke Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua, dalam waktu dekat akan segera disidangkan.

Sidang kasus tersebut kemungkinan akan segera dijadwalkan, lantaran berkas perkara dan kedua oknum tersangka, sudah diserahkan oleh aparat penyidik Polres Ambon ke Kejaksaan Negeri Ambon.

Kedua tersangka yang kini sedang diproseshukumkan tersebut, masing-masing Fredi Latuperissa alias Edi dan Jerry Loupatty alias Jery.

Dalam kasus tersebut, berkas perkara kedua tersangka itu sudah dinyatakan lengkap atau P21 oleh jaksa penuntut umum, Donald Rettob.

Dengan demikian, bila tak ada rintangan, maka berkas perkara tersebut akan segera dilimpahkan ke pengadilan untuk disidangkan.

Terkait kasus tersebut, Kapolsek KPYS atau Kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Julkisno Kaisupy mengatakan, bahwa berkas berita acara pemeriksaan kasus tersebut sudah dinyatakan lengkap.

Oleh karena itu, katanya, pihaknya telah menyerahkan berkas perkara tersebut bersama kedua tersangka, ke Kejaksaan Negeri Ambon.
Dikatakannya, bahwa penyerahan berkas dan barang bukti kasus penyelundupan senjata api tersebut sudah dilakukan pada Kamis 11 Januari 2024.

Berkas perkara itu, katanya, displit menjadi dua bagian. Pasalnya, masing-masing tersangka dibuatkan berkas tersendiri.

"Jadi, penyerahan tahap dua berkas perkara itu sudah dilakukan hari Kamis 11 Januari 2024. Berkas perkara itu memang disiplit menjadi dua, dimana satu tersangka satu berkas perkara yang dibuatkan secara terpisah," ujar Kapolsesk Julkisno Kaisupy, Jumat 12 Januari 2024.

Sementara terkait barang bukti, dia menyebutkan bahwa uang tunai Rp. 300.000 dalam rupa uang pecahan Rp 100.000 3 lembar, dan satu hp nokia hitam tanpa kartu telepon.

Selain itu, katanya tiga pucuk senjata api rakitan laras panjang warna hitam, masing-masing dua popor Senpi lipat terbuat dari besi siap pakai tanpa magazen.

Berikutnya, satu pucuk senjata api laras panjang, popor terbuat dari kayu dan siap pakai. Dengan diserahkannya tersangka dan berkas perkara tersebut, maka selanjutnya akan dilimpahkan ke pengadilan untuk disidangkan.

Pilot Susi Air Masih Disandera

Sementara itu, pilot Susi Air, Philips Mark Merthens, hingga kini masih disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Pilot yang disandera sejak 7 februari 2023 itu hingga kini belum dibebaskan. Ia masih ditawan sementara upaya pembebasan dengan cara negosiasi hingga kini pun masih terus diupayakan.

Belum diketahui pasti mengapa sampai saat ini KKB Papua belum membebaskan pilot tersebut. Belum diketahui pula sampai kapan upaya negosiasi itu menemui hasil seperti yang diharapkan.

Untuk diketahui, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot tersebut setelah ia mendaratkan pesawat Susi Air secara sempurnah di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, 7 Februari 2023 lalu.

Sejak itu sampai sekarang, nasib pilot itu sungguh menyedihkan. Ia hidup dan membaur dengan anggota KKB Papua di hutan Papua.

Sampai saat ini keberadaan pilot tersebut hanya diketahui melalui pajangan foto atau video yang diunggah KKB Papua di media sosial.

Dari unggahan terakhir yang dilakukan KKB Papua sebelum hari raya Natal 2023 lalu, pilot tersebut terlihat berambut panjang dan brewokan.

Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu juga terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Ia senantiasa selalu bersama Egianus Kogoya.

Terkait kondisi pilot yang kurus, Juru Bicara TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom angkat bicara.

Ia mengatakan bahwa sampai saat ini pilot tersebut masih hidup. Pilot tersebut dijaga seperti telur oleh anggota KKB Papua maupun Egianus Kogoya.

Jika pilot tersebut terlihat kurus, kata Sebby Sambom, itu wajar. Karena bahan makanan yang dikonsumsi adalah makanan tanpa mengandung lemak atau kolesterol.

Baca juga: Hampir Setahun Pilot Susi Air Disandera KKB Papua, Begini Kata Kapolda Mathius Fakhiri

Baca juga: Pilot Susi Air Masih Hidup, Kini Terlihat Makin Kurus Walau Selalu Gonta Ganti Pakaian

Pola makan dan makanan yang dihidangkan pun, lanjut Sebby Sambom, jauh berbeda dengan apa yang dikonsumsi oleh masyarakat perkotaan.

Oleh karena itu, katanya, jika saat ini pilot Philips Mark Merthens kurus, itu hal yang wajar. Karena yang paling penting, adalah pilot itu tetap sehat walau hidup bersama anggota KKB Papua di hutan.

Pintu Batas Papua Nugini Diperketat

Sebelumnya diberitakan, penjagaan pintu batas antarnegara Indonesia dengan Papua Nugini, kini diperketat. Hal tersebut dilakukan untuk menutup akses penyelundupan senjata api dari negara tetangga tersebut ke Tanah Papua.

Selama ini, penyelundupan senjata api dari Papua Nugini ke Papua untuk kepentingan Kelompok Kriminal Bersenjata di daerah tersebut. Senjata api itulah yang digunakan untuk menyerang prajurit TNI Polri dan warga sipil lainnya.

Hal tersebut disampaikan  Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan kepada awak media sebagaimana dilansir Pos-Kupang.Com, Sabtu 14 Oktober 2023.


Dikatakannya, pengetatan pengawasan pintu batas antarnegara tersebut, selain untuk menutup akses penyelundupan senjata api, juga untuk menghentikan akses anggota dan simpatisan KKB Papua dari dan ke Papua Nugini (PNG).

Untuk itu, katanya, Satgas Pamtas RI-Papua Nugini (PNG) akan meningkatkan kesiagaan di pintu gerbang antarnegara tersebut. Dengan cara itu, mata rantai penjualan senjata api pun diputus dan ruang gerak Kelompok Separatis Teroris pun semakin dibatasi.

Sebelumnya, kata Izak Pangemanan, pasukan gabungan TNI-Polri berhasil mengamankan dua pucuk senjata api laras panjang dari anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Ngalum Kupel.

Senjata api tersebut diamankan aparat TNI Polri di kawasan Distrik Batom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. Setelah ditelusuri, senjata api tersebut berasal dari Papua Nugini.

"Dua orang anggota KKB yang ditangkap itu adalah Yulian Uropmabin (36) dan Kapol Uropmabin (42)," ujarnya.

Izak Pangemanan juga menyebutkan, bahwa pengetatan pintu tapal batas itu untuk mencegah keluar masuknya anggota KKB Papua, yang hendak menyelamatkan diri lantaran dikejar prajurit TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz.

 
“Kita akan terus mengawasi daerah perbatasan untuk mencegah masuk senjata api ke wilayah Indonesia dari Papua Nugini,” kata Izak Pangemanan, di Jayapura, Kamis, 12 Oktober 2023.

Jika semua jalur ditutup, katanya, maka pergerakan kelompok kriminal tersebut praktis dipersempit. Apalagi saat ini, kelompok itu juga semakin terdesak oleh ngototnya pergerakan Satgas Ops Damai Cartenz.

Saat ini, katanya, Satgas Ops Damai Cartenz tak henti-hentinya mengejar anggota KKB Papua yang selama ini terlibat dalam berbagai tindakan kejahatan di daerah bergolak tersebut.

Untuk diketahui, sampai saat ini KKB Papua tak henti-hentinya melancarkan aksi kejamnya di daerah itu. Selain menyerang prajurit TNI Polri yang bertugas di daerah itu, kelompok pengacau ini juga menyerang warga sipil.

Bahkan mereka juga membakar fasilitas umum yang dibangun pemerintah untuk kepentingan masyarakat. Fasilitas umum yang dibakar itu, di antaranya pasar, sekolah dan kantor-kantor pemerintah.

Salah satu lokasi pasar yang dibakar KKB Papua adalah pasar di Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang. Pasar itu dibakar pada Senin 18 September 2023.

Pasar itu dibakar setelah sebelumnya, KKB Papua pimpinan Ananias Atimimin menembak mati seorang anggota brimob, yakni Briptu Rudi Agung Ashari saat bersama Satgas Ops Damai Cartenz melakukan patroli keamanan di wilayah Distrik Serambakon.

Dalam insiden tersebut, anggota brimob tersebut gugur sebelum mendapatkan bantuan emergensi dari paramedis yang bertugas di RSUD Oksibil.

Beberapa jam setelah menembak anggota brimob tersebut, KKB Papua yang dipimpin Otobius Bidana Mimin menembak lagi dua warga sipil yang saat itu baru pulang dari rumah duka.

Gegara tembakan tersebut, dua warga sipil tersebut, yakni seorang perempuan bernama Regina, berusia 50 tahun dan seorang pria bernama Yonas, 35 tahun, terpaksa dilarikan ke RSUD Oksibil untuk dirawat.

Baca juga: Panglima TNI Tak Mau Hadapi KKB Papua dengan Kekerasan Senjata: Kita Utamakan Negosiasi

Sementara tindakan lain KKB Papua, adalah membakar rumah-rumah dinas yang dibangun pemerintah untuk para tenaga medis dan paramedis, juga guru-guru di daerah bergolak tersebut.

Mess itu disiapkan, sehingga para petugas kesehatan juga guru-guru yang mengabdi di Tanah Papua, bisa bekerja lebih fokus dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kepada masyarakat. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved