Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 13 Desember 2023, Hari Peringatan Santa Lusia, Perawan dan Martir

Sabda ini terlaksana selalu saja mengandaikan sikap iman dan percaya kita kepada Allah

Editor: Rosalina Woso
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - RP. Markus Tulu SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Rabu 13 Desember 2023 dengan judul hari peringatan Santa Lusia, perawan dan martir. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 13 Desember 2023 dengan judul hari peringatan Santa Lusia, perawan dan martir.

Renungan Harian Katolik Rabu 13 Desember 2023 dengan judul hari peringatan Santa Lusia, perawan dan martir ditulis oleh RP Markus Tulu SVD dan mengacu dalam bacaan Bacaan : Yes. 40: 25-31 dan Bacaan Injil :  Mat. 11: 28-30.
 
Pada Hari Peringatan Santa Lusia, Perawan dan Martir; Sebagai umat beriman, kita seakan diajak untuk boleh terus bertumbuh dalam iman dan pengharapan. Memang tidak mudah bagi orang yang banyak kali hidup dalam kesulitan untuk menaruh pengharapan.

Tapi bagaimana pun pengharapan itu masih tetap bisa terjadi jika kita punya iman dan kepercayaan yang teguh bahwa Tuhan memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada mereka yang tidak berdaya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 12 Desember 2023, Surgapun Bersukacita Bila Kita Tidak Hilang

Di sini berarti orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru. Kata nabi Yesaya ini sejalan dengan sabda Yesus, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat,  Aku akan memberikan kelegaan kepadamu."

Demikianlah sabda peneguhan iman kita itu ditunjukkan Yesus. Sabda ini terlaksana selalu saja mengandaikan sikap iman dan percaya kita kepada Allah. Mungkin baik kita melihat hidup dan perjuangan santa Lusia. Sejak kecil ia ditinggalkan ayahnya dan hanya diasuh oleh ibunya seorang diri.

Memang Lusia berasal dari keluarga bangsawan yang beragama Kristen di Italia. Sejak usia remaja ia bercita-cita untuk menjaga kemurnian hidup dan tidak mau menikah. Tapi niat sucinya ini tidak disetujui oleh ibunya. Dan ibunya menjodohkannya dengan seorang pemuda kafir. Tapi Lusia menolak tegas. Ibunya akhirnya mengalah.

Namun apa hendak dikata ketika Kekaisaran Romawi diperintahkan oleh Diokletianus, seorang kafir yang bengis memerintahkan seluruh rakyatnya harus menyembahnya. Tapi umat Kristen termasuk Lusia  yang gigih mempertahankan imannya menjadi korban kebengisannya.

Lusia kemudian ditangkap tapi ia sungguh tak terkalahkan. Meskipun para musuh berusaha untuk membakarnya tapi usaha itu tidak terlaksana karena Tuhan memihak Lusia. Akan tetapi akhirnya kepala Lusia dipenggal oleh seorang algoju kafir sehingga Lusia tewas sebagai Martir Kristus. Bacaan : Yes. 40: 25-31 dan Bacaan Injil :  Mat. 11: 28-30.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved