Berita Kota Kupang
Inovasi Oven Pengering Hemat Energi Undarma Kupang Diharapkan Tarik Minat Milenial Kembali ke Desa
Undarma Kupang sendiri telah melakukan inovasi oven pengering hemat energi di salah satu desa binaannya, yakni Desa Noepesu, di Kabupaten TTU
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Inovasi oven pengering hemat energi yang diusulkan Universitas Karya Darma atau Undarma Kupang diharapkan bisa menarik minat para milenial untuk kembali ke desa dan membangun desanya.
Undarma Kupang sendiri telah melakukan inovasi oven pengering hemat energi di salah satu desa binaannya, yakni Desa Noepesu, di Kabupaten Timor Tengah Utara. Nantinya, akan diimplementasikan inovasi tunnel hydrogenic rotating atau THR dengan tunnel fish dryer-bakar batu atau TFD bakar batu. Dengan inovasi yang telah disiapkan, Desa Noepesu diharapkan akan menjadi desa ekowisata.
THR-TFD berbasis pertanian organik terpadu di Desa Noepesu disiapkan secara kolaboratif, inovatif, dan adaptif sebagai lokomotif bagi para wirausaha milenial.
Baca juga: Ketua AIPKIND NTT: S1 Kebidanan Undarma Bisa Jadi Rujukan Belajar Institusi Lain
Wakil Rektor III Universitas Undarma Kupang Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama, Phiter Yesend Boimau menjelaskan, inovasi ini akan dibangun di lahan kering seluas 5.000 m⊃2; berupa demplot.
Demplot ini terdiri dari cafe dua tingkat, lopo tempat pemancingan dan dari segi pariwisata ada terowongan berputar yang dinamakan THR yang di dalamnya ada sayuran.
Demplot ini juga ada kolam ikan, ayam, tanaman buah seperti stroberi, apel atau tanaman pertanian lainnya.
"Kita menginginkan ada kolam ikan air tawar dan dalam riset itu kita telah menemukan ikan lele adalah satu produk yang kaya protein dan bisa menurunkan stunting," ungkap Phiter, Sabtu 6 Januari 2024.
Baca juga: Bentuk Integritas Mahasiswa Baru, Undarma Kupang Gelar PKKMB
Kemudian hasil panen seperti ikan yang telah dikonsepkan akan diolah menggunakan tunnel fish dryer-bakar batu atau sederhananya inovasi oven pengeringan ikan dengan menggunakan kayu bakar yang disesuaikan dengan kondisi geografis Desa Noepesu yang merupakan daerah penghujan seperti puncak Bogor, Jawa Barat.
Phiter menerangkan, salah satu keunggulan dari program ini adalah munculnya satu siklus usaha dalam masyarakat.
Misalnya di satu hektar lahan, nantinya tiap tahun akan tiga kali panen. Itu berarti akan ada 300-400 ton ikan yang harus dipanen.
Jika usaha biasa maka akan terjadi over produksi yang mengakibatkan biaya produksi itu naik terus. Tetapi dengan adanya usaha kolaborasi antara THR-TFD (oven pengering), ikan tersebut bisa dikeringkan dagingnya, tulang, kepala untuk dijadikan tepung sebagai bahan dasar pembuatan pakan ternak.
"Isinya bisa diolah menjadi makanan bergizi menjadi tepung ikan yang dicampur dengan ekstrak daun kelor dan akan menambah nilai gizi. Itu keunggulannya karena oven ini juga hemat energi," lanjut Phiter.
Baca juga: Rektor Undarma Kupang Sebut Peserta KKN Hadir Bawa Solusi di Era Digital Society
Dalam program pengabdian ini, Undarma Kupang akan melakukan pendampingan sehingga ketika melakukan kolaborasi, akan ada keberlanjutan. Karena itu, Undarma Kupang juga telah bersiap dan mengandeng desa yang menerima inovasi ini.
"Kita bisa mewujudkan desa mandiri dan sesuai tagline yang diluncurkan 'Jadikan Salah Satu Bogor di NTT' yaitu di Kabupaten TTU tepatnya di Desa Noepesu. Soal inovasi kita juga akan terus berinovasi kemudian bisa terus membangun desa sesuai dengan kebutuhan desa. SDM di desa tersebut juga akan diberdayakan dengan pelatihan selama dua minggu," lanjutnya.
Konsep ini dicanangkan untuk membuat daya tarik di desa sehingga anak milenial tidak hanya berpusat di kota dan lupa desanya.
Baca juga: Rektor dan 44 Pejabat Struktural Undarma Kupang Periode 2023-2027 Resmi Dilantik
Menurutnya, desa memiliki daya tarik tersendiri yang bisa dikembangkan. "Program ruralisasi milenial ini adalah untuk membuat sebuah gerakan balik kampung. Tetapi kampung harus menyediakan sarana-sarana yang menarik untuk memulangkan mereka," tambahnya.
Desa Noepesu sendiri memiliki sumber air, iklim yang sangat mendukung untuk mengembangkan inovasi ini. Diharapkan ada gerakan pulang kampung dari milenial.
Secara ekonomi, inovasi ini akan membangun ekonomi masyarakat di desa itu bahkan desa-desa tetangga akan melihat sesuatu yang baru di situ dan mereka akan berkolaborasi.
"Misalnya harus ada buah-buahan yang dipajang. Kita harus bikin itu. Sepanjang jalur menuju Desa Noepesu bisa menjadi daya tarik untuk dikunjungi, karena sentranya ada di sana. Jadi intinya ada plasma yang ada di sekitarnya jadi penyanggah," lanjutnya.
Sekretaris Dinas PMD NTT, Grandi Angi yang hadir dalam kesempatan ini mengatakan, pada prinsipnya pihaknya selalu mendukung program atau inovasi-inovasi baru untuk peningkatan ekonomi di desa.
Kepala Desa Noepesu, Yosep Mamo dalam diskusi bersama Undarma Kupang mengatakan, potensi alam di Desa Noepesu cukup besar khususnya di bidang pertanian.
Ia menyebut, berbagai potensi diantaranya ada bawang putih yang menjadi andalan adalah siung tunggal, kacang merah, bawang merah, kentang, wortel.
Selain itu ada budaya yang sangat menarik, tempat destinasi wisata dan kearifan lokal yang dipertahankan untuk tetap dilestarikan menjadi salah satu potensi yang tidak boleh punah.
"Komitmen kami untuk kami bisa bawa perubahan di Desa Noepesu dengan tujuan pengembangan inovasi dalam desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya didampingi Sekretaris Desa Noepesu, Petrus Tefa di Kupang.
Ia berharap dengan inovasi ini bisa bekerja sama untuk bisa memberikan dampingan kepada masyarakat Desa Noepesu dan tujuan masyarakat Desa Noepesu tercapai. (dhe)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.