Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik 25 September 2023, Dapat Melihat Cahayanya

Yesus memberikan tekanan tentang nyala atau cahaya dari pelita itu harus benar-benar mencapai tujuannya yang sebenarnya

Editor: Edi Hayong
Foto Pribadi
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik Senin 25 September 2023 berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul '..Dapat Melihat Cahayanya' 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul ' '..Dapat Melihat Cahayanya'

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik pada Hari Senin Biasa XXV  ini merujuk pada Bacaan I: Ezr. 1:1-6 dan Injil Matius :.8:16-18

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus                                                                                                                                                                                                                           

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Inti kebenaran dari sebuah cahaya adalah memberikan penerangan. Itu sebuah kepastian. Cahaya dalam dirinya sendiri selalu memberi terang dan terang itu akan semakin terlihat ketika di sekitarnya gelap.

Kalau cahaya itu tidak memberikan terang maka itu bukan cahaya. Maka tujuan yang mau dicapai oleh sebuah cahaya adalah memberikan penerangan kepada semua saja yang ada di sekitarnya dari kegelapan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Kisah tentang pelita yang  bernyala dalam kegelapan selalu memberikan inspirasi bagi kehidupan kita. Hari ini, kisah tentang pelita yang bercahaya dan dimana seharusnya ditempatkan agar mampu memberikan terang dalam sebuah rumah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 25 September 2023, Pelita

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 25 September 2023, Terang Dunia

Yesus memberikan pengajaran kepada murid-muridNya tentang pelita yang bernyala demikian: “Tak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cayahanya.”

Yesus memberikan tekanan tentang nyala atau cahaya dari pelita itu harus benar-benar mencapai tujuannya yang sebenarnya adalah supaya semua tempat mendapat cahayanya dan menerangi semua orang yang masuk ke dalam rumah.

Dan Yesus menambahkan hal ini: “karena itu, perhatikanlah cara kalian mendengar.” Kisah tentang cahaya pelita yang bernyala dan harus ditempatkan di atas kaki dian menjadi sebuah simbol tentang siapakah diri kita. Dan bagaiaman seharusnya kita bertindak dalam hidup bersama orang lain. Kisah pelita itu simbol tentang diri kita sebagai murid-murid Tuhan.

Setiap kita mendapat kekuatan dari Tuhan sendiri untuk bisa bernyala sebagai cahaya bagi orang lain. Lebih dari itu, penempatan pelita yang bernyala itu menjadi sangat krusial untuk bisa mendapatkan posisi yang benar agar cahaya itu benar-benar dapat menerangi semua ruangan dalam rumah dan semua orang yang masuk ke dalam rumah itu.

Yesus ingin memberikan penegasan kepada para muridNya agar pelita yang bernyala itu tidak ditempatkan dibawahh tempat tidur tetapi di atas kaki dian agar dapat memberikan penerangan bagi semua orang.

Yesus mau menyampaikan bahwa kita sebagai murid-muridNya harus mampu bersaksi di depan publik atau di depan banyak orang agar cahaya kebaikan kita sebagai murid-murid Tuhan itu dapat terlihat dan bahkan memberi penerangan bagi orang lain dan semua yang akan memasuki rumah “hidup” kita sebagai seorang pengikut Kristus.

Cahaya yang harus menerangi orang itu apa? Ini pertanyaan penting yakni bahwa semua perbuatan-perbuatan baik kita sebagai pengikut Kristus itulah cahaya yang dimaksudkan oleh Yesus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 25 September 2023, Tiga Cara Membuat Mata Suara Hati Semakin Bersinar

Ketika cahaya kita mampu menjadi penerang bagi semua orang yang ada di dalam “rumah” yakni keluarga atau masyarakat atau tempat kerja atau bahkan semua orang yang ada di sekitar kita dan mampu membawa mereka pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus sebagai sumber cahaya.

Maka sebenarnya kita telah berhasil menjadi cahaya yang benar karena telah menerangi semua orang dan bahkan orang lain yang masuk dalam rumah kehidupan kita. Cahaya paling kuat adalah tindakan nyata kita lewat perbuatan-perbuatan baik kita kepada siapa saja yang membutuhkan kita.

Itu tanda yang paling sempurna untuk menerangi orang yang berada dalam kegelapan dalam bentuk apa saja baik pengertian, cara berpikir dan bertindak dan hal lainnya. Kita harus mampu menjadi penerang bagi mereka.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menjadi cahaya yang mampu menerangi orang lain di sekitar kita? Atau kita blm punya cahaya yang benar-benar terang dan masih redup karena kita belum banyak berbuat baik dalam hidup dan lebih banyak urus hidup orang lain.

Atau mungkin kita masih menempatkan diri kita di bawah “tempat tidur” yaitu ego diri kita sehingga cahaya kita benar-benar belum mampu menerangi orang lain dan rumah hidup kita. Maka marilah kita semakin mencari kekuatan dari sumber cahaya kita yang benar yaitu Yesus Kristus Tuhan kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, Pertama: Yesus Kristus adalah sumber cahaya yang abadi dan tak pernah padam. Kedua, jika mau bercahaya dan mampu menerangi orang lain maka jadilah orang yang selalu setia melakukan kebajikan dan cinta kasih bagi semua orang terutama mereka yang membutuhkan bantuan kita. Ketiga, kedekatan dan intimacy kita dengan Yesus akan mampukan kita menjadi cahaya yang mampu menerangi semua orang yang ada di sekitar kita. Jadilah pelita yang selalu bernyala bagi orang lain.(*)

Baca Renungan Harian Katolik Lainnya silahkan KLIK di SINI

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved