Piala Dunia

Sosok Legenda Brasil Pele di Mata Nelson Mandela, Ronald Reagen Termasuk Michel Platini

Marcos Evangelista de Morais, lebih dikenal sebagai Cafu menyebut Pele merevolusi sepak bola. Pele menghentikan perang. Pele menyatukan negara

Penulis: Edi Hayong | Editor: Edi Hayong
kolase-fifa.com
LEGENDA PELE- Legenda sepak bola Brasil Pele ketika masa jayanya. Presiden, penyair, rocker, artis, dan tokoh penting lainnya di dunia sepak bola memberikan komentar terkait penampilan sang legenda 

”Perdebatan tentang pemain abad ini tidak masuk akal. Hanya ada satu kemungkinan jawaban: Pele. Dia adalah pemain terhebat sepanjang masa, dan dengan jarak yang agak jauh yang mungkin bisa bisa saya tambahkan.” Zico.

Baca juga: Hasil Piala Dunia 2022, Profil Casemiro Pengantar Timnas Brasil ke 16 Besar

"Ada Pele sebagai seorang pria, dan kemudian Pele sebagai seorang pemain. Dan, bermain seperti Pele berarti bermain seperti Dewa.” Michel Platini

”Pele bermain sepak bola selama 22 tahun, dan pada waktu itu dia berbuat lebih banyak untuk mempromosikan persahabatan dan persaudaraan dunia daripada duta besar lainnya di manapun.” J.B. Pinheiro, duta besar Brasil untuk Persatuan Bangsa-Bangsa.

“Saya tiba dengan harapan untuk menghentikan sosok luar biasa, tetapi saya pergi dengan keyakinan bahwa saya telah dikalahkan oleh seseorang yang tidak lahir di planet yang sama dengan kita semua.” Costa Pereira dalam kekalahan Benfica 5-2 dari Santos pada Piala Interkontinental 1962 di Lisbon

“Pele lebih besar dari Paus. Ke mana pun dia pergi, itu seperti Beatlemania. Muhammad Ali, Robert Redford, Mick Jagger, Elton John…semua orang kagum pada Pele.” Steve Ross, yang membantu membawa Pele ke (New York) Cosmos.  “Bahkan langit pun menangis.“

Sebuah surat kabar di Brasil sehari setelah Pele melakoni penampilan terakhir dalam kariernya pada pertandingan persahabatan antara New York Cosmos dan Santos.

“Semua orang bilang dia sudah selesai. Ketika kami menjadi juara dunia, dia masuk ke ruang ganti dan, ini masih membuat saya gugup hari ini, berteriak tiga kali, 'Saya tidak mati. Saya tidak mati. Saya tidak mati.' Tidak diragukan lagi, dia adalah pemain terhebat dalam sejarah. Dia membuat saya emosional.” kata Rivellino kepada FIFA.(*)

Sumber : fifa.com

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved