Berita Malaka

Stok VAR Manusia di Dinas Kesehatan Malaka Menipis, Tersisa 38 Vial

pihaknya telah mengungkapkan korban gigitan anjing atau hewan penular rabies dari bulan Agustus - November 2023 sebanyak 62 kasus gigitan pada manusia

Penulis: Novianus L.Berek | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Tim Peternakan pada Dinas Pertanian Kabupaten Malaka masif melakukan vaksinasi pada hewan penular rabies. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka

POS-KUPANG.COM, BETUN - Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka mencatat stok vaksin anti rabies (VAR) manusia menipis. Terhitung dari sebelumnya sebanyak 100 vial yang dikirim dari Provinsi NTT kini tersisa 38 vial. 

"Kita sudah pakai pelayanan vaksinasi terhadap korban gigitan anjing atau hewan penular rabies. Sehingga stoknya masih tersisa 38 vial dan kita akan mengajukan permintaan ke Provinsi NTT untuk mendapatkan VAR manusia lagi," jawab Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka, dr. Sri Charo Ulina kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu 25 November 2023. 

Menurut dia, pihaknya telah mengungkapkan korban gigitan anjing atau hewan penular rabies dari bulan Agustus - November 2023 sebanyak 62 kasus gigitan pada manusia.

Baca juga: Anjing yang Gigit Warga Malaka Terkonfirmasi Positif Rabies

"Dari sebanyak 62 kasus gigitan hewan penular rabies, yang meninggal di Malaka terkonfirmasi rabies belum ada," ungkapnya. 

Dikatakan, untuk dua kasus terakhir sudah dilayani vaksinasi oleh tenaga kesehatan. "Kita sudah melayani vaksin dari 6 hari yang lalu dan besok akan dilakukan vaksin kedua," ucapnya. 

Saat ini, lanjut dia, dengan ditetapkannya Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai KLB rabies - Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka tetap waspada, juga memantau kasus-kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) lewat survelens atau monitor dari puskesmas dan dikordinasikan ke Dinas Pertanian Bidang Peternakan. 

"Apabila terdapat kasus GHPR maka untuk korban gigitan tersebut, akan segera diberikan VAR," demikian.

Baca juga: Tim Peternakan Vaksin 5.070 Hewan Penular Rabies di Kabupaten Malaka

Terhadap kasus, pihaknya mendapatkan tantangan karena kebiasaan masyarakat yang tidak mengikat hewan peliharaannya sehingga rentan menjadi sumber penularan.

"Tantangan lainnya adalah kurangnya pemahaman masy terhadap gejala-gejala penyakit rabies, sehingga menjadi tugas kami untuk mengedukasi masyarakat supaya segera melaporkan ke puskesmas apabila ada kasus GHPR agar bisa segera mendapatkan vaksin," tegasnya. 

Untuk penanganan kasus rabies, pihaknya berharap agar semua sektor memberikan dukungan. 

"Harapan kami agar kordinasi lintas sektor terus berjalan dengan baik," tutupnya. (nbs)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved