Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 14 Desember 2023, Tunduk Merendah Melaksanakan Firman-Nya

Yohanes bersahabat baik dengan santa Theresia Avila yang tertarik pada cara hidup dan usahanya membarui Biara Karmelit.

Editor: Edi Hayong
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP Markus Tulu SVD dengan judul : Tunduk Merendah Melaksanakan Firman-Nya. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP Markus Tulu SVD dengan judul : Tunduk Merendah Melaksanakan Firman-Nya.

Untuk Hari Kamis Pekan Adven II RP Markus Tulu SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan I: Yes. 41: 13-20; Mat. 11: 11-15.

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis RP Markus Tulu SVD.

Pada Hari Peringatan Santo Yohanes Dari Salib, Imam dan Pujangga Gereja; Kita umat beriman diminta untuk merenungkan makna kesulitan hidup yang kita alami dari sisi spiritual.

Permenungan kita boleh bertolak dari pengalaman spiritual santo Yohanes dari salib. Yohanes dari Salib lahir di Spanyol dari sebuah keluarga miskin.

Ia mula-mula menjadi pelayan di rumah sakit Medina. Pada umur 21 tahun ia diterima sebagai anggota awam Biara Karmelit. Di situ ia menata kehidupan rohaninya dengan tekun berdoa dan mati raga. Pemimpin Biara Karmelit kagum dengan cara hidupnya yang saleh.

Di sisi lain ia juga dikenal oleh pemimpinnya sebagai orang yang pintar. Karena itu ia disekolahkan cepat-cepat oleh pemimpin Biara itu. Dan persis usianya 25 tahun ia ditahbiskan menjadi imam.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 13 Desember 2023, Datanglah KepadaKu

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 13 Desember 2023, Iman Mampukan Kita Bertahan Dalam Kesulitan

Yohanes bersahabat baik dengan santa Theresia Avila yang tertarik pada cara hidup dan usahanya membarui Biara Karmelit.

Kemudian Yohanes diangkat menjadi pemimpin pertama dari susteran Karmelit itu; dan mengambil nama resmi: Yohanes dari Salib. Namun beberapa kawan Biaranya tidak suka dengan tindakannya.

Mereka semena-mena menghukumnya dengan memasukannya ke dalam sel Biara. Setelah 9 bulan dalam sel Biara, Yohanes kemudian melarikan diri dari Biara.

Sel Biaranya itu memberinya pengalaman akan salib penderitaan Yesus. Tapi berkat pengalaman pahit dalam sel Biara itu, ia justru menerima pengalaman rohani yang mengagumkan.

Ia mengalami banyak peristiwa mistik dan secara istimewa mendapat kedalaman pemahaman teologi dan ajaran-ajaran iman Katolik dan semua itu ia abadikan dalam buku-buku yang dituliskannya.

Mengagumkan bahwa meski mengalami perlakuan yang tidak baik dari kawannya tapi ia tetap bergembira karena persatuannya yang intim dengan Tuhan.

Di sini kita diingatkan bahwa Tuhan menolong kita di saat-saat kita jatuh ke dalam kepahitan hidup.

Bagaimanapun Yohanes mengingatkan kita untuk menjadi setia mendengarkan Tuhan yang berbicara dan tunduk merendah melaksanakan Firman-Nya. Niscaya kita diselamatkan.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved