Uskup Anton Pain Ratu Wafat

Kardinal Timor Leste Virgilio do Carmo Sampaikan Belasungkawa atas Meninggalnya Mgr Anton Pain Ratu

Saya sangat sedih mengetahui meninggalnya Uskup Anton Pain Ratu. Saya turut berduka cita bersama komunitas Katolik di Atambua

Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/HO
Poster Mgr. Anton Pain Ratu dengan moto "Maranatha! Datanglah, Ya Tuhan Yesus" terpampang di Gereja Katedral Atambua di mana jenazahnya disemayamkan sebelum dimakamkan, Selasa 9 Januari 2024. 

Pada tahun 2003, ketika dia berusia 75 tahun, dia mengajukan pengunduran dirinya ke Vatikan. Namun, butuh waktu empat tahun hingga permohonannya dikabulkan ketika Paus Benediktus XVI memilih Uskup Dominikus Saku sebagai penggantinya.

Mgr. Anton Pain Ratu SVD, uskup emeritus Keuskupan Atambua.
Mgr. Anton Pain Ratu SVD, uskup emeritus Keuskupan Atambua. (POS-KUPANG.COM/HO)

Pengangkatan Uskup Dominikus Saku menandai peralihan kepemimpinan dari uskup SVD ke uskup diosesan di Atambua yang menjadi keuskupan pada 3 Januari 1961.

Sejak pensiun, ia tinggal di dekat tempat suci Bitauni di Paroki St. Maria Kiupukan, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Di sana, sebagaimana ditulisnya dalam surat, ia ingin menghabiskan sisa hidupnya “sebaik-baiknya dengan berdoa, menulis dan membantu Keuskupan Atambua dengan segenap kemampuan saya dalam bidang pelayanan.”

Robert Bala, seorang penulis Katolik, mengatakan bahwa pilihannya untuk tetap berada di keuskupan dan hidup dalam kesederhanaan adalah sebuah ekspresi "untuk merangkul tanah di mana ia bekerja."

Pastor Yudel Neno dari Keuskupan Atambua, yang tinggal bersama Pain Ratu beberapa tahun terakhir, menyebut kesederhanaannya “menginspirasi.”

“Dia merawat barang-barang lama, asalkan layak untuk digunakan kembali. Dia tidak selalu membutuhkan hal-hal baru."

Mery Nitbani, ketua Majelis Jemaat Polikarpus di Atambua dari Gereja Masehi Injidil di Timor (GMIT), mengenang upaya ekumenis uskup tersebut.

Dia mengatakan uskup mendorong program pertukaran ekumenis di mana para pendeta Protestan memimpin khotbah di gereja-gereja Katolik dan sebaliknya.

Agustinus Taolin, Bupati Belu, menyebut Pain Ratu sebagai pemimpin Gereja “yang berkharisma dan berkarakter.” Taolin menghadiri Misa bersama uskup pada akhir Desember.

Jenazah Mgr. Anton Pain Ratu_0050
Umat melayat jenazah Mgr. Anton Pain Ratu yang disemayamkan di Gereja Katedral Atambua sebelum dimakamkan tempat yang sama Selasa 9 Januari 2024.

Ny. Fransiska Paula Nino, seorang hakim asal Kefamenanu, bercerita di grup WhatsApp, bahwa beberapa hari sebelum almarhum berpulang, dia sempat menonton video sang uskup merayakan ulang tahun yang ke-95.

Dia juga bercerita bahwa pada hari raya Natal 2023, Uskup Anton Pain Ratu masih sempat merayakan Natal bersama umat Paroki Haumeni, di mana ia pertama kali bertugas setelah ditahbis menjadi imam.

"Sepertinya almarhum sudah mengetahui perjalanan akhirnya," tulis Fransiska yang merasakan duka mendalam atas berpulangnya sang Uskup. 

Dia yakin umat Katolik Paroki Haumeni sangat berduka karena merasakan begitu besar cinta sang Uskup.

Mgr. Anton Pain Ratu lahir di Lamawolo, Kabupaten Flores Timur dari keluarga petani.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved