Berita Sumba Timur

Dampak El Nino, Tanaman Pangan Mengering, Petani di Sumba Timur Merugi

Dampak El Nino yang ditandai rendahnya curah hujan mulai dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Sumba Timur. Para petani belum bisa menanam padi.

Penulis: Mutiara Christin Melany | Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/HO
Tanaman padi di Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, terancam kering dan mati karena ketiadaan air. Gambar diambil Selasa 9 Januari 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Dampak El Nino yang ditandai rendahnya curah hujan mulai dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Sumba Timur. Para petani belum bisa menanam padi dan tanaman hortikultura.

Seperti yang dialami Nikson ND, petani hortikultura asal Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur. Saat ditemui POS-KUPANG.COM, Selasa 9 Januari 2024, Nikson mengeluhkan ribuan pohon cabai miliknya mati kekeringan, padahal tanaman tersebut baru saja disemai pada saat hujan pada awal Desember 2023.

"Waktu hujan turun pertama, saya berpikir bahwa hujan sudah mulai rutin, sehingga saya langsung semaikan bibit tanaman cabai. Namun selama Desember 2023, hujan jarang turun, membuat tanaman cabai yang awalnya sudah mulai tumbuh kemudian menjadi kering dan mati," ungkap Nikson.

Baca juga: Sikapi Dampak El Nino, Pemkab Sumba Timur Fokus Maksimalkan Produksi Pangan

Kering dan matinya tanaman cabai tersebut membuat Nikson merugi belasan juta rupiah. "Saya mengalami kerugian sekitar Rp 15 juta untuk bibit, ditambah lagi dengan pupuk, sehingga saya tunggu kondisi curah hujan yang stabil barulah saya akan kembali menanam," kata Nikson.

Keluhan serupa juga disampaikan Okta Wila, warga RT 01 Kelurahan Mau Hau, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur. Setiap tahun Okta Wila menggarap sawah, tetapi tahun ini dia belum bisa menggarap sawah karena ketiadaan air. Dia terpaksa beralih ke pekerjaan lain untuk mengais rezeki.

"Kami setiap tahunnya menggarap sawah, namun tahun ini kami tidak tanam padi, karena curah hujan tidak mendukung. Kami cari pekerjaan lain untuk mendapat penghasilan tambahan," ungkap Okta.

Curah Hujan Singkat

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur, Nicolas Pandarangga mengatakan, curah hujan tahun ini sangat singkat.

Berdasarkan informasi yang didapatnya dari aplikasi SIKEPANGMAS milik Distan dan Pangan Sumba Timur, curah hujan dengan intensitas lumayan tinggi terjadi pada Januari hingga Februari 2024. Sedangkan untuk bulan Maret dan seterusnya, tidak ada lagi hujan atau mulai masuk musim kemarau.

Dia meminta masyarakat Sumba Timur untuk bijaksana mengelola dan memanfaatkan air hujan dan sumber air.

Padi sawah terancam kering dan mati_01
Tanaman padi di Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, terancam kering dan mati karena ketiadaan air. Gambar diambil Selasa 9 Januari 2024.

Pihaknya juga telah melakukan rapat evaluasi dengan semua stakeholder. Hasilnya, Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing meminta kepada semua stakeholder melakukan berbagai tindakan antisipatif seperti pemetaan secara riil permasalahan El Nino.

"Fokus pemetaan masalah kekeringan di Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan memanfaatkan brigade alsintan mesin pompa air, terutama sentra-sentra produksi pangan agar terus berproses produksi dengan memanfaatkan sarana dan prasarana irigasi/waduk dan sejenis dengan cara perluasan areal tanam dan meningkatkan produksi," jelas Nicolas.

Demikian pula kepala BP3K, ketua KTNA tingkat Kabupaten, Kecamatan serta penyuluh agar melakukan pendampingan ke kelompok tani secara intensif, menyeluruh dan berkelanjutan.

Selain itu, melakukan koordinasi dan komunikasi secara intensif dengan instansi teknis tingkat Provinsi maupun Pusat seperti Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Kementerian PUPR, dan Kementerian Sosial. 

“Tindakan yang kita laksanakan itu untuk memberikan solusi dan strategi menghadapi ancaman perubahan iklim ekstrem di Sumba Timur yang berkaitan dengan El Nino,” paparnya.

Upaya tersebut, katanya, merupakan langkah utama melindungi sektor pertanian dan meminimalisir dampak yang mungkin terjadi terhadap produksi dan produktivitas komoditi pertanian.

“Memang dalam beberapa tahun terakhir ini dampak El Nino sangat dirasakan di berbagai wilayah, termasuk di Sumba Timur,” ujarnya.

Pihaknya berharap langkah ini dapat membantu serta mengurangi dampak El Nino terhadap sektor pertanian.

Dia mengajak petani dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan sektor pertanian dan hortikultura. *

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved