Berita Malaka

Anjing yang Gigit Warga Malaka Terkonfirmasi Positif Rabies

Saya punya anak laki-laki yang mengantar Bapak Yakobus Tualaka ke Puskesmas Weoe

Penulis: Novianus L.Berek | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
RABIES - Gambar ilustrasi anjing rabies. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka

POS-KUPANG.COM, BETUN- Dinas Pertanian dan Bidang Peternakan Kabupaten Malaka mengumumkan, anjing yang gigit warga Malaka belum lama ini terkonfirmasi positif rabies.

"Ini berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel otak anjing yang baru-baru ini dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBvet) Denpasar Bali," jawab Kepala Dinas Pertanian Bidang Peternakan Kabupaten Malaka, drh. Januaria Maria Seran kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu 25 November 2023. 

Menurut dia, terhitung dari bulan Agustus - November 2023, terdapat 62 kasus gigitan anjing atau hewan penular rabies pada manusia yaitu 2 anjing di antaranya terkonfirmasi positif rabies

"Sementara untuk korbannya sudah ada penanganan vaksinasi anti rabies (VAR) oleh tim dari Dinas Kesehatan. Sehingga semua terpantau dalam kondisi sehat-sehat," ucapnya. 

Baca juga: Tim Peternakan Vaksin 5.070 Hewan Penular Rabies di Kabupaten Malaka

Dikatakan, pihaknya saat ini bersama tim secara masal dan masif melakukan vaksinasi anjing atau hewan penular rabies di Kabupaten Malaka.

"Kita tetap melakukan pelayanan vaksinasi supaya mencegah meluasnya hewan penular rabies di Kabupaten Malaka," ujarnya. 

Sebelumnya, sampel otak anjing liar gigit Yakobus dikirim ke BBvet Denpasar Bali 

Anjing liar atau hewan penular rabies (HPR) usai menggigit korban Yakobus Tualaka di RT05/RW02, Dusun Weoe D,  Desa Weoe, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka, telah tewas. 

Sampel otak anjing atau hewan penular rabies (HPR) tersebut akan dikirim ke balai besar veteriner (BBvet) Denpasar Bali. 

"Kewenangan untuk pemeriksaan sampel otak anjing hanya di balai besar veteriner (BBvet) Denpasar Bali karena wilayah kerjanya termasuk NTT," demikian Kepala Dinas Pertanian yang juga membidangi Bidang Peternakan, drh. Januari Maria Seran kepada POS-KUPANG.COM, Senin 20 November 2023. 

Menurut dia, saat ini pihaknya sedang menunggu petugas dari BBVet Denpasar untuk mengambil sampel otak anjing tersebut. 

"Kebetulan saat ini petugas BBvet ada di Malaka. Sehingga mereka akan langsung mengambil sampel otak anjing tersebut untuk dikirim dan diuji di Laboratorium," jelasnya. 

Baca juga: Bupati Malaka Ingatkan Warga Kandangkan Hewan Penular Rabies

Terkait stok vaksin, lanjut dia, Kabupaten Malaka mendapatkan bantuan sebanyak 10.000 dosis dan tambahan lagi sebanyak 7.500 dosis. 

"Di lapangan kami sudah merealisasikan kurang lebih sebanyak 4.800 dosis vaksin rabies. Dan saya masih menunggu update realisasi vaksin di 4 kecamatan di Kabupaten Malaka ini," sebutnya. 

Januari Maria Seran memberikan imbauan kepada masyarakat, pertama imbauan kepada masyarakat untuk mengikat dan mengandangkan anjing peliharaan selama kurun  waktu minimal 2 minggu agar memudahkan vaksinasi.

Memudahkan pengontrolan terhadap keberadaan anjing liar atau tidak berpemilik yang berpotensi sebagai pembawa rabies serta mencegah penularan virus rabies.

Kedua, komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakat terkait rabies, tata laksana gigitan Hewan Penular Rabies ( HPR) dan pencegahan rabies pada HPR dengan melibatkan lintas sektor seperti Kominfo, Camat, Pemerintah Desa sampai tingkatan RT/RW, tokoh agama dan tokoh adat setempat.

Ketiga, komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat untuk penanganan korban gigitan hewan penular rabies (GHPR). 

Sebelumnya, tim dari Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Kabupaten Malaka ini dengan cepat ke tempat kejadian perkara demi mengambil sampel otak anjing untuk diuji di laboratorium. 

"Anjingnya sudah mati. Kepala anjing tersebut dipotong untuk kepentingan sampel otak diuji di laboratorium," jawab salah seorang pegawai peternakan itu. 

Sebelum tim peternakan turun ke lokasi kejadian, Pos Kupang terlebih dahulu mengonfirmasi ke Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malaka yang juga membidangi Bidang Peternakan, drh. Januaria Maria Seran. 

"Terkait dengan korban gigitan anjing liar tersebut. Kami kroscek," tulis Januari Maria Seran atau akrab dikenal Yeni Seran melalui pesan watsApp. 

Sampai dengan saat ini. Korban pun sudah mendapatkan penanganan medis dari pihak Puskesmas Weoe. 

Pada saat kejadian, korban secara tiba-tiba digigit anjing liar atau hewan penular rabies (HPR).

"Benar, korban atas nama Yakobus Tualaka sudah ditangani tim medis di Puskesmas Weoe. Korban mengalami luka di sela ibu jari dan telunjuk tangan kanan dan di lutut kaki bagian kanan masing-masing mendapat 4 jahitan sehingga total 8 jahitan," jelas Kepala Puskesmas Weoe, Melkior Klau. 

Menurut dia, saat inipun korban Yakobus sudah dilakukan penanganan vaksinasi anti rabies (VAR). 

"Tim dari Puskesmas Weoe sudah ke rumah korban, kita sudah melayani vaksinasi anti rabies," jawabnya. 

Kejadian awal, secara tiba-tiba anjing liar tersebut masuk ke rumah milik Yakobus dengan mengeluarkan suara lebih keras atau menggonggong dengan suara keras. 

"Saya langsung mengusir anjing tersebut ke luar dari dalam rumah. Saya pun mengikutinya sampai di halam rumah malah anjing liar ini balik menyerang kembali saya," cerita Yakobus. 

Dikatakan, pertama sasaran gigitannya mau mengarah ke leher korban sehingga korban pun mencekik leher anjing

"Sebelum mencekik leher anjing, saya terlebih dahulu digigit anjing pertama pada bagian lutut kaki sebelah kanan. Dengan berusaha sekuat tenaga saya mencekik leher anjing tersebut sehingga jari jempol tangan bagian kanan pun digigit sama anjing," katanya. 

Merasa sudah tidak kuat, korban Yakobus berteriak minta tolong kepada tetangga sebelah rumah untuk membantu. Tidak lama kemudian datanglah beberapa orang membantu memisahkan. 

"Beberapa orang yang datang langsung memukuli anjing sampai tewas di tempat. Saya kemudian dibantu sama salah seorang pemuda dilarikan ke Puskesmas Weoe untuk ditangani secara medis," terangnya.

Setelah dapat penanganan medis, saya kemudian kembali ke rumah dan bertanya - tanya siapa pemilik anjing tersebut.

"Pengakuan dari semua tetangga sebelah rumahnya, kalau anjing ini tidak dikenal atau tidak memiliki tuannya. Sehingga kami menilai bahwa anjing ini adalah anjing liar," demikian. 

Saksi Marta Seuk mengatakan, anjing ini secara tiba-tiba saja menyerang korban Yakobus Tualaka. 

"Korban sempat bertengkar dengan anjing sehingga jari jempol tangan bagian kanan digigit anjing liar tersebut," ucapnya. 

"Sebelum digigit jari jempolnya, anjing tersebut menggigit terlebih dahulu lutut kaki bagian kanan korban," tambahnya. 

Karena korban merasa sendirian, dia berteriak minta tolong kepada tetangga sebelah rumah untuk membantu. Sehingga beberapa orang keluar membantu kemudian anjing tersebut dibunuh dengan cara memukul pada bagian kepala berkali-kali hingga tewas. 

Tidak menunggu lama, korban Yakobus Tualaka langsung dilarikan ke Puskesmas Weoe untuk ditangani secara medis.

"Saya punya anak laki-laki yang mengantar Bapak Yakobus Tualaka ke Puskesmas Weoe," tandasnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS


 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved