Berita Sumba Timur

Prevelensi Stunting Capai 11,8 Persen, Bupati Sumba Timur Minta Fokus Tuntaskan Stunting Akhir 2023

pada e-PPGBM sehingga dapat dipantau tumbuh kembang anak sehingga dapat mencapai target 10 persen prevelensi stunting. 

Penulis: Mutiara Christin Melany | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO- PEMKAB SUMBA TIMUR
BUKA KEGIATAN - Pelaksanaan Diseminasi Hasil Surveilans Gizi Melalui Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat Tahun 2023 di Aula Patola Ratu, Kantor Bupati Sumba Timur, Selasa 3 Oktober 2023 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Diseminasi hasil surveilans gizi menggunakan aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat, yang dikenal sebagai e-PPGBM di Kabupaten Sumba Timur hingga Agustus 2023 tercatat 11,8 persen.

Berdasarkan hasil pencatatan pada aplikasi e-PPGBM penimbangan bulan Agustus 2023 menunjukkan bahwa penimbangan atas 22.674 Balita yang merupakan sasaran penimbangan bulan Agustus 2023 mencapai 100 persen. 

Dari Penimbangan tersebut, jumlah balita stunting sebanyak 2.677 anak (11,8 persen) yang tersebar di 22 Kecamatan.

Demikian sambutan Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing saat membuka kegiatan Diseminasi hasil surveilans gizi menggunakan aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau e-PPGBM, Selasa 4 Oktober 2023.

Baca juga: Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Imbau Ibu-ibu Tidak Panik

Bupati Praing merincikan, prevelensi stunting tertinggi pertama di Kecamatan Lewa Tidahu dengan tingkat prevelensi 29,2 persen (194 anak). 

Tertinggi kedua di Kecamatan Paberiwai dengan tingkat prevelensi 28,5 persen (190 anak) dan tertinggi ketiga di Kecamatan Karera dengan tingkat prevelensi 26,3 persen (212 anak).

Sementara untuk 3 kecamatan dengan prevalensi stunting terendah yakni Kecamatan Kambera 3,5 persen, Kecamatan Umalulu 4 persen, dan Kecamatan Kecamatan Kambata Mapabuhang 4,4 persen.

Hal itu menunjukkan bahwa kerja kolaborasi Pemkab Sumba Timur sejak bulan September 2022 hingga Juli 2023 telah menurunkan prevelensi stunting dari 13,3 persen (3.055 anak) menjadi 11,8 persen (2.677 anak) atau mengalami penurunan 1,5 persen (37anak).

"Masih banyak tantangan karena masih terdapat 838 balita gizi kurang yang tersebar di 22 kecamatan, sehingga butuh komitmen dan kerja bersama untuk terus menurunkan angka stunting di Sumba Timur," jelas Bupati Praing.

Selain stunting, Persoalan yang masih dialami Sumba Timur seperti kemiskinan ekstrim, kematian ibu yang sudah mencapai 3 kasus serta kematian bayi yang sudah sangat tinggi yaitu sudah terjadi 60 kasus berdasarkan data per 1 Oktober 2023.

"Kami terus berupaya maksimal menekan kasus kematian ibu yang tercatat dalam tahun 2022 sebanyak 12 kasus dan angka kematian bayi sebanyak 88 kasus tidak akan terjadi di tahun 2023," pintanya.

Pihaknya juga meminta mulai Oktober-Desember 2023, kegiatan penimbangan dan pengukuran balita wajib dilakukan pada e-PPGBM sehingga dapat dipantau tumbuh kembang anak sehingga dapat mencapai target 10 persen prevelensi stunting

Bupati Praing juga meminta semua Pemerintah Desa dalam perencanaan penggunaan dana desa tahun 2024 dapat memprioritaskan penanganan stunting, gizi buruk dan yang lainnya.

Kepada Puskesmas, BP3K, Poskeswan dan Tim Penggerak PKK Kecamatan sebagai garda terdepan ditingkat kecamatan harus terlibat dalam tim tingkat kecamatan dan harus berperan dalam bentuk kerja keras dan terukur. LPM, TP. PKK Desa, Kelompok Tani, Gapoktan dan Posyandu merupakan garda terdepan ditingkat desa wajib terlibat dalam tim dan harus bekerja keras sesuai tugas dan fungsi dalam mendukung percepatan penurunan prevelensi stunting. 

Baca juga: Polres Sumba Timur Amankan Miras dan Sajam dalan Operasi Pekat

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved