Berita NTT

Dokter Saraf RS Siloam: Berdamai dengan Epilepsi

Pelayanan ini diharapkan dapat membuat Rumah Sakit Siloam menjadi rumah kedua bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/Joni
PODCAST -  Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Siloam Kupang dr. Olivia J. Wijaya, SpN., Head of Outpatient Services Rumah Sakit Siloam Kupang, dr. Lita Afrianty, Host Jurnalis Pos Kupang Ella Uzurasi.  

POS-KUPANG.COM - Rumah Sakit Siloam Kupang membagikan informasi mengenai penyakit epilepsi. Hal tersebut disampaikan oleh dokter spesialis saraf, dr. Olivia J. Wijaya, SpN, Jumat 20 Oktober 2023.

Mengenai penyakit epilepsi dr. Olivia mengatakan bahwa ini merupakan sebuah kelainan pada organ otak. Kelainan tersebut ditandai dengan kejang pada sebagian atau seluruh tubuh.

Tetapi kejang yang berpotensi berkembang menjadi epilepsi hanya berkisar 2-3 persen.

"Epilepsi itu sendiri adalah kelainan otak di mana ditandai dengan kecenderungan secara terus-menerus, untuk terjadinya bangkitan epileptik atau kejang bahasa awamnya ya. Yang disebabkan oleh aktivitas listrik di otak," jelas dr. Olivia. 

Ia menambahkan, epilepsi ini juga disebabkan oleh beberapa pencetus. Yaitu struktural, genetik, infeksi, metabolik, imun, dan penyebab yang tidak diketahui. Pada setiap pasien, pencetus epilepsi yang dialami berbeda-beda tergantung individu. 

Baca juga: Nonton Bareng Film 3D, RS Siloam Kupang Beri Edukasi Pentingnya Menjaga Kesehatan Otak

Sebenarnya penyakit epilepsi ini memiliki mitos-mitos yang tersebar di kalangan masyarakat. Mitos tersebut berupa penderita epilepsi tidak bisa menikah, serta tidak bisa mempunyai keturunan.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Olivia menegaskan bahwa mitos-mitos tersebut tidak benar dan tidak berkaitan dengan penyakit epilepsi

"Kalau untuk kabar bahwa penderita epilepsi tidak bisa menikah dan tidak bisa punya keturunan itu mitos ya, tetapi sebaiknya bagi pasangan yang ingin menikah dan mempunyai keturunan itu direncanakan terlebih dahulu. Nah itu supaya kami bisa mengatur obat-obatan dan pada ibu hamil kami bekerja sama dengan SPOG," tegasnya. 

Jika mendapati pasien penderita epilepsi mengalami serangan kambuh, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama. Yang pertama dilakukan adalah tetap tenang, kemudian letakan bantal di bawah kepala pasien.

Selanjutnya longgarkan pakaian di sekitar leher dan pastikan rongga mulut bebas dari bnda asing lalu posisikan pasien menyamping. 

Langkah berikutnya adalah menghubungi keluarga pasien, lalu mencatatan lama dan ciri-ciri kejang. Langkah terakhir adalah membantu pasien setelah kejang. Bantuan dapat diberikan dengan membawa pasien ke IGD terdekat. 

Pasien penderita epilepsi paling lama berobat dalam jangka waktu 3 sampai 5 tahun, sembari dilakukan evaluasi.

Selain dievaluasi, dilakukan juga tes untuk melihat aktivitas pada otak. Tes tersebut adalah Elektroensefalografi atau yang dikenal dengan EEG. 

Rumah Sakit Siloam Kupang sendiri telah menyediakan berbagai alat dan fasilitas khususnya alat tes saraf. Head of Outpatient Services Rumah Sakit Siloam Kupang, dr. Lita Afrianty menjelaskan bahwa fasilitas tes yang tersedia ada EEG, MRI, dan CT Scan. 

Baca juga: Pasien JKN-KIS Puas dengan Layanan Cuci Darah di RS Siloam Labuan Bajo

Masyarakat Kota Kupang yang ingin memeriksakan gejala epilepsi, dapat melakukan tes di Rumah Sakit Siloam. Dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan, tentunya dapat membantu dalam perawatan epilepsi

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved