Piala Dunia
Sosok Legenda Brasil Pele di Mata Nelson Mandela, Ronald Reagen Termasuk Michel Platini
Marcos Evangelista de Morais, lebih dikenal sebagai Cafu menyebut Pele merevolusi sepak bola. Pele menghentikan perang. Pele menyatukan negara
Penulis: Edi Hayong | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM- Bicara soal legenda sepak bola khususnya pemain Timnas Brasil tak bisa disangkal sosok Edson Arantes do Nascimento atau lebih dikenal sebagai Pele namanya sangat mendunia.
Selama kariernya sebagai pemain, Pele berhasil membawa Timnas Brasil menjadi Juara Dunia Piala Dunia FIFA sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 1958 di Swedia, tahun 1962 di Chili, dan tahun 1970 di Meksiko
Itulah sebabnya, baik presiden, penyair, rocker, artis, dan tokoh penting lainnya di dunia sepak bola memberikan pendapat tentang Pele.
Berikut komentar para pemuja sang legenda sepak bola Brasil ini.
Marcos Evangelista de Morais, lebih dikenal sebagai Cafu menyebut Pele merevolusi sepak bola. Pele menghentikan perang. Pele menyatukan negara, menyatukan keluarga. Tidak ada masalah ras, masalah bahasa.
"Saya lahir pada tahun 1970. Pada tahun 2002, saya menjadi juara dunia. Saya kapten. Saya mendapat kehormatan menerima trofi Piala Dunia tidak kurang dari siapa? Pele! Man! Jika saya berkata lebih banyak lagi, saya akan menangis. Ini benar-benar emosional!” Cafu kepada FIFA.
Sementara Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela menyebut bahwa menyaksikan Pele bermain bola berarti melihat kegembiraan seorang anak digabungkan dengan keanggunan luar biasa seorang pria secara utuh.
"Dia bahkan belum berusia 18 tahun. Untuk melakukan semua yang dia perbuat di Piala Dunia, di final… 99 persen pendukung Swedia bersorak untuk Pele. Pele berasal dari Saturnus," kata Pepe kepada FIFA.
Baca juga: Lionel Messi Memberikan Penghormatan kepada Pele Setelah Ikon Brasil Meninggal pada Usia 82 Tahun
Andy Warhol mengatakan, Pele adalah salah satu dari sedikit yang bertentangan dengan teorinya. Alih-alih 15 menit ketenaran, dia akan memiliki 15 abad (ketenaran).”
"Aku berkata pada diriku sendiri sebelum pertandingan, 'Dia terbuat dari kulit dan tulang sama seperti orang lain'. Tapi aku keliru.” Tarcisio Burgnich, bek Italia yang menjaga Pele di final Piala Dunia FIFA 1970 Meksiko
Tostao kepada FIFA berkomentar "Saya pikir Pele lebih baik dari mereka semua. Bagi saya tidak ada bandingannya. Dia tidak memiliki satu cacat pun. Maradona spektakuler, tetapi dia tidak berada di level Pele secara fisik, dia tidak mencetak jumlah gol yang dibuat oleh Pele".
"Messi spektakuler, tetapi dia tidak menyundul bola seperti yang dilakukan Pele, dia tidak menembak dengan baik menggunakan kedua kakinya, dia tidak membuat gerakan yang dilakukan Pele".
"Cristiano Ronaldo adalah pemain yang luar biasa, tetapi dia tidak memiliki kemampuan yang dimiliki Pele dan dia tidak memberikan operan luar biasa seperti yang dilakukan Pele".
"Jika Anda mengambil kualitas Cristiano Ronaldo dan Messi, kemudian menggabungkannya, maka Anda akan memiliki pemain yang bisa dibandingkan dengan Pele!" kata Tostao kepada FIFA
Paulo Cezar Caju kepada FIFA “Saya ingat sebuah adegan dari Final Piala Dunia 1998. Setelan jas berdasi. Karpet merah. Ada Eusebio, (Franz) Beckenbauer, Gregory Peck, Elizabeth Taylor, (Tim) Burton, Alain Delon, Rod Stewart. Kecemasan seperti itu, stadion yang penuh sesak, tribun yang indah. Kemudian hal gila terjadi. Pele berjalan ke tribun dan semua orang berhenti, berdiri, dan bertepuk tangan selama sekitar lima menit. Spektakuler, spektakuler!”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.