Berita NTT
Ketua Majelis Sinode GMIT Terpilih Pdt Samuel Pandie: GMIT Rumah yang Terbuka
Pdt. Samuel mengisahkan, awal mula dirinya menjadi pendeta adalah berkat dorongan beberapa orang yang tidak dia lupakan.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ) telah memilih Ketua Sinode yang baru dalam Sidang Sinode GMIT ke-35 tahun 2023 pada bulan Oktober lalu.
Ketua Sinode GMIT Terpilih, Pdt. Samuel Pandie mengatakan GMIT sendiri merupakan rumah terbuka yang memberikan kesempatan kepada semua orang yang memiliki kompetensi untuk memimpin.
"Menurut saya itulah hebatnya GMIT. Kalau di konsep Koinonia kita itu kan ada satu istilah yang hebat itu ada family day, kita ini kan keluarga Allah dan karena kita keluarga Allah maka menjadi rumah yang terbuka karena itu di GMIT ini kesempatan memimpin untuk orang muda itu sangat terbuka bahkan perempuan dengan segala kualitasnya itu sangat dihargai di GMIT," kata Pdt. Samuel dalam Podcast Pos Kupang, Rabu, 15/11/2023.
Baca juga: Penjabat Wali Kota Kupang Ajak Ketua Sinode GMIT Terpilih Kolaborasi
"Contohnya ibu (Pdt) Mery. Ibu Mery itu kalau tidak salah menjadi ketua Sinode di usia 43 tahun. Seorang perempuan pertama yang menjadi Ketua Sinode," lanjutnya.
"GMIT ini menjadi satu persekutuan yang mungkin di satu titik kita bisa berbeda tapi ada di titik tertentu ruang itu terbuka. GMIT menghargai orang, kemampuannya dengan segala hal yang dimiliki, kualifikasinya dihargai, saya alami itu," tambahnya lagi.
Pdt. Samuel mengisahkan, awal mula dirinya menjadi pendeta adalah berkat dorongan beberapa orang yang tidak dia lupakan.
"Bapak pendeta almarhum Nazar De Haan dengan mama yang mendorong saya kemudian ada bapak pendeta Viktor Nenohai dan pendeta Filipus Tani waktu itu mereka aktif di Oesapa di Gereja Nazareth," ujarnya.
Baca juga: Pendeta Emmy Sahertian Minta Majelis Sinode Harian GMIT Rawat Keberagaman Hidup
"Karena aktifnya mereka dorong saya untuk terlibat di beberapa kegiatan Gereja sementara saya punya mama itu memang Penatua jadi dari kecil saya sudah biasa antar mama pergi beribadah saya yang pegang obor," jelasnya.
Pdt. Samuel pun kemudian terlibat di beberapa kegiatan pemuda lalu mulai mempelajari ilmu Teologi di Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang pada tahun 1996.
Di masa pendidikannya Pdt Samuel mengikuti orientasi pedesaan dan langsung turun ke jemaat. Di sana dia merasakan betapa berharganya manusia kalau bisa menjadi sesuatu untuk orang lain.
Setelah itu, Pdt. Samuel menjalani masa Vikaris di Mokdale di Jemaat Shalom Lobalain, Rote Ndao dan dikukuhkan menjadi pendeta pada tanggal 17 Mei 2004.
Baca juga: Pendeta Samuel Pandie Pimpin Sinode GMIT, Mari Kita Bekerja Sama
Pasca dikukuhkan, dia ditempatkan sebagai pendeta di Teas, Klasis Amanuban Selatan. Dari Amanuban Selatan Pdt. Samuel dipindahkan ke Niki - Niki lalu kemudian ke jemaat Benyamin Oebufu, Kota Kupang pada tahun 2012 silam.
"Saya pernah terpilih jadi Wakil Ketua Klasis Kupang Tengah, kemudian terpilih jadi Ketua Klasis Kupang Tengah sekaligus waktu terjadi pemekaran saya menjadi ketua Klasis Kupang Timur sampai dengan yang sekarang terjadi dipercayai, baru terpilih sebagai Ketua Majelis Sinode GMIT," ujarnya.
Pdt. Samuel mengakui, niat untuk menjadi Ketua Sinode sendiri muncul sejak dia mulai dipilih dalam beberapa forum menjadi Ketua Klasis, juga beberapa hal yang dilakukan.
Baca juga: Proses Pemilihan Pendeta Samuel Pandie sebagai Ketua Sinode GMIT Dinilai Jujur dan Demokratis
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.