KKB Papua
Jenderal Dudung Soal KKB Papua: Mereka Itu Saudara Kita Tapi Berbeda Pandangan dan Kriminalis
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Dudung Abdurachman akhirnya angkat bicara terkait pergolakan yang terjadi Papua selama ini. Mereka saudara kita.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM – Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal Dudung Abdurachman akhirnya angkat bicara terkait pergolakan yang terjadi Papua selama ini. Pergolakan itu terjadi antara Kelompok Kriminal Bersenjata dengan prajurit TNI Polri.
Sejak lama, Kelompok Separatis Teroris tersebut melancarkan aksinya baik menyerang prajurit TNI Polri maupun masyarakat sipil. Mereka juga membakar fasilitas umum yang dibangun pemerintah untuk kepentingan masyarakat
Dikatakannya, tindakan kelompok pengacau keamanan itu memang sangat disesalkan. Karena apa yang dilakukannya berdampak terhadap stabilitas keamanan di wilayah tersebut.
Aksi-aksi yang dilakukan, tandas Jenderal Dudung Abdurachman, kerap berakibat pada kematian, baik itu yang menimpa prajurit TNI Polri maupun warga sipil lainnya.
Dalam kabar viral di media sosial, Jenderal Dudung juga menyebutkan bahwa meski faktanya demikian mengerikan, tetapi pemerintah tak bisa mengambil tindakan yang lain dari yang dilakukan saat ini.
Pasalnya, lanjut dia, KKB Papua adalah sesama saudara kita. “Mereka itu saudara kita juga. Hanya berbeda pandangan dan bersikap kriminalis,” tandasnya
“Saya juga sering katakan, bahwa KST (Kelompok Separatis Teroris) itu saudara-saudara kita. Mereka punya pemikiran yang berbeda dan bersifat kriminal,” ujarnya.
99,9 Persen rakyat Papua, lanjut dia, adalah bangsa Indonesia. “Mereka merah putih. Mereka NKRI. Mungkin hanya sekitar 1 persen saja yang KST. Jadi mereka itu saudara kita,” ujarnya lagi.
Mengingat KST adalah bagian dari Warga Negara Indonesia, maka harus diberikan pemahaman dan penjelasan bagaimana membangun Papua agar menjadi maju. “Ini yang harus dibicarakan untuk keutuhan negara ini,” tegasnya.
“Mari kalau kita mau bangun, kita bangun bersama-sama. Semua lembaga negara sama-sama punya peran untuk membangun Papua sebagaimana pembangunan di wilayah lain di Indonesia,” ujarnya.
Apabila birorkasi kesulitan, apabila kementerian dan lembaga menghadapi masalah, kata Dudung, maka hal itu bisa dibicarakan. TNI Polri bisa ikut berperan untuk mengatasi masalah tersebut.
Jika peran ini dimainkan secara bersama-sama, maka kesejahteraan rakyat seperti yang diinginkan, bisa terwujud. Perubahan kesejahteraan yang diharapkan itu, secara bertahap pasti akan bisa diwujudnyatakan dengan baik.

Pemerataan perekonomian di Papua, kata Dudung Abdurachman, harus sama dengan wilayah lain. Untuk itu diperlukan konsep dan perencanaan yang kuat, sehingga apa yang dilakukan ke depan bisa mewujudkan keinginan bersama bangsa ini.
Baca juga: KKB Papua Bakar Gudang Beras di Kabupaten Puncak, Wakapolda: Benar, Hari Itu Terjadi Dua Insiden
Perencanaan itu, kata Dudung, mencakup juga langkah TNI terkait keamanan di daerah itu. Jika dibutuhkan operasi terpadu, maka itu yang akan disampaikan kepada Panglima TNI, Yudo Margono.
“Nanti Panglima TNI yang akan melaporkannya kepada Presiden, bagaimana langkah-langkah strategis yang akan dilakukan dalam rangka penanganan Papua ke depan,” ujarnya.
Menurut dia, jika semua hal tersebut nantinya dilaksanakan dengan baik, maka pihaknya optimis tak akan ada lagi gerakan separatis di Tanah Papua.
“Mari kita bersatu membangun Papua. Papua indah, alamnya berlimpah, sumber daya manusianya juga luar biasa, sehingga jika dibangun bersama-sama akan lahir kemajuan yang luar biasa pula,” ujarnya.
Menyangkut langkah spesifik yang dilakukan terhadap Kelompok Separatis Teroris, Dudung Abdurachman menyatakan bahwa jika kelompok itu melakukan tindakan kriminal terhadap masyarakat, maka wajib hukumnya diambil tindakan tegas terukur.
“Bagi mereka (KST) yang melakukan tindakan kekerasan baik terhadap warga sipil maupun pihak lainnya, maka TNI Polri pasti akan mengambil tindakan tegas,” tandasnya.
Untuk diketahui, sampai saat ini, KKB Papua masih menunjukkan eksistensinya dengan melakukan pelbagai tindakan kejam. Mereka tidak saja menyerang aparat bersenjata tetapi juga menghabisi warga sipil lainnya.
Bahkan mereka juga melakukan penyanderaan terhadap siapa pun yang hendak disandera. Salah satunya, adalah pilot Susi Air, Philips Mark Merthens, yang sudah disandera sejak 7 Februari 2023.
Sejak saat itu sampai dengan saat ini, kelompok penyandera yang dipimpin Egianus Kogoya masih menawan pilot yang berkebangsaan Selandia Baru tersebut.
Bahkan penyanderaan itu dijadikan sebagai senjata untuk menuntut pemerintah Indonesia segera memerdekakan Papua. Namun hingga saat ini tuntutan tersebut sama sekali ditolak.
Mungkin karena tuntutannya tak dipenuhi oleh pemerintah Indonesia, sehingga KKB Papua dibawah naungan TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka ) terus melancarkan aksi-aksi anarkisnya.
Mereka juga terus menebar terror kepada masyarakat. Teror itu di antaranya dengan menembak siapa pun warga sipil yang ditemui, baik tukang ojek, petugas kesehatan, paramedis, aparatur sipil negara atau ASN dan lainnya.
Mereka juga tak segan-segan membakar semua fasilitas umum yang dibangun untuk kepentingan masyarakat. Fasilitas yang dibakar itu seperti kantor pemerintah, kantor camat, gedung-gedung sekolah dan bangunan lainnya.
Bahkan kios-kios di pasar pun dibakar secara membabibuta. Kios-kios itu dibakar dengan alasan dibangun pemerintah untuk ditempati orang-orang yang akan memata-matai pergerakan KKB Papua.
Seperti halnya pembakaran kios yang terjadi di Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Senin 18 September 2023.
Baca juga: Tonjolkan Diri Bak Raja di Pegunungan Bintang, Kapolda Papua: Itu Ciri Baru KKB Papua
Dalam insiden tersebut, KKB membakar habis semua kios yang dibangun Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang di Kampung Yapimakot. Kios yang dibakar itu umumnya digunakan warga pendatang yang mengais reseki.
Namun dimata KKB Papua, kios tersebut adalah markas TNI Polri untuk memata-matai semua pergerakan kelompok kriminalis tersebut. Dengan alasan itulah mereka pun membumihanguskan pasar Yapimakot. (*)
Ikuti Pos-Kupuang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.