Berita Kota Kupang

FKIP Undana Kupang Gelar Workshop Kurikulum Menuju Akreditasi Internasional

Sebab, poin penting dari rekonstruksi tersebut adalah memberikan jalan lintas bidang kepada lulusan PBSI.

Penulis: Ray Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
KURIKULUM - Suasana pose bersama saat di sela-sela Workshop kurikulum FKIP Undana Kupang dalam rangka persiapan akreditasi internasional Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Workshop ini berlangsung di ruang rapat Senat FKIP Undana Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam rangka persiapan Akreditasi Internasional Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Undana Kupang, menggelar Workshop Rekonstruksi Kurikulum Prodi PBSI.

Kegiatan workshop tersebut berlangsung selama dua hari yakni 15-16 September 2023 bertempat di Ruang Rapat Senat FKIP Undana Kupang.

Pada kesempatan tersebut, Dekan FKIP Undana, Dr. Melkisedek Taneo mengatakan, workshop ini merupakan kesempatan untuk membenahi lembaga FKIP. 

Dimana, kata dia kurikulum menjadi salah satu yang penting dan strategis dalam pembenahan tersebut. 

"Ada berbagai macam kurikulum dengan keunggulannya masing-masing, ada K13, MBKM, dan Kurikulum Merdeka," sebutnya.

Baca juga: Terpilih sebagai Dekan FKIP Undana, Melkisedek Taneo Dorong MBKM


Sehingga hal Ini menimbulkan cara pandang dan pemahaman masing-masing orang. Tetapi, bagi perguruan tinggi harus berpikir bagaimana memahami roh kurikulum sampai tahapan implementasi dan evaluasi, agar ketika kurikulum hadir, dipakai sebagai instrumen yang strategis.

Workshop yang berlangsung dua hari tersebut akan dominan terkait masalah kebahasaan. Karena itu, tim satgas mulai berbenah dan mengumpulkan dokumen untuk keperluan akreditasi internasional.

Menurutnya, bukan sekedar berbenah, melainkan dapat fokus pada apa yang menjadi substansi kurikulum yang cocok digunakan dalam pembelajaran. 

"Kami sangat percaya tim satgas dalam waktu yang tidak terlalu lama, perampungan dokumen akreditasi menuju internasional pasti sudah selesai," tegasnya.

Baca juga: Pegawai FKIP Undana Meninggal Dunia, Dekan FKIP Sebut Korban Sosok yang Baik Hati

Dampak lanjutan workshop tersebut, Melki menyebut akan mendatangkan narasumber untuk bisa melihat dan memeriksa kembali kelengkapan dokumen FKIP untuk nantinya siap diajukan menjadi akreditasi internasional. 

Lebih lanjut, ia membeberkan, selain PBSI, ada tiga prodi lainnya yang juga akan menuju akreditasi internasional, yaitu Bahasa Inggris, PPKN dan S2 Linguistik.

Ketua Tim Satgas Akreditasi Internasional PBSI, Prof. Simon Sabon Ola menyampaikan, PBSI didorong untuk mengikuti akreditasi internasional dengan sejumlah nilai yang harus dipenuhi, karena itu rekonstruksi kurikulum tersebut berorientasi global dengan mendorong kurikulum Outcome Base Education (OBE). 

Dengan begitu, kurikulum terkait akan ditinjau kembali dengan kurikulum yang sudah ada.

Dengan mendorong lulusan yang berorientasi ke luar negeri, maka kurikulum OBE juga akan mendorong para lulusan memiliki kompetensi yang bervariasi, tidak hanya sekedar menjadi guru.

"Itu yang akan diangkat ke permukaan agar komunikasi internasional kita juga memadai. Lulusan kita orientasinya mau jadi apa, ini sebuah perluasan dari mulanya hanya guru, sekarang jadi lebih luas, jadi pegiat media, guru bahasa indonesia untuk penutur asing, editor, jurnalis" jelasnya.

 

Baca juga: Profesor Termuda Daftar Bacalon Dekan FKIP Undana Kupang

Sebab, poin penting dari rekonstruksi tersebut adalah memberikan jalan lintas bidang kepada lulusan PBSI.
 
"Akreditasi internasional mau disandingkan dengan akreditasi BANPT yang orientasinya lebih banyak ke operasional administrasi, tapi dengan OBE orientasinya adalah global atau internasional," sambungnya. 

Pemateri dari Universitas Negeri Surakarta, Titi Setyaningsih dalam pemaparannya menyebut bahwa proses rekonstruksi kurikulum terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu tracer study dan analisis kebutuhan pengguna, analisis profil lulusan dan cpl, perumusan kompetensi lulusan dan bahan kajian.

Selain itu terdapat juga peninjauan eksisting kurikulum, pembentukan mata kuliah dan penetapan strategi pencapaian cpl, dan penyusunan rps, lalu penetapan kurikulum dengan SK Dekan untuk diimplementasikan. 

"Jadi disini kita akan lihat mata kuliah mana yang lebih baik dihilangkan saja, karena sudah tidak relevan," tambahnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved