Opini
Wajah-Wajah Glowing di Ujung Tahun 2023
Calon anggota legislatif (caleg) DPRD Kabupaten/Kota, provinsi, DPD, Capres dan Cawapres. Wajah glowingnya menghiasi taman nusantara.
Oleh: Yoss Gerard Lema
Seorang novelis, tinggal di Kota Kupang
POS-KUPANG.COM - Desember. Jadi ingat lagu lawas Desember Kelabu. Ingat pula penyanyi mungil Yuni Shara. Lembut suaranya. Mendayu-dayu. Yuni, profil perempuan awet muda masa itu. Raffi Ahmad pun tergila-gila padanya. Wajah Yuni memang glowing.
Dan hari-hari ini semua orang terlihat glowing. Konon, teknologi IT filter telah mengubah segalanya.
Wajah kurang cantik, kurang tampan, tapi glowing. Termasuk para politisi yang akan berlaga pada 14 Februari 2024. Wajah mereka di kartu nama dan baliho memang glowing.
Baca juga: RSUP Ben Mboi Kupang Diresmikan, Melki Laka Lena: Ini Kado HUT NTT dan Natal 2022
Calon anggota legislatif (caleg) DPRD Kabupaten/Kota, provinsi, DPD, Capres dan Cawapres. Wajah glowingnya menghiasi taman nusantara.
Di NTT pun sama. Caleg kaki-laki perempuan tampil glowing. Mereka menyebar di 22 kabupaten/kota. Di mana-mana mereka ada.
Mereka seperti tentara ‘Israel’ yang sedang mengepung kota. Bahkan mengepung kecamatan, desa, serta kampung-kampung. Senjata andalan mereka adalah senyuman.
Senyum melahirkan kesan terbaik, terindah, termanis dan menawan. Orang Kupang bilang senyum itu mampu merontokkan batu karang. Senyum spesial menghadapi kampanye pemilu lima tahun sekali.
Namun, tampaknya pemilu kali ini tidak bisa lagi mengandalkan senyum dan wajah glowing semata. Kenapa? Karena rakyat sudah bisa membedakan senyum menipu seorang politisi.
Mau lihat buktinya, ternyata sampai saat ini sebagian rakyat NTT masih hidup terlunta-lunta. Tingkat kebahagiaan masih rendah. Secara nasional berada pada urutan bawah. Kenapa? Karena selama ini mereka tertipu janji manis politisi.
Hari ini sebagian rakyat NTT masih hidup dalam kemiskinan. Data Badan Pusat Statistik NTT mencatat per Maret 2023 jumlah penduduk miskin di 1.141.110 orang. Atau meningkat 9.500 orang dibanding Maret 2022. Secara nasional NTT menempati posisi ketiga dari bawah.
Sudah miskin anak-anak pun stunting. Busung lapar. Buta huruf serta buta teknologi. Salah siapa? Ya salah rakyat sendiri.
Kenapa terlalu percaya janji manis politisi di legislatif, eksekutif, juga yudikatif. Mereka bukan saja tidak cakap urus rakyat, tetapi juga doyan korupsi. Aduh mak?
Jejak Kejujuran
Karena itu, memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga legislatif pada 14 Pebruari 2024 mestilah pelajari rekam jejaknya. Cuma satu rekam jejak yang wajib diketahui oleh masyarakat. Yaitu rekam jejak kejujuran.
Jujur itu karakter. Jujur itu keren. Jujur itu harga mati. Tidak penting senyum manis atau wajah glowing yang selama berpuluh-puluh tahun menipu.
Bung Hatta, Wakil Presiden Pertama Indonesia pernah berkata: “Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki. Tidak ada harta pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran,” ucap Bung Hatta bertahun-tahun silam.
Bung Hatta akhirnya dinobatkan sebagai tokoh anti korupsi. Kemudian didirikan Bung Hatta Anti Korupsi Award.
Pesan Bung Hatta itu cocok untuk Indonesia di segala zaman. Termasuk anak cucu di Provinsi NTT yang 20 Desember 2023 genap berusia 65 tahun.
Jadi tidak soal rakyat NTT memilih wakilnya yang secara akademis kurang. Atau tidak pintar. Yang penting karakternya jujur. Contohnya Indonesia.
Kendati memiliki kekayaan alam berlimpah ruah, namun sebagian rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Kenapa? Karena barisan pejabat di eksekutif, legislatif dan yudikatif seolah berlomba-lomba untuk korupsi.
Korupsi merajalela. Akibatnya, rakyat hidup dalam kemiskinan yang mendera-dera. Rakyat NTT pun sama. Setali tiga uang.
Óscar Arias Sanches, Presiden Presiden Costa Rica (1986-1990), pemenang Nobel Perdamaian 1987 ketika menulis prakata dalam buku Strategi Memberantas Korupsi yang ditulis Jeremy Pope tahun 2002 mengatakan, korupsi memperarah kemelaratan rakyat dan melemahkan lembaga-lembaga demokrasi. Karena itu, korupsi bukan disebabkan oleh kemiskinan, tetapi sebaliknya justru kemiskinan disebabkan oleh korupsi.
Dalam terjemahannya setebal 676 halaman Jeremy Pope bercerita tentang korupsi di berbagai negara. Korupsi itu menghancurkan peradaban.
Jadi korupsi mesti diberantas. Berdasarkan data Corruption Perception Index (Indeks Persepsi Korupsi/IPK) untuk tahun 2022, Indonesia memperoleh skor 34 dengan peringkat 110 dari 180 negara.
Skor tersebut turun 4 poin dari sebelumnya. Berarti praktik korupsi di Indonesia makin merajalela. Almarhum Hakim Artijo Alkoster dalam acará Mata Najwa menyebut korupsi adalah kejahatan extra ordinary. Korupsi seperti kanker. “Saya mau koruptor dihukum mati saja,” tegas Artijo beberapa tahun lalu.
Ternyata wacana hukuman mati juga disampaikan Profesor Mahmud MD. Menurutnya, korupsi merusak nadi, aliran darah sebuah bangsa jadi terganggu. “Saya setuju hukuman mati bagi koruptor,” tegas Mahmud MD dalam sebuah wawancara.
Ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menempatkan tanggal 14 Pebruari 2024 sebagai hari pencoblosan, mestinya semua masyarakat, termasuk rakyat NTT merenung. Pada tanggal itu seluruh dunia merayakan hari kasih sayang. Hari cinta.
Mencoblos pileg dan pilpres pada hari kasih sayang bukan hanya untuk menciptakan pemilu damai.
Tapi agar rakyat memilih wakilnya di dewan secara tepat. Yaitu memilih orang-orang jujur sebagai wujud cinta dan kasih sayang kepada bangsa dan negara. Karena saat ini Indonesia, termasuk NTT membutuhkan sebanyak-banyaknya orang jujur di lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Terus siapa yang pantas dipilih menjadi presiden? Syaratnya tetap sama. Jujur. Anti korupsi. Jadi pilihlah pasangan calon presiden yang jujur.
Kata dan perbuatannya sama. Berani mengambil keputusan. Selalu blusukan ke tengah masyarakat. Karena itu jangan pilih pejabat publik hanya karena wajahnya glowing. Senyumnya manis sekali. Itu palsu. Hehehe…!!!
Basuki Tjahaja Purnama
Bila seluruh rakyat NTT mampu memilih calon anggota dewan yang punya rekam jejak jujur, maka inilah awal mula untuk menata Bumi Flobamora menjadi lebih baik. Anggota dewan yang jujur berarti anti korupsi.
Bila rakyat telah memilih calon anggota dewan jujur dan anti korupsi maka siapakah yang pantas dipilih menjadi gubernur NTT? Siapa?
Pastilah bukan pribadi politisi sembarangan. Harus juga politisi yang rekam jejak kejujurannya klir. Pertanyaanya, adakah politisi NTT yang anti korupsi? Mudah-mudahan ada. Namun, tampaknya belum ada.
Banyak pejabat, politisi, pengusaha, dosen, dll, digadang-gadang untuk mjadi calon gubernur, namun rata-rata rekam jejak kejujurannya minus. Koruptor di negeri ini terdiri atas dua kategori.
Satu, adalah koruptor yang sudah ditangkap. Satunya lagi, yang belum ditangkap dan masih terus sibuk korupsi dimana-mana. Mengerikan!
Di persimpangan jalan ini mahasiswa dan pemuda NTT yang berada di tiga gugusan pulau, yaitu Timor, Flores dan Sumba mesti bersatu hati untuk mencetak sejarah baru agar NTT dipimpin gubernur yang jujur dan anti korupsi.
Siapa dia orangnya? Memang agak susah menemukan politisi jujur dan anti korupsi. Seorang di antaranya adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Tahun 2013 Ahok meraih penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award.
Saat itu Ahok sedang menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Gubernur Joko Widodo yang hebat itu.
Pada titik ini nama Ahok patut dipertimbangkan. Diperhitungkan menjadi calon gubernur NTT Periode 2024-2029. Kenapa Ahok? Karena Ahok sudah terbukti dan teruji anti korupsi.
Sukses menjadi Bupati Belitung Timur, Anggota DPR RI, Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta. NTT butuh orang seperti Ahok. Butuh pemimpin anti korupsi, cerdas dan tegas.
Ahok adalah pemimpin yang mampu melakukan terobosan-terobosan baru. Pemimpin yang peduli pada rakyat kecil. Peduli pada UKM. Peduli pada perempuan, anak terlantar dan kaum disalibitas. Peduli pada dunia pendidikan, kesehatan masyarakat dan lain-lain.
Sekarang tergantung mahasiswa dan pemuda NTT. Diskusikan tentang Ahok di kampus-kampus dan forum-forum pemuda. Libatkan sebanyak-banyaknya masyarakat. Selama puluhan tahun jutaan rakyat NTT menunggu hadirnya politisi jujur dan anti korupsi.
Mereka sudah bosan dengan janji manis politisi berwajah glowing. Senyum mereka menipu dan sulit ditebak.
Mahasiswa dan pemuda NTT sudah saatnya bergerak. Dekati Ahok di Jakarta. Bicara dengan Ahok dari hati ke hati. Dekati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bicara dari hati ke hati. Bujuk ibu Mega agar mau memberi tugas baru kepada Ahok jadi calon Gubernur NTT 2024-2029.
Yakinlah Ahok pasti setuju. Yakinlah Ibu Mega pasti mau. Kenapa? Karena inilah perkawinan politik yang dulu juga digagas oleh Bung Karno. Bila ini terjadi maka NTT menjadi laboratorium politik Indonesia yang dipimpin gubernur jujur dan anti korupsi.
Selamat hari ulang tahun ke-65 Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jadilah provinsi yang anti korupsi. Karena rakyat sudah bertahun-tahun ingin hidup bahagia dan sejahtera di Bumi Flobamora tercinta. Semoga!
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.