Berita NTT

Kemenkumham NTT Paparkan Kendala Pendaftaran Indikasi Geografis 

Baginya proses pendaftaran hingga mengenakan kekayaan intelektual itu pun, seturut ikut melestarikan kebudayaan yang sudah menjadi turun temurun. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-KEMENKUMHAM NTT
Kepala Kanwil Kemenkumham NTT, Marciana Dominika Jone 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kepala Kanwil Kemenkumham NTT Marciana Dominika  Jone memaparkan kendala dalam pendaftaran indikasi geografis atau IG. 

Marciana Jone menyebutkan, hambatan  yang dialami oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) pada sisi kelengkapan dokumen deskripsi IG. 

Dalam pendaftaran lewat organisasi yang dibentuk berdasarkan SK Kepala Daerah sebagai representasi masyarakat penghasil produk IG dalam hal ini tenun ikat. Organisasi itu terdiri dari penenun, pengusaha tenun, budayawan. 

"Mengalami kesulitan dalam melengkapi dokumen deskripsi IG sesuai arahan dari Tim Ahli Indikasi Geografis," sebut dia, Selasa 3 Oktober 2023. 

Baca juga: Kakanwil Kemenkumham NTT Buka Kegiatan Peningkatan Pemahaman Penyusunan Prolegda di Rupbasan Kupang

Dokumen itu, kata Marciana Jone, harus dijelaskan bagaimana proses produksi (SOP) mulai dari pengelolaan benang, pewarnaan (sintetis dan alami), teknik penenunan hingga penilaian kualitas mutu dari produk Tenun tersebut. 

Kanwil Kemenkumham NTT, mengatasi masalah itu dengan  melaksanakan Geographical Indication Drafting Camp (GIDC) pada bulan Mei 2023, yang menghadirkan tim ahli indikasi geografis untuk mendampingi MPIG dalam menyempurnakan dokumen deskripsi IG masing2.

Sebelumnya, Kanwil Kemenkumham NTT mencatat provinsi NTT memiliki tiga produk indikasi geografis (IG), khusus tenun ikat. 

Menurut Kepala Kanwil Kemenkumham NTT Marciana D Jone, tiga indikasi geografis itu berasal dari dua Kabupaten di NTT

"Untuk tenun ikat saat ini Provinsi NTT memiliki 3 produk Indikasi Geografis (IG), terdaftar dari 2 Kabupaten yakni Tenun Ikat Alor, Tenun Songket Alor dan Tenun Ikat Sikka. Sementara untuk Kabupaten lainnya sementara berproses," ujarnya, Selasa 3 Oktober 2023.

Dia menjelaskan, kini sudah masuk 13 Permohonan pendaftaran Indikasi Geografis pada Kanwil Kemenkumham NTT yakni Tenun Ikat Flores Timur, Tenun Ikat Nagekeo, Tenun Ikat Ngada, Tenun Ikat Sabu Raijua, Tenun Ikat Rote Ndao, Tenun Ikat Belu, Tenun Ikat Ende, Tenun Ikat Amarasi.

Baca juga: Kakanwil Kemenkumham NTT Marciana Dominika Ajak Seluruh Jajaran Lakukan Pemutakhiran Data SIMPEG

Kemudian Tenun Songke Manggarai Timur, Tenun Ikat Sumba Timur, Tenun Pahikung Sumba Timur, Tenun Ikat Fehan Malaka, Tenun Buna Insana. 

Ia menerangkan, khusus tenun ikat Ngada, sudah selesai pemeriksaan substantif yakni proses penyesuaian data antara dokumen deskripsi IG dan kenyataannya di lapangan. 

"Kita berharap agar Tenun Ikat Ngada dapat memperoleh sertifikat Indikasi Geografis nya pada tahun ini," sebut Marciana Jone. 

Dia berharap, untuk Kabupaten lain segera mempercepat proses perbaikan dokumen deskripsi IG sebagai syarat dalam pengajuan pendaftaran IG.

Marciana Jone sebelumnya mengatakan, ia sendiri bangga dengan kekayaan intelektual yang berada di NTT. Menurutnya, warisan leluhur itu perlu dijaga, lewat pencatatan. 

Sisi lain, Marciana Jone menyebut NTT punya kekhasan masing-masing. Sehingga, perlu dilakukan perlindungan agar aset itu terus terjaga. 

"Saya ajak orang NTT, mari kita bangga. Bangga dengan budaya kita, kita dorong perlindungan, bagaimana cara melindungi, ayo daftarkan lah. Kekayaan intelektual, apakah itu ekspresi budaya tradisional atau indikasi geografis misalnya tenun ikat," jelasnya. 

Baginya proses pendaftaran hingga mengenakan kekayaan intelektual itu pun, seturut ikut melestarikan kebudayaan yang sudah menjadi turun temurun. 

Marciana Jone berkata, keunikan yang ada di wilayah NTT, juga menjadi identitas bagi masyarakat di NTT. (fan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved