Smart Women
Claudia Maretha Lasmidevi Sargon Belajar Sabar Melalui Dance
Claudia adalah seorang dancer yang saat ini menetap di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak TK sudah menyukai dance.
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Keutamaan yang dia peroleh dari dance adalah belajar untuk sabar dan mengalahkan emosi. Sebagai dancer pun dia berkesempatan untuk berbagi kebaikan dengan orang lain.
"Kalau saya simpan segalanya sendiri nantinya tidak akan ada lagi penerus. Bukan tidak ada sih, tapi tidak ada tempat dan ruang untuk penyaluran bakat," ungkap Claudia Maretha Lasmidevi Sargon.
Claudia adalah seorang dancer yang saat ini menetap di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak TK sudah menyukai dance.
Baca juga: Smart Women: Jamin Kesejahteraan Anggota
Saat SMA wanita kelahiran Langgo, Ruteng Kabupaten Manggarai ini belajar dance otodidak melalui YouTube. Dia pelajari aneka gerakan dance.
Ketika duduk di bangku kuliah, ia terus lebih belajar dan mendalami jenis-jenis dance, ketukan, ekspresi dan sebagainya yang membuatnya terus berkembang sebagai dancer.
Claudia yang sehari-hari mengemban tanggung jawab sebagai Digital Marketing dan Guest Relations di Exotic Komodo ini sudah kerapkali tampil di berbagai event.

Sebut misalnya Lomba Modern Dance Denpasar, Lomba Kpop Dance Cover Denpasar, buat video dance cover bareng untuk YouTube, dan bawa 100 dancer untuk Event Labuan Bajo Maritime Festival tahun 2022.
Claudia pun mengisi acara di hotel berbintang di Labuan Bajo, acara penggalangan dana dan beberapa event lainnya.
Melalui dance, wanita 25 tahun ini belajar sabar dan mengalahkan emosi. Menurut dia, dancer adalah salah satu tempat pelampiasan amarah.
Segala beban apapun bisa teratasi dengan baik melalui keringat yang keluar selayaknya orang marah dan stres menjadikan lari atau teriak sebagai pelampiasan emosi.
Claudia mengatakan, berbagai pengetahuan dan keterampilan dance butuh kesabaran terutama kepada anak-anak.
"Menjadi guru dance harus sabar, melatih anak-anak apalagi anak kecil yang suka teriak-teriak dan lari-lari kesana kemari. Saya tidak bisa marah ke anak-anak," ujarnya.
Biasanya untuk mendapatkan ide koreo yang baru, ia mendengar lagu terlebih dahulu kemudian mencari konsep gerakan dalam video dance. Setelah itu dia Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM).
"Saya kerja hingga jam 5 sore. Setelah pulang kerja saya ambil waktu 2 jam untuk latihan. Kadang sebelum kerja saya selalu memikirkan lagu apa yang sebaiknya saya pakai untuk dance," lanjutnya.
Bagi alumnus Universitas Udayana Denpasar Bali ini, tidak ada role model selain dirinya sendiri. Ia mencintai dirinya dan merasa nyaman dengan apa yang dilakukan selama ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.