Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 8 November 2023 : Memikul Salib dan Mengikut Yesus

Mencintai dan menghormati orang tua bukan sekedar ajakan atau anjuran, tapi itu merupakan sebuah perintah kewajiban supaya anak beroleh kebahagiaan

Editor: Edi Hayong
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul : Memikul Salib dan Mengikut Yesus. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul : Memikul Salib dan Mengikut Yesus.

Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari Biasa XXXI merujuk pada bacaan Roma 13: 8 - 10, Mazmur 112: 1-2.4-5.9 dan Injil Lukas 14: 25-33

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis , RP. John Lewar SVD hari ini.

“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku”.

Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus

Terasa sangat tidak masuk akal jika Yesus mengharuskan para murid dan pengikut-Nya untuk membenci keluarga, orang tua bahkan anak-anaknya agar layak menjadi murid-Nya. Disisi lain, mencintai orang tua dalam kitab-kitab kebijaksanaan adalah sebuah keutamaan yang harus dilakukan oleh setiap anak.

Mencintai dan menghormati orang tua bukan sekedar ajakan atau anjuran, tapi itu merupakan sebuah perintah kewajiban supaya anak beroleh kebahagiaan.

Demikian juga dengan mencintai istri, suami, dan anak-anak. Dalam perikop ini kita merasakan betapa kerasnya pengajaran yang kita dengar.

Yesus sendiri berkata: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”. (lih. Luk 14:26).

Apakah Yesus mengajak setiap orang untuk menjadi anak yang durhaka? Pasti TIDAK!! ini adalah sebuah pelajaran penting bagaimana cara kita berfikir guna
membentuk relasi sebagai pribadi yang berkualitas, baik di hadapan Tuhan dan sesama.

Karena Yesus paham betul bahwa cinta yang begitu melekat pada halhal duniawi akan menghambat perkembangan iman seseorang. Injil Lukas mengungkapkan barang siapa mencintai Yesus tidak lebih dari cintanya pada orang-orang yang paling dekat dengannya, belum layak menjadi murid Yesus.

Orang tua dan keluarga melambangkan apa yang paling dekat dengan seseorang, apa yang mungkin baginya paling patut mendapat cinta yang paling besar.

Inilah hal mendasar itu: Yesus menuntut para murid-Nya untuk mencintai ALLAH secara total. Menjadi murid Yesus yang sejati menuntut untuk selalu mengasihi Yesus lebih dari apapun juga sekaligus siap menderita untuk terus mengikuti Dia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 8 November 2023 : Menjadi murid-Ku

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 8 November 2023, "Memikul Salib"

Beberapa kali Yesus bertemu dengan orang-orang yg mau mengikutNya,tapi setengah hati, tidak rela komitmen memberikan seluruh hidupnya kepada Yesus, hati 1
mereka belum bisa mengucapkan selamat tinggal kepada miliknya, apakah itu keluarga, (lih. Luk 9: 59-61), dan harta (lih. Mat 19: 21-22).

Dengan demikian mengikuti Yesus dibutuhkan kesiapan, tekat dan keputusan yang matang. Menjadi murid Kristus berarti harus sanggup memikul salib setiap hari dan mengikuti Dia.

Namun syarat ini tidak cukup bagi Yesus sebelum kita melepaskan diri dari segala kepunyaan atau harta yang kita miliki. Sebagaimana yang Yesus telah lakukan, Ia memberikan seluruh diri-Nya kepada kita, Ia juga menghendaki agar kita memberikan seluruh hati kita untuk menjadi milik-Nya.

Itulah tandanya bahwa kita murid-Nya, saat Dia berkuasa secara penuh dalam seluruh kehidupan kita. Dalam hidup sehari-hari, banyak orang mengikuti Yesus dengan motivasi dan ambisi pribadi. Tidak sedikit orang menjadi murid Yesus karena mau menjadi kaya, sukses dan terhormat atau memperoleh kedudukan dalam lingkungan Gereja.

Kalau tujuan-tujuan ini yang kita bawa dalam mengikuti Yesus, pastilah kita akan kecewa. Yesus tidak pernah menjanjikan kepada para pengikutNya kekayaan atau keberhasilan. Janji Yesus tidak bersifat duniawi.

Namun barangsiapa setia pada salib, pada komitmen sebagai murid Yesus, kebahagiaan surgawi akan dicurahkan ke atas mereka.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 8 November 2023, Tiga Cara Mau Totalitas dalam Berkarya

Marilah dengan rendah hati kita meneliti dan memurnikan motivasi kita dalam mengikuti Yesus.

Contemplasi:

Mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya berarti mengatasi ikatan sanakkeluarga dan kepentingan sendiri. Menjadi murid-Nya sama dengan menempuh hidup baru yang amat berlainan dengan yang biasa dijalani di rumah sebelumnya.

Demikianlah setiap murid Yesus mampu melepaskan diri dari segala keterikatan dan kelekatan duniawi, juga dalam hal harta milik. Sesungguhnya kita telah menjadi murid-Nya berkat baptisan kita dalam Gereja Katolik. Semangat melepaskan diri dari segala keterikatan duniawi telah menjadi plihan kita juga.

Saya merasa bahwa para pastor dan suster adalah sungguh murid-murid Kristus, karena mereka terbukti meninggalkan Bapak/Ibunya dan saudarasaudaranya, mengabdi diri sebagai pelayan/murid Yesus.

Doa:

Ya Allah Bapa, berikanlah kami iman yang teguh agar kami sanggup menjadi muridMu yang setia, sanggup meninggalkan segalanya supaya bisa memilih
Yesus menjadi segala-galanya dalam hidup kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami kini dan sepanjang masa..Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Rabu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved