Fenomena El Nino

NOAA Rilis Perkiraan Terbaru Berapa Lama El Nino Akan Berlangsung pada Tahun 2024

Apakah Anda pernah bahkan sedang mengalami kekurangan curah hujan dan keterbatasan air? Jangan kaget, itu adalah fenomena El Nino.

|
Editor: Agustinus Sape
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Petani menanam padi di area persawahan Kelurahan Ketami, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (6/11/2023). Menghadap fenomena El Nino, kita harus memacu produksi pangan agar tidak gagal panen karena keterbatasan curah hujan dan persediaan air. 

POS-KUPANG.COM - Apakah Anda pernah bahkan sedang mengalami kekurangan curah hujan dan keterbatasan air? Jangan kaget, itu adalah fenomena El Nino.

Menurut rilis terbaru dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) minggu ini, menunjukkan bahwa El Nino akan mendominasi musim dingin sebelum kemungkinan bertransisi ke musim semi, antara bulan April dan Juni 2024.

El Nino disebabkan oleh melemahnya angin pasat di Samudera Pasifik tropis, yang menyebabkan perairan laut menjadi hangat.

Selama El Nino, aliran jet biasanya meluas ke arah timur dan bergeser ke selatan. Aliran jet ini berfungsi sebagai sungai udara, membawa lebih banyak kelembapan di sepanjang bagian selatan Amerika Serikat selama peristiwa seperti El Nino, menurut Pusat Prediksi Iklim NOAA.

El Nino awalnya berkembang pada awal Juni dan sejak itu semakin kuat; musim dingin ini akan menjadi musim dingin pertama dengan El Nino sejak musim 2018-2019, menurut AccuWeather.

Selama musim ketika El Nino berkuasa, wilayah selatan mengalami curah hujan lebih tinggi, sementara wilayah di Great Lakes, barat tengah, dan dataran utara menerima lebih sedikit curah hujan, seperti yang dilaporkan oleh AccuWeather.

Menurut AccuWeather, untuk Kota New York dan sebagian Pantai Timur, El Nino berpotensi menjadi penyebab terjadinya badai salju yang semakin intensif.

Selama tiga tahun terakhir, fenomena El Nino yang lebih dingin, La Nina, menentukan musim-musim sebelumnya, sebagaimana dicatat oleh AccuWeather.

Dengan pembalikan ini, musim dingin yang akan datang dapat berdampak pada seluruh negara.

Kekuatan cuaca yang bertahan

Rilis terbaru dari NOAA menegaskan bahwa gabungan sistem atmosfer laut mencerminkan El Nino yang kuat.

Data terbaru menyoroti kekuatan El Nino, yang diperkirakan akan terus berlanjut sepanjang musim dingin di belahan bumi utara pada tahun 2023-24.

Perkiraan NOAA memperkirakan kemungkinan 54 persen terjadinya El Nino yang “kuat secara historis” selama bulan November hingga Januari.

NOAA mencatat musim ini berpotensi menampilkan salah satu dari lima peristiwa El Nino teratas sejak tahun 1950.

Meskipun peningkatan kejadian El Nino meningkatkan kemungkinan anomali iklim terkait El Nino, hal ini tidak berarti bahwa semua wilayah akan merasakan dampaknya, dan tidak semua anomali ditandai dengan intensitas yang sangat besar.

Meskipun diperkirakan akan terjadi sepanjang musim dingin, El Nino memiliki peluang 60 persen untuk beralih ke suhu permukaan laut normal yang netral ENSO, antara bulan April dan Juni 2024.

Memacu produksi pangan

Ketahanan pangan nasional sedang diterpa ujian. Kerawanan pangan berpotensi terjadi akibat perubahan musim di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk adanya fenomena El Nino yang berdampak terhadap kondisi kemarau ekstrem.

El Nino merupakan kondisi di mana suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pemanasan di atas kondisi normal. Tahun ini menjadi kali pertama Indonesia menghadapi fenomena El Nino dalam tiga tahun terakhir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, fenomena El Nino tahun ini lebih ekstrem dibandingkan pada 2019. Wilayah yang terdampak mengalami kondisi lebih kering dibandingkan sebelumnya.

Akibatnya, sejumlah daerah dilanda kekeringan parah, terutama yang memiliki curah hujan relatif lebih rendah dibandingkan daerah lain. Karena sangat bergantung dengan pasokan air, maka kekeringan tersebut berdampak terhadap sektor pertanian.

Menurut data Kementerian Pertanian RI, El Nino pada tahun ini bisa menurunkan produksi beras hingga 1,2 juta ton. Padahal, pemerintah menargetkan produksi beras pada tahun ini mencapai 30 juta ton.

Sebagai ujung tombak pemerintah dalam memastikan ketersediaan pangan untuk masyarakat, Kementerian Pertanian telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi fenomena El Nino.

Gernas Tanam Padi

Gerakan Nasional (Gernas) Tanam Padi menjadi salah satu langkah yang digalakkan Kementerian Pertanian dalam rangka menggenjot produksi beras guna mengamankan ketersediaannya di tengah fenomena El Nino.

Gernas Tanam Padi menargetkan penanaman di 569.374 hektare lahan persawahan yang tersebar di 10 provinsi. Sebanyak 10 provinsi itu terbagi menjadi 6 provinsi utama dan 4 provinsi pendukung.

Periode penanaman dimulai pada Agustus yang dipanen pada November, kemudian penanaman pada September akan dipanen pada bulan Desember, dan penanaman Oktober untuk Januari 2024.

Adapun yang menjadi provinsi utama adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan provinsi pendukung yaitu Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa gerakan nasional tersebut bertujuan untuk mengompensasi penurunan produksi padi imbas fenomena El Nino berupa penambahan area tanam mencapai 569.374 hektare.

Pemerintah menyiapkan sejumlah upaya dalam mendukung gerakan tersebut di antaranya menyediakan benih padi, menyediakan sumber air dengan pompa maupun sumur resapan, membantu pengendalian organisme pengganggu, memastikan kelancaran distribusi pupuk, dan mendata calon petani serta lokasi penanaman padi.

Hingga awal November 2023, realisasi luas tanam Gernas Tanam Padi telah mencapai 430.235 hektare dengan rincian di Sumatera Utara seluas 27.272 hektare, Sumatera Selatan seluas 81.446 hektare, Lampung seluas 22.081 hektare, Banten seluas 36.435 hektare, Jawa Barat seluas 41.041 hektare.

Kemudian di Jawa Tengah seluas 50.017 hektare, Jawa Timur seluas 53.060 hektare, Kalimantan Selatan seluas 42.193 hektare, Sulawesi Selatan seluas 65.396 hektare, dan Nusa Tenggara Barat seluas 11.294 hektare.

Optimalisasi lahan rawa

Untuk memaksimalkan produksi komoditas pangan strategis, pemerintah tengah berupaya "menyulap" 400 ribu hektare lahan rawa agar dapat ditanami. Menteri Pertanian optimistis pemanfaatan lahan rawa untuk produksi dapat menambah produksi pangan nasional.

Berdasarkan data Ditjen PSP, di Indonesia terdapat lahan rawa tadah hujan sekitar 1,068 juta hektare dari 1,5 juta hektare potensinya yang dapat ditingkatkan Indeks Pertanaman dan produktivitasnya.

Selain itu, terdapat lahan rawa lainnya yang potensial seluas 10 juta hektare yang belum dimanfaatkan sebagai lahan pertanian untuk produksi pangan terutama padi dan jagung.

Kegiatan yang dapat dilakukan di lahan rawa dan lahan tadah hujan adalah pengembangan infrastruktur air dan lahan, mekanisasi pertanian pratanam dan pascapanen, penyediaan sarana produksi (benih, amelioran, pupuk, dan pestisida) introduksi teknologi adaptif, serta peningkatan kemampuan petani dan kelembagaan petani.

Pertemuan Menteri Pertanian dengan Duta Besar Thailand untuk Indonesia pada akhir November lalu untuk berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi terkait optimalisasi lahan rawa menjadi salah satu bukti keseriusan pemerintah dalam menjalankan upaya tersebut.

Penyaluran pupuk subsidi

Hingga 30 November 2023, PT Pupuk Indonesia telah menyalurkan sebesar 5,71 juta ton pupuk subsidi atau sekitar 94 persen dari total alokasi sesuai anggaran Pemerintah, yaitu 6,05 juta ton.

Kendati demikian, proses distribusi pupuk bersubsidi masih belum dapat menjangkau semua petani. Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, sebagian petani yang belum memiliki Kartu Tani sebagai akses untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, menjadi salah satu permasalahannya.

Isu distribusi pupuk bersubsidi dianggap penting oleh pemerintah karena menjadi salah satu pendorong peningkatan produksi pangan di Indonesia.

Amran menyebutkan, sebanyak 16 persen petani di Indonesia belum memiliki Kartu Tani karena keterbatasan akses dari tempat tinggal hingga kendala tingkat pendidikan.

Untuk itu, Amran melakukan penyederhanaan prosedur bagi petani yang hendak menebus pupuk subsidi cukup dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Sementara Presiden Joko Widodo menyatakan pengawasan secara berkala akan terus dilakukan untuk mencegah terjadinya permasalahan subsidi pupuk yang saat ini dikeluhkan oleh para petani.

Pengembangan alsintan modern

Di samping penyediaan pupuk, modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) juga penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani karena akan meningkatkan efisiensi, intensitas penanaman dan menekan biaya produksi.

Distribusi dan pengembangan alsintan modern terus diupayakan pemerintah salah satunya melalui Proyek Pengembangan Sistem Pertanian terpadu di Daerah Dataran Tinggi atau Development of Integrated Farming System at Upland Area (Upland Project) dari Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian.

Program tersebut memberikan pendampingan kepada petani mulai dari proses pra-panen (on farm) hingga pasca panen (off farm) seperti pengolahan dan pemasaran produk tani.

Di samping itu, sebanyak 3.989 unit alsintan pra panen, 207 unit alsintan pasca panen, 113 unit transportasi pertanian, dan 116 unit gudang penampung hasil pertanian juga telah disalurkan ke kelompok petani binaan program tersebut.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2023 sebanyak 13,12 juta petani atau 46,84 persen dari total 28,19 juta petani telah menggunakan teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) modern dan teknologi digital.

Penggunaan alsintan dan teknologi modern tersebut mencakup penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone dan atau penggunaan kecerdasan buatan untuk budidaya pertanian.

Mengamankan pasokan air

Kementerian Pertanian mewaspadai dampak kekeringan yang ditimbulkan oleh El Nino terhadap ketahanan pangan. Setelah mendapatkan prakiraan potensi kemarau ekstrem dari BMKG, Kementerian Pertanian telah menyiapkan sejumlah siasat untuk mengamankan pasokan air.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil pada April menyebutkan tindakan antisipasi yang dilakukan di antaranya mendorong petani untuk ikut program asuransi usaha tani padi (AUTP), mengerahkan gerakan serbu El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada.

Selain itu, Kementan juga akan memaksimalkan kegiatan rehabilitasi jaringan Irigasi tersier (RJIT) yang dapat meningkatkan efisiensi aliran irigasi hingga ke lahan sawah. Juga ada kegiatan irigasi perpipaan, irigasi perpompaan, pembangunan embung, dam parit yang bertujuan sebagai suplesi air hingga lahan.

Untuk memastikan infrastruktur irigasi pertanian dalam kondisi baik, Kementan menggaet Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kerja sama dengan Kementerian PUPR untuk memastikan ketersediaan air di tingkat usaha tani, dengan pengembangan sumber air alternatif atau merehabilitasi jaringan irigasi.

Pada awal Oktober, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono mengatakan Indonesia masih menyimpan persediaan air sekitar 2,9 miliar meter kubik untuk kebutuhan irigasi pertanian di tengah fenomena El Nino.

Sumber persediaan air tersebut disuplai dari 3.464 embung di sekitar daerah yang memiliki irigasi. Sumber lainnya dipasok dari 332 setu, 8.213 sumur untuk kebutuhan irigasi pertanian.

Di penghujung 2023, hujan mulai mengguyur beberapa wilayah di Indonesia dengan intensitas kecil, sedang, maupun tinggi. Permukaan tanah yang kering dan keras kembali dapat memberikan kehidupan bagi tanaman. Hal tersebut menjadi sinyal kondisi pertanian di Indonesia segera pulih.

Kendati demikian, pemerintah perlu tetap waspada dan sigap dalam menghadapi ancaman kekeringan ekstrem yang bisa menampakkan diri di masa depan.

Siasat dan upaya dalam menggenjot produksi pangan tidak hanya untuk menjaga ketersediaan pangan di kala masa sulit, tetapi juga mewujudkan cita-cita Indonesia untuk kembali mencapai swasembada pangan.

Prakiraan BMKG

Sebelumnya, BMKG memprediksi fenomena El Nino masih akan bertahan pada level moderat hingga bulan Desember 2023 - Januari 2024.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino moderat akan berakhir di Februari 2024. Tahun depan pada bulan Maret, El Nino masih ada tapi sudah lemah semakin menuju netral.

Di saat bersamaan, Indian Ocean Dipole (IOD) positif diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun 2023.

"Meskipun grafiknya kecenderungannya menurun, (El Nino) pada level moderat hingga bulan Desember, Januari, Februari 2024," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam webinar bertajuk Kapan Musim Hujan akan Datang, Sabtu (28/10/2023).

El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur.

Pemanasan ini menyebabkan pergeseran pusat pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik Tengah dan Timur. Akibatnya, curah hujan di Indonesia menurun.

Ketika El Nino mulai berakhir, suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur akan mulai mendingin.

Hal ini menyebabkan pusat pertumbuhan awan kembali bergeser ke wilayah Indonesia. Akibatnya, curah hujan di Indonesia akan meningkat.

Dwikorita mengatakan, hujan lebat bisa menjadi salah satu tanda berakhirnya El Nino. Namun, perlu diingat bahwa hujan lebat tidak selalu merupakan tanda berakhirnya El Nino.

Untuk memastikan apakah El Nino telah benar-benar berakhir, perlu dilakukan analisis data cuaca dan iklim secara menyeluruh.

Asal usul nama El Nino

El Nino membantu menjaga suhu bumi tetap sejuk dan relatif kering sepanjang musim ini, namun nama tersebut muncul jauh sebelum para ilmuwan membuat katalog pola iklim yang menghangatkan perairan di Samudera Pasifik.

El Nino bukanlah badai tropis atau badai. Ini adalah pola iklim alami yang berkembang setiap dua hingga tujuh tahun di Samudera Pasifik.

Nama tersebut dikaitkan dengan para nelayan Peru yang menangkap ikan di lepas pantai Pasifik Amerika Selatan di mana arus yang mengalir dari utara dan barat menarik air dingin yang kaya akan ikan dari kedalaman air.

Mereka memperhatikan bahwa setiap beberapa tahun jaring mereka akan kosong karena arus tersebut berhenti atau berubah arah, membawa air hangat dari daerah tropis untuk mengusir ikan.

Hal ini sering terjadi pada bulan-bulan menjelang Natal, menjelang datangnya “anak laki-laki”, el nino dalam bahasa Spanyol.

Peru adalah produsen tepung ikan terbesar di dunia, ikan teri giling yang digunakan untuk memberi rasa binatang.

Armada penangkapan ikan teri di Peru dibatalkan tahun ini karena El Nino, sehingga menutup pabrik tepung ikan di sana untuk pertama kalinya dalam 30 tahun.

Seperti yang diketahui oleh para nelayan Peru: pada tahun-tahun El Nino, angin pasat di dekat khatulistiwa melemah, mendorong air hangat Samudra Pasifik ke arah timur, menuju garis pantai Kalifornia dan Meksiko.

Dengan kelebihan udara hangat dan lembap tepat di atas air, arus jet Pasifik bergerak ke selatan dari posisi netralnya, sehingga sangat mengubah cuaca di seluruh dunia.

Dampak terbesar biasanya dirasakan pada bulan-bulan musim dingin ketika El Nino mencapai puncaknya antara bulan November dan Januari.

Di wilayah ini dan di Kanada, pergeseran aliran jet berarti musim dingin yang lebih kering dan hangat dibandingkan rata-rata musim dingin, sementara musim dingin yang lebih basah sering dialami di wilayah tenggara dan negara-negara Gulf Coast selama tahun-tahun El Nino. Dan bulan November dan Desember ini tentunya mengikuti tren yang ringan.

 

(silive.com/antaranews.com/cnbcindonesia.com/inforum.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved