Opini
Opini - Natal: Manifestasi Kerahiman Allah
Dikatakan perayaan sukacita karena perayaan ini berpautan dengan peristiwa kelahiran, yang secara intrinsik terdapat perasaan bahagia, bangga, senang
Oleh: Arnoldus Nggorong
POS-KUPANG.COM - Bagi umat Kristiani, Natal adalah perayaan sukacita, perayaan kegembiraan. Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), dalam dan melalui pesan Natal 2023, dengan terang benderang menyatakan perayaan Natal merupakan perayaan sukacita (lihat pesan Natal PGI-KWI 2023).
Dikatakan perayaan sukacita karena perayaan ini berpautan dengan peristiwa kelahiran, yang secara intrinsik terdapat perasaan bahagia, bangga, senang, girang hati.
Dalam pelbagai kebudayaan, peristiwa kelahiran selalu membawa kegembiraan, terutama bagi keluarga, orang-orang terdekatnya, klan, dan suku.
Dengan kata lain, kelahiran seseorang senantiasa disambut dengan sukacita dan dirayakan dalam suasana kegembiraan dan syukur. Di sana ada tawa ria, senda gurau, canda tawa.
Kondisi tersebut diafirmasi dalam kata natal, yang secara semantis, memiliki arti kelahiran seseorang; kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus) (lihat KBBI).
Dalam arti yang kedua dengan amat jelas disebut kelahiran Isa Almasih. Itu artinya Negara Indonesia pun mengakuinya sebagai wujud konkret perhatian dan penghormatan Negara terhadap warganya yang berimankan Yesus Kristus.
Untuk melukiskan perasaan gembira dan syukur mana kala merayakan peristiwa kelahiran, saya memilih tradisi lisan yang hidup dan berkembang di Indonesia dari budaya Manggarai dan budaya Sabu sebagai contoh.
Dalam budaya Manggarai terdapat salah satu ungkapan yang merepresentasikan perasaan gembira menyambut kelahiran seorang anak.
Bunyinya sebagai berikut: Naka ga emas mongko, lembu nai agu cembes nai. Ungkapan ini memiliki arti selamat datang buah hati bagai butir emas murni penghibur jiwa dan penyejuk batin.
Dalam nada yang sama, orang Sabu mempunyai ungkapan berikut: “Tobbo ri lua manno pa dhara lua muri namada, rowi heddhau ana do alla ta dakka pa dhara ammu nga kemali, nga pa telora di.”
Ungkapan ini dapat diterjemahkan sebagai berikut: “Syukur berlimpah atas kehadiran seorang anak di tengah keluarga dan di tengah kita.”
Maka dari itu, orang-orang yang merayakan Natal senantiasa sekaligus merayakan kegembiraan dan syukur. Orang-orang mengekspresikan perasaan syukur dan sukacita yang lahir dari lubuk hatinya yang terdalam karena kelahiran seorang anak manusia yang dinanti-nanti hadir di tengah mereka dalam rupa bayi yang lemah.
Walaupun bayi itu lemah, orang-orang di sekitarnya lebih-lebih lagi orangtua, segenap anggota keluarga, tak ketinggalan pula para tetangga dan handai taulan, selalu merasa gembira, senang menyambutnya.
Ekspresi kegembiraan yang paling sederhana, namun sangat bermakna, diwujudnyatakan dengan menimang, mendekap, memeluk dan mencium sang bayi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.