KKB Papua

Usai Sergap Markas KKB Papua di Nduga, Wakapolda Imbau TNI Polri Waspadai Serangan Balasan

Saat ini suasana di Kabupaten Nduga dan Yahukimo relatif kondusif. Masyarakat beraktivitas seperti biasa. Tak ada tanda-tanda akan ada serangan balik.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
DIMINTA WASPADA – Prajurit TNI Polri yang bertugas di daerah rawan, diimbau untuk waspada terhadap serangan balasan yang dilakukan KKB Papua. Imbauan itu disampaikan Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat. 

POS-KUPANG.COM – Sampai saat ini suasana di Kabupaten Nduga dan Yahukimo relatif kondusif. Masyarakat setempat beraktivitas seperti biasa. Tak ada tanda-tanda akan ada serangan balik dari KKB Papua sebagai respon atas penyerangan markasnya di Kabupaten Nduga, Kamis dini hari.

Meski demikian, Wakapolda Papua, Brigjen Ramdani Hidayat mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar rumah bila sudah diatas jam 17.00 WIT. Sedangkan kepada prajurit TNI Polri diminta mewaspadai kemungkinan adanya serangan balasan dari Kelompok Separatis Teroris tersebut.

Untuk diketahui, pada 31 Agustus 2023, prajurit TNI menyergap markas KKB Papua di Kampung Alugoro, Kabupaten Nduga. Dalam penyergapan tersebut, tiga anggota KKB tewas tertembak. Tiga korban itu masing-masing Ganti Gwijangge, Armi Tabuni dan Danyon Alugoro.

Aparat juga mengamankan beberapa pucuk senjata api dan amunisi serta dokumen-dokumen penting KKB terkait Papua merdeka.

Saat ini prajurit TNI Polri senantiasa siaga satu untuk mengantisipasi pelbagai hal yang tidak diinginkan. Setidaknya untuk mencegah serangan balasan atas penyergapan tersebut.

Namun untuk mengingkatkan pengamanan di wilayah setempat, prajurit TNI Polri diminta meningkatkan patroli, sementara masyarakat dilarang beraktivitas di luar rumah saat hari mulai senja atau di atas pukul 17.00 WIT.

Wakapolda Papua, Brigjen Ramdani Hidayat juga telah memerintahkan tim gabungan TNI Polri untuk mengantisipasi serangan balasan. Dan, selalu berkoordinasi dengan semua pihak untuk hal-hal yang tidak diinginkan.

“Setiap hari, harus tetap antisipasi dan koordinasi dengan semua stakeholders yang ada, koordinasi dengan pasukan, dengan pemda untuk mencegah adanya serangan balasan,” ujar Ramdani Hidayat.

Ia menyebutkan koordinasi tersebut harus selalu dilakukan baik saat ada kejadian maupun tidak adanya kejadian. “Jadi, tetap dilakukan saling koordinasi secara baik dalam situasi apa pun,” ujarnya.

Tentang jatuhnya korban jiwa, Brigjen Ramdani Hidayat mengatakan, sesungguhnya pemerintah tidak menginginkan jatuhnya korban jiwa, baik itu dari kalangan warga sipil maupun warga sipil bersenjata dalam hal ini KKB Papua.

“Kami tidak menginginkan adanya korban jiwa di kalangan KKB Papua. Mengapa? Karena kita sama-sama manusia, kita juga sama-sama Warga Negara Indonesia. Dia (anggota KKB Papua) adalah bagian dari kita. Dia adalah bagian dari rakyat Indonesia yang harus kita lindungi. Jadi kita berusaha untuk selalu menghindari jatuhnya korban jiwa dalam situasi apa pun,” ujarnya.

Hingga saat ini, lanjut Ramdani Hidayat, belum ada laporan tentang adanya korban tambahan pasca insiden tersebut. Itu artinya, setelah kejadian itu, tak terjadi lagi hal-hal yang berdampak terhadap jatuhnya korban jiwa, baik di kalangan masyarakat, KKB Papua maupun prajurit TNI Polri.

Untuk diketahui, sebelum insiden penyergapan markas KKB Papua di Kampung Alugoro, Kabupaten Nduga, pada Kamis dini hari, 31 Agustus 2023, KKB Papua melakukan serangan mengerikan terhadap beberapa warga sipil di Kenyam.

Dalam serangan tersebut, satu truk dibakar dan tiga warga sipil lainnya dibunuh secara kejam. Tiga warga sipil tersebut terlebih dahulu dianiaya, disiksa hingga akhirnya ditembak mati oleh anggota Kelompok Separatis Teroris itu.

Sebelum tindakan kejam tersebut, anggota KKB Papua juga melakukan penyerangan secara mengejutkan dengan membakar bangunan gedung perpustakaan. Selain itu menyiksa Camat Kharmamongga, Darson Hegemur hinga tewas.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti, kelompok KKB manakah yang paling bertanggung jawab dalam insiden penyerangan yang paling mengerikan dalam tahun 2023 ini. Namun kuat dugaan, para pelaku adalah anggota kelompok pengacau tersebut.

Untuk diketahui, pada 16 Agustus 2023, anggota KKB Papua tiba-tiba menyerang tiga warga sipil yang sedang berada di Jalan Batas Batu, Kabupaten Nduga. Para pelaku juga membakar satu unit truk yang sedang parkir di tempat itu.

Tiga warga sipil tersebut terlebih dahulu dianiaya. Akibatnya sekujur tumbuhnya penuh luka. Setelah ketiga korban tersebut dalam keadaan tidak berdaya, anggota KKB Papua kembali menembakinya hingga tewas di tempat.

Ada pun tiga warga sipil yang tewas dalam tindak penganiayaan dan penembakan itu, yakni Stefen Didiway, Mikhael Rumaropen dan Syamsul Ahmad.

Baca juga: Pasca Tembak Mati Anggota KKB Papua, Satgas Ops Damai Cartenz Tangkap Satu Kepala Kampung

Dalam kejadian tersebut, prajurit TNI Polri sudah berusaha terjun ke lokasi kejadian dan menangkap para pelaku. Namun usaha itu tak berhasil, karena sebelum tiba di TKP (Tempat Kejadian Perkara), para pelaku telah melarikan diri.

Hingga saat ini pun belum diketahui motif dari tindakan kejam para pelaku tersebut. Namun saat ini prajurit TNI Polri telah diperintahkan untuk mengejar para pelaku sampai dapat. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved