Konflik Israel Hamas
100 Pasien Dievakuasi dari RS Indonesia yang Dibombardir ke Gaza Selatan
Kantor berita resmi Palestina Wafa mengutip sumber medis yang mengatakan bahwa evakuasi dilakukan berkoordinasi dengan ICRC.
Penduduk Gaza tidak mempunyai listrik atau akses terhadap air, makanan atau kebutuhan dasar lainnya selama berminggu-minggu. Warga mengatakan telah terjadi pertempuran sengit ketika pasukan Israel mencoba maju di bawah kedok serangan udara.
“Pendudukan (Israel) berusaha mengepung kamp tersebut,” kata Hamza Abu Mansour, seorang mahasiswa. “Mereka menghadapi perlawanan keras,” katanya kepada AP.
Pertempuran ini terjadi di tengah laporan bahwa perunding Israel dan Hamas di Qatar mungkin hampir mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata selama 5 hari yang akan memungkinkan bantuan masuk ke wilayah tersebut dan pertukaran 50 hingga 100 sandera Israel yang diculik selama serangan teroris Hamas pada 7 Oktober di Qatar.
Israel juga akan membebaskan beberapa ratus narapidana Palestina di penjara-penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, menurut laporan.
Seorang dokter lokal yang dihubungi melalui konferensi video mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel sengaja berupaya menghancurkan sistem layanan kesehatan di wilayah tersebut.
“800.000 orang kini tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan korban luka di daerah ini hanya dibalut…dan lukanya tidak diobati,” kata Ghassan Abu Sittah, seorang ahli bedah yang pernah bekerja di al-Shifa dan al-Ahli Baptist rumah sakit di Gaza, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera.
“Kami mendapati lebih dari 500 orang terluka di halaman rumah sakit al-Alhi ketika kami kehabisan obat-obatan,” tambahnya.
“Ini adalah bagian dari strategi militer, pasien-pasien itu akan meninggal. Siapa pun yang cukup beruntung untuk selamat dari serangan awal, strategi Israel adalah menghancurkan sistem kesehatan sehingga mereka tidak dapat selamat dari luka yang mereka alami,” kata Abu Sittah.
Baca juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Bukan Operasi Hamas, Melainkan untuk Pelayanan Medis Warga Palestina
Rumah sakit di Gaza utara sekarang benar-benar tidak dapat beroperasi, kata Kementerian Kesehatan Gaza kepada jaringan tersebut, dan menambahkan bahwa tingkat hunian rumah sakit tersebut hampir dua kali lipat dari kapasitasnya.
Ketua kelompok pendanaan Rumah Sakit Indonesia mengatakan dalam surat terbuka kepada Presiden Biden bahwa “sangat disayangkan” AS “berpihak pada Israel.”
Sarbini Abdul Murad dari Komite Penyelamatan Darurat Medis mengatakan “Anda telah menghancurkan aturan main internasional, menghina otoritas PBB, mengoyak rasa keadilan, dan melukai nilai-nilai kemanusiaan, serta mencoreng wajah peradaban manusia,” tulisnya, menyerukan agar gencatan senjata segera dilaksanakan.
(aa.com.tr/themessenger.com/kffhealthnews.org)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.