Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 5 Oktober 2023, Seperti Anak Domba ke Tengah Serigala
Inspirasi kitab suci yang kita timba hari ini terfokus pada tugas perutusan yang diberikan Tuhan kepada kita
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Seperti Anak Domba ke Tengah Serigala'.
Untuk Hari Kamis Biasa XXVI ini Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik merujuk pada Bacaan I: Neh. 8:1-4a.5-6.7b-12 dan Injil:Luk.10:1-12.
Berikut ini teks lengkap renungan dari Bruder Pio Hayon SVD hari ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Sebuah perutusan biasanya selalu diketahui tempat perutusannya. Tempat orang diutus adalah bagian dari misi itu sendiri.
Namun tempat perutusan kadang membuat orang bisa merasa terganggu entah karena berat medannya atau bisa juga karena berat tugas yang diembaninya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 5 Okober 2023, Aku Mengutus Kalian Seperti Anak Domba
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 4 Oktober 2023, Peringatan Santo Fransiskus dari Asisi: "Mengikuti DIA"
Tetapi yang pasti, tempat bukan menjadi alasan untuk kita menjalankan perutusan karena yang paling penting itu adalah tujuan perutusan itu sendiri dan tugas yang kita embani yang harus dijalani dengan baik.
Untuk itu jangan pernah dipengaruhi oleh tempat perutusan kita.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Inspirasi kitab suci yang kita timba hari ini terfokus pada tugas perutusan yang diberikan Tuhan kepada kita. Dalam bacaan pertama, Allah mengutus Ezra dan Hehemia untuk mewartakan kitab Taurat kepada umat Israel yang telah pulang dari tanah pembuangan termasuk orang Levi dan semua umat menjadi mengerti kabar sukacita itu.
Sedangkan dalam Injil, Yesus mengutus tujuh puluh muridNya dan pergi berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya. Tugas perutusan yang diterima oleh ketujuh puluh murid Yesus ini disertai dengan berbagai macam syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mereka.
Yesus sebelum mengutus mereka, memberikan wejanganNya: “Tuaian memang banyak tetapi pekerjanya sedikit. Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.”
Dalam wejangan awal ini Yesus secara sengaja memasukan persoalan para pekerja yang harus bertugas untuk menjalankan misi Tuhan. Yesus mengutus 70 muridNya dan meminta mereka juga untuk mendoakan kepada “pemilik tuaian” agar mengirimkan lagi para pekerjaNya untuk tugas misi tuaian itu.
Bagi Yesus yang mendoakan ini adalah para muridNya sendiri agar mereka sekalian menjadi contoh akan bagaimana menjadi seorang pekerja bagi tuaian itu. Yesus langsung memberikan contoh praktis bagaimana menjadi seorang pekerja itu terlihat lewat para muridNya yang diutus ini.
Sesudah wejangan awal ini, Yesus langsung masuk pada tujuan perutusanNya dengan segala macam hal yang perlu diperhatikan. Hal utama yang diangkat Yesus adalah “Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kalian seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”
Tempat tujuan misi yang ditunjuk oleh Yesus seperti ke “tengah-tengah serigala” yang berarti tempat misi berada dalam keadaan serba ketakutan karena ada banyak serigala yang siap menerkam dan memangsa mereka. Itu sebuah simbol tempat perutusan penuh dengan tekanan dan gejolak yang kadang dapat mengancam nyawa sendiri.
Maka Yesus menegaskan kepada para muridNya: “Jangan membawa pundi, bekal, kasut, tidak beri salam dalam perjalanan” agar orang tidak dipengaruhi oleh segala macam yang lainnya tetapi fokus kepada tugas perutusan saja apalagi di sekitarnya selalu ada serigala yang siap menerkam.
Berbagai macam larangan Yesus itu mengingatkan para muridNya agar tidak begitu terikat dengan hal-hal lahiriah yang hanya sebagai tambahan saja dan bukan menjadi bagian dari tugas perutusan itu sendiri.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 4 Oktober 2023, Merawat Wajah Bumi
Begitu selanjutnya Yesus memberikan satu catatan penting dalam tugas perutusan itu: “Kalau memasuki sebuah rumah katakanlah lebih dahulu “Damai Sejahtera bagi rumah ini”.
Karena Yesus sudah tahu pasti tentang situasi tempat perutusan yang dipenuhi dengan banyak “serigala” yang suka akan konflik maka selalu mendahului tugas itu dengan ucapan “Salam Damai Sejahtera” supaya orang tahu bahwa seorang utusan selalu membawa damai kepada setiap orang yang dijumpainya.
Maka tugas seorang utusan adalah selalu membawa damai dan sejahtera bukan perpecahan atau pertikaian apalagi perang. Semua kita diberi tugas sebagai utusan sesuai dengan tugas perutusan kita masing-masing.
Dan karena kita semua diutus ke tengah-tengah serigala maka sebagai utusan Tuhan meminta kita untuk selalu fokus dengan tujuan misi itu sendiri dan tidak dipengaruhi oleh keadaan sekitar yakni para serigala tapi juga tidak dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dengan hal-hal lainnya yang mengikat diri kita.
Karena Yesus tahu tentang kita karena kencederungan kita adalah sangat kuat dengan begitu banyak kelekatan diri sendiri, dengan orang lain, barang, tempat, dan lain-lain agar kita hanya fokus pada tugas utama kita sebagai utusanNya.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita dipanggil menjadi utusan Tuhan sesuai dengan tugas panggilan kita masing-masing. Kedua, setiap pertusan pasti ada tantangannya maka fokuslah pada tugas perutusan bukan pada hal lain. Ketiga, ada banyak “serigala” di sekitar kita maka jangan terlalu terikat dengan hal lainnya tapi selalu terpikat kepada Tuhan dan perutusanNya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.