Berita NTT
DWP NTT Baksos Atasi Stunting di Kota Kupang
Edukasi itu akan dilakukan lewat media massa maupun pertemuan langsung dengan sasaran.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dharma Wanita Persatuan atau DWP NTT menggelar bakti sosial (baksos) untuk mengatasi stunting di Kota Kupang.
Baksos dalam rangka hari ulang tahun (HUT) ke 24 bulan depan. Kali ini, Kamis 9 November 2023, DWP NTT menggelar aksi sosial dengan menyasar empat posyandu dan TPA Alak, Kota Kupang.
Ketua DWP NTT Arie Ondok Lana mengatakan, rangkaian kegiatan ini merupakan rutin setiap tahun. Momentum ini sengaja dibuat lebih semarak untuk peringatan HUT ke 24 pada 7/12/2023 mendatang.
"Terkait stunting ini juga menjadi program strategisnya DWP. Ketika pemerintah mengeluarkan program itu, DWP pun langsung mengambil langkah secara bersama-sama untuk bisa mencegah stunting," kata ketua DWP NTT Arie Ondok di posyandu angrek di Kelurahan Airnona.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG: Waspada, Provinsi NTT Dikepung Gempa Potensial
Dalam informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT, kata dia, angka stunting terus menurun sejak tahun 2018 hingga kini. Dalam pengurangan angka stunting ini, menurutnya, DWP NTT juga punya kontribusi meski kecil.
Arie Ondok mengklaim kegiatan yang dijalankan itu memang dilakukan atas dasar kepedulian, di samping pelaksanaan program kerja. Baginya ke depan agenda ini akan terus dilaksanakan hingga stunting tuntas.
"Kegiatan ini sebetulnya bukan hanya hari ini. Sudah lama, sejak stunting ini ada, DWP juga menyambut dan penuh tanggungjawab untuk sama-sama mengatasi ini," ujarnya.
Menurut dia, setelah menangani stunting, DWP NTT akan berkontribusi pada sektor lain yang menjadi persoalan di NTT. DWP, sebut dia, tetep berkomitmen untuk membantu penanganan anak dan bayi yang ada sekalipun stunting telah tiada.
Untuk para ibu-ibu, Arie Ondok mengingatkan agar tetap memberi perhatian bagi anak-anaknya. Ibu-ibu pekerja, agar bisa lebih memperhatikan pada sisi makanan instan.
"Kurangi makanan jadi kepada anak. Karena itu menyumbang stunting, kemampuan anak menurun. Di usia emas yang 1000 hari pertama itu, sukanya memberikan makanan jadi. Itu tidak boleh," kata Arie Ondok, yang juga istri dari Sekda NTT, Cosmas D. Lana.
Dia beralasan pemberian makanan instan secara rutin akan menghambat pertumbuhan anak. Sehingga, bagi ibu-ibu ataupun orang tua mesti punya perhatian lebih pada usia seperti demikian.
Baca juga: DPRD NTT Minta Pemerintah Fokus Tangani Kasus Rabies di TTS
Ke depan, DWP NTT juga akan memfokuskan agenda kegiatan pada edukasi sejalan dengan presentasi angka stunting yang menurun. Edukasi itu akan dilakukan lewat media massa maupun pertemuan langsung dengan sasaran.
Ketua Panitia pelaksana Febby Adoe menyebut, sejumlah bahan makanan yang dibawa oleh DWP merupakan hasil kontribusi dari DWP tiap OPD di Pemprov NTT. Febby Adoe mengaku, semua OPD sangar antusias dalam kegiatan ini.
Istri dari Kepala Dinas ESDM NTT, Yusuf Adoe ini mengatakan, barang yang diberikan ke empat posyandu dan TPA Alak itu berupa beras, telur, susu dan perlengkapan mandi.
"Kami siapkan susu untuk anak stunting. Sementara di TPA Alak kami siapkan juga susu yang pada umumnya," sebut Febby Adoe. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPAN.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.