Breaking News

Pilpres 2024

Hasil Survei IPE, Elektabilitas Tiga Capres Cawapres Naik, Ganjar-Mahfud Dapat Sentimen Positif

Indonesia Political Expert (IPE) memaparkan temuan hasil survei terhadap elektabilitas ketiga capres dan cawapres pada Pilpres 2024.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM
Tiga calon presiden dan wakil presiden, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Lembaga riset dan survei Indonesia Political Expert (IPE) memaparkan temuan hasil survei terhadap elektabilitas ketiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024, mendatang.

Dari survei yang dilakukan rentan waktu tiga periode yakni, Agustus-September 2023, November 2023 dan Desember 2023, menunjukan bahwa ketiga paslon capres-cawapres terjadi kenaikan elektabilitas jika dibandingkan dengan survei di awal yakni Agustus-September 2023.

Direktur Riset dan Survei Indonesia Political Expert (IPE) Agustanto Suprayoghi menjelaskan, kenaikan paslon capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebesar 23,79 persen, 25,60 persen dan 26,79 persen.

Lalu, paslon capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming sebesar 29,89 persen, 30,75 persen dan 31,25 persen.

Sedangkan, paslon capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 30,45 persen, 32,78 persen dan 33,57 persen.

Agustanto pun mengatakan, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD unggul atas dua paslon lainnya saat ini.

Hal itu dissmpaikan Agustanto saat pemaparan hasil survei bertajuk 'Media Breafing, Outlook Politik dan Pemilu 2024, Berdasarkan Hasil Survei Politik dan Elektabilitas Capres, Cawapres dan Legislatif Pemilu 2024' di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (2/1).

Baca juga: CSIS Beberkan Hasil Survei Mencengangkan, Paslon Anies-Muhaimin Ungguli Ganjar-Mahfud

"Posisi pergerakan elektabilitas dari 01, 02 dan 03 di mulai dari bulan Agustus hingga Desember terjadi peningkatan dan ini memang wajar karena apa ini artinya seluruh mesin partai tim pemenangan telah di bekerja dengan betul," kata Agustanto.

"Buktinya lagi undicided suara itu berkurang karena mereka sudah mulai memberikan pilihan-pilihan," sambung dia.

Agustanto juga memberikan catatan penting terhadap kenaikan elektabilitas pada ketiga pasangan capres-cawapres tersebut.

Pertama, dia menyebut soliditas pasangan Anies-Cak Imin dalam melakukan kampanye secara gerilya dan mengkonsolidasikan basis masa NU itu mendapatkan hasil yang cukup baik.

Walaupun, perlu disadari bahwa NU sendiri itu posisinya terpecah secara organisasi NU sudah menyatakan pilihan ke Prabowo-Gibran.

"Artinya apa ini harus pintar teman-teman yang berada di tim 01 dan ini harus benar-benar mampu meraih ceruk-ceruk suara yang memang itu merupakan suara-suara yang mengambang bukan suara-suara royal," ungkap dia.

Kedua, kata dia, turunnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi mempunyai relevansi yang cukup erat mengapa elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran terkesan jalan di tempat.

"Dari tiga calon yang kenaikannya tidak cukup signifikan itu memang di Prabowo-Gibran," ucapnya.

Baca juga: Hasil Survei Terbaru Litbang Kompas Usai Debat Capres-Cawapres, Prabowo-Gibran Masih Tetap Unggul

Agustanto menjelaskan, bahwa dilihat dari pertanyaan sebelumnya dikarenakan figur Jokowi yang selama ini dipasang di belakang sebagai pendukung dari Prabowo-Gibran ternyata sudah tidak efektif lagi.

"Selama ini kan mereka berharap orang yang dulu memilih Jokowi di tahun 2014, 2019 mereka akan memberikan pilihan kepada 02 ternyata tidak. blunder ini ternyata mengakibatkan apa yang diinginkan oleh tim 02 itu tidak tercapai," jelasnya.

Ketiga, lanjut Agustanto, kenaikan elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud mempunyai relevansi yang cukup kuat dengan figur idaman capres-cawapres yang diinginkan masyarakat.

Yakni, dekat dengan rakyat, bebas praktik KKN serta jujur dan dapat dipercaya.

"Jadi dari Ganjar-Mahfud branding yang sudah dilakukan oleh TKN (Tim Kampanye Nasional) sampai hari ini menurut kami itu udah nempel sekarang tinggal bagaimana visi misi yang mereka lebih disosialisasikan," terangnya.

Lebih lanjut, Agustanto juga menemukan data yang didapat dari responden menyebutkan mereka yang menetapkan pilihan pada Prabowo-Gibran bukan karena visi-misinya serta bicara soal program makan gratis.

Tetapi, soal pembagian bantuan sosial (bansos) yang diterima masyarakat.

Baca juga: Meski Hasil Survei Melorot, Tapi Jawa Tengah Bakal Jadi Lumbung Suara Ganjar-Mahfud

"Karena apa? karena bansos ini clear. Temuan-temuan kami menunjukkan bahwa bantuan-bantuan sosial yang disalurkan melalui desa dan sebagainya itu memang rata-rata sudah terbranding bahwa bansos ini bansosnya Jokowi bansosnya Jokowi berarti bansosnya Prabowo berarti mereka harus kasih sesuatu kepada kasih pilihan kepada Prabowo jadi itu yang ditangkap oleh masyarakat," paparnya.

Dia juga menilai, program kerja yang bakal dilakukan oleh pasangam capres-cawapres harus semakin masif di sosialisasikan. Contohnya, soal program 'KTP Sakti' yang disampaikan oleh Ganjar-Mahfud.

Menurut dia, program itu harus semakin galak disosialisasikan. Sebab, isu bansos ini masih menjadi 'makanan' masyarakat.

"Misalnya KTP Sakti yang digadang-gadang progam yang diharapkan mampu mendongkrak elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud ternyata masih kalah dengan program bansos. Padahal kalau dilihat dari visi misi itukan upgradenya dari seluruh program sosial PKH dan sebagainya di zamannya Pak Jokowi telah di upgrade, di harapkan mampu untuk memecahkan masalah saat ini ketidaktepatan pemberian bantuan pada masyarakat tepat sasaran," jelasnya.

Sebagai informasi, survei Indonesia Political Expert (IPE) dilaksanakan pada rentang waktu periode Agustus 2023 hingga Januari 2024. Dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Teknik pengambilan sampel/responden dilakukan dengan metode random purposive, mulai dari pemilihan kecamatan, hingga responden di satuan KK (5KK) per lokus desa tersampling.

Baca juga: Pengamat Politik: Kredibilitas Lembaga Survei Diuji Jelang Pilpres 2024

Kriteria responden warga negara Indonesia yang telah mempunyai hak pilih, terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), berusia 17 tahun dan telah menikah.

Jumlah responden 2.400 responden, sampling error 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Surveyor IPE minimal telah menempuh jenjang pendidikan D3, berada di masing-masing kabupaten/kota dan telah dilatih terlebih dahulu untuk memastikan tingkat pemahaman terhadap tujuan dan materi survei. Masing-masing surveyor bertanggung jawab untuk 10 responden.

Uji validitas dan kontrol sebesar 20 persen dari responden dengan metode withness dan spot check.

Tentang IPE

Indonesia Political Expert (IPE) dirintis semenjak tahun 2014. Saat itu, kerja IPE bukan kerja kolektif dan terstruktur, tetapi bekerja secara individual dengan mempergunakan jejaring aktifis mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melakukan pemasaran, politik, terutama terkait elektoral, bisnis dan berbagai penelitian. Selain survei, beberapa inisiator IPE bekerja sebagai konsultan politik dan pemenangan beberapa kandidat legislator yang saat ini masih duduk di DPR, DPRD tingkat 1, DPRD tingkat 2 dan kepala daerah.

Kelembagaan IPE diresmikan setelah memperoleh source pendanaan alokasi CSR perusahaan-perusahaan yang saat ini tengah berinvestasi di Indonesia pertengahan 2023. Pendanaan ini digunakan mendanai Survei Rolitik, Ekonomi dan Elektabilitas Kontestasi Pemilu Indonesia (SPEED) termasuk juga memantau dinamika elektabilitas capres-cawapres Pemilu Indonesia 2024.

Baca juga: Ganjar Pranowo Tanggapi Santai Hasil Survei Litbang Kompas: Oh Nggak Ada-Apa, Itu Jadi Pelecut

Survei Politik, Ekonomi, dan Elektabilitas Kontestasi Pemilu 2024 (SPEED) dilakukan untuk menjadi rujukan alternatif bagi dunia usaha, terutama para pemain global untuk melihat dinamika politik di Indonesia, utamanya saat Pemilu 2024 berlangsung.

Dilaksanakan secara reguler per bulan, diharapkan hasil dari SPEED mampu merepresentasikan situasi politik di Indonesia menjelang Pemilu 2024.

Sementara itu, Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD disebut mendapat sentimen positif dalam 7 hari terakhir.

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto dalam jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (2/1).

Hasto mengatakan, sentimen positif itu didapatkan melalui hasil survei yang dilakukan internal mereka.

"Dalam catatan 7 hari terakhir (Ganjar-Mahfud) terdapat sentimen positif yang sangat besar," kata Hasto.

Menurut dia, sentimen positif terhadap Ganjar-Mahfud lebih besar ketimbang kedua paslon rivalnya, yakni Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Survei Terbaru Pilpres 2024, Ganjar-Mahfud Melambat, Anies-Muhaimin Menanjak, Prabowo-Gibran Teratas

"Sehingga dengan atmosfer yang positif dengan sentimen positif dari Pak Ganjar dan Prof Mahfud MD, sentimennya itu yang paling besar daripada yang lain dari data AI (artificial intelegent) kami," ujar Hasto.

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) ini pun yakin Ganjar-Mahfud akan meraih suara yang signifikan menuju hari pencoblosan Pilpres 2024.

"Jadi kami meyakini bahwa 42 hari ke depan akan menjadi suatu pergerakan yang menyatu dengan kekuatan rakyat itu," ujarnya

Hasto menjelaskan, PDIP di daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat juga sudah melakukan reinforcement atau penguatan terhadap gerakan kader dan calon anggota legislatif (caleg).

"Sehingga beberapa wilayah-wilayah strategis dengan sentimen positif sebagaimana digambarkan di dalam data yang ada di sini membangunkan optimisme," ungkapnya.

Lebih lanjut politikus asal Yogyakarta ini menegaskan satu-satunya capres yang memiliki ikatan dengan wong cilik adalah Ganjar.

"Jadi satu-satunya yang sangat bonding dengan wong cilik, rakyat adalah Pak Ganjar, dengan tidur di rumah rakyat, dengan melakukan blusukan," pungkas Hasto.

Gerindra-Golkar Buntuti PDIP Di Puncak

Lembaga riset dan survei Indonesia Political Expert (IPE) juga mendapati hasil survei terhadap komposisi keterwakilan partai politik (Parpol) di legislatif pada 2024, mendatang.

Dari survei yang dilakukan pada Desember 2023, menunjukan partai besar seperti PDI Perjuangan (PDIP), Partai Gerindra, Partai Golkar hingga Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih unggul.

Baca juga: Sandiaga Beberkan Hasil Survei Internal Koalisi PDIP yang Tak Pernah Dipublish, Begini Katanya

Direktur Riset dan Survei Indonesia Political Expert (IPE) Agustanto Suprayoghi menjelaskan, temuai survei itu ditanyakan kepada responden dengan pertanyaan 'Pilihan Masyarakat Untuk Memilih Partai Politik Mana Yang Akan Diberikan Hak Suara jika Pemilu Dilaksanakan di Bulan Desember?'.

Hasilnya, PDIP unggul atas partai politik lainnya sebesar 23,80 persen. Sedangkan, Partai Gerindra 17,80 persen, Partai Golkar 12,70 persen, PKS 6,80 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6,60 persen dan NasDem 5,10 persen.

"PDIP, Gerindra, Golkar, PKS, PKB, NasDem menjadi partai pilihan rakyat yang dianggap mampu mewakili kepentingan rakyat di parlemen," kata Agustanto.

Sedangkan, Partai yang di bawah parliamentary threshold atau ambat batas parlemen diantaranya Partai Demokrat 3,90 persen, PAN 3,60 persen, dan PPP 2,70 persen.

Sisanya seperti Perindo, PSI, Hanura, Gelora, Ummat, PBB, Garuda dan Buruh berada di bawah 1 persen. Lalu, yang tidak memberikan jawaban sebesar 11 persen.

Agustanto pun menyoroti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.

Menurut data IPE, PSI yang dipersepsikan mendapat dukungan dari Presiden Jokowi nyatanya masih kecil di surveinya. Bahkan, cenderung sama dengan partai Perindo pimpinan Hary Tanoesoedibjo.

"Apa yang dilakukan PSI dengan memilih Kaesang Pangarep sebagai ketua umum serta menyebar baliho hampir disejumlah daerah, teryata tidak cukup efektif, masyarakat tidak memilih PSI," tutup Agustanto. (tribun network/yuda)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved